ArtikelBudayaLingkungan HidupPendidikan

21 Februari: Hari Peduli Sampah Nasional

181 views
2 Komentar

Alhamdulillah, Pemerintah telah mengingatkan tentang peristiwa luar biasa pada tanggal 21 Februari 2005. Temtamh apa? Peristiwa ini adalah terjadinya tragedi longsor tumpukan sampah yang menggunung sampai di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Leuwi Gajah. Bukan hanya membukit, tapi menggunung. Satu lagi tragedi di negeri ini. Selain tragedi narkoba, ada tragedi korupsi. Sampah yang menggunng tersebut telah mengakibatkan 157 orang terkubur, dan telah menghilangkan 2 (dua) kampung dari peta negeri kita. Tragedi tersebut kita kenang sebagai Hari Peduli Sampah Nasional. Marilah kita tingkatkan kepedulian kita terhadap tragedi tersebut.

Empat tingkatan kepedulian

Saya sering mengingatkan bahwa kepedulian terhadap apa pun itu ada empat tingkatan. (1) EGP (emangnya gue pikirin) adalah tingkatan yang paling rendah. (2) mampu tapi tak mau, ini tingkatan kepedulian yang masih rendah, walaupun mampu, apa artinya jika kita tak mau? (3) mau tapi nggak mau, sedikit lebih tinggi dari kepedulian kedua tersebut, (4) amanah, mau dan mampu dilaksanakan secara benar, inilah tingkat kepedulian yang paling tinggi, yang seharusnya bukan hanya kita katakana, tetapi kita laksanakan. Mudah-mudahan kepedulian kita masuk dalam kategori AMANAH tersebut. Amin. Jangan mengatakan apa yang tidak pernah kita lakukan. Ajakan Relawan Gerakan Turun Tangan ini merupakan pelaksanaan kepedulian yang tertinggi tersebut. Insya Allah, Amin.

Data Sampah?

Marilah kita membuka lebar-lebar mata hati kita tentang sampah. Benar! Masalah sampah merupakan masalah nyata di depan hidung kita.  Relawan Gerakan Turun Tangan telah menunjukkan bukti tentang besarnya masalah sampah dalam kehidupan kita. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh Petungsewu Wildlife Education Center jumlah sampah sampai hari ini yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia adalah sebanyak 11.330 ton. Jika diambil reratanya, maka per orang di Indonesia menghasilkan 0,050 kg per hari. Jika jumlah tersebut dikalikan satu tahun, maka jumlah sampah yang diproduksi adalah sebanyak 4.078.800 ton. Ini memberikan bukti bahwa sesuatu yang besar itu berasal dari yang sedikit. Sedikit demi sedikit, lama kelamaan menjadi bukit (gunung). Allahu akbar.

Cukup berpangku tangan?

Berpangku tangan? Tidak! Apalagi dengan lepas tangan! Urun angan memang perlu, tetapi bukan hanya itu! Yang jelas, kita memang harus TURUN TANGAN. Inilah konsep Anies Baswedan yang telah membawanya ke jenjang Menteri. Demikian pula dengan penanganan masalah sampah. Semuanya harus TURUN TANGAN. Untuk apa?

Pertama, kumpulkan sampah yang kita hasilkan. Buanglah di tempat yang sudah ditentukan. Semalam ada seorang kawan penumpang bus jemputan dari Kemdikbud. Kertas bekas bungkus perman di bus jemputan dimasukkan ke dalam tasnya. Bukan dibuang seenaknya di dalam bus. TURUN TANGAN yang sangat sepele bukan? Apalagi dengan botol bekas aqua. Ada penumpang mobil mewah yang seenaknya membuangnya melalui jendela mobilnya. Membuang punting rokoh di sembarang tempat. Seharusnya kita MALU melakukan seperti itu. Bicara soal IMAN? Hadist Abu Hrairah, beliau berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda “Iman itu ada lebih dari tujuh puluh tujuh cabang, dan MALU merupakan salah satu cabang dari IMAN.” Jadi masalah sampah yang maha dahsyat tersebut ujung-ujungnya karena tidak ada IMAN. Allahu Akbar.

Iman bukan hanya soal shalat yang khusuk, bukan hanya soal puasa, bukan hanya soal dzikir yang panjang dan berlama-lama. Tapi karena masalah yang kita hadapi di depan hidung adalah sampah, makan MALU tidak membuang sampah pada tempatnya adalah menjadi masalah IMAN yang sangat besar. MALU tidak membuang puntung rokok di sembarang tempat.

Ada orang yang mengatakan “ini kan rokok yang saya beli sendiri, saya hisap sendiri di mana pun juga, puntungnya saya buang sendiri di mana pun juga.” Malah kita melihat seorang tokoh agama yang merokok seenaknya dalam acara pertemuan. Tokoh ini pun sebenarnya termasuk yang TIDAK BERIMAN jika harus membuang sampah di sembarang tempat. Belum lagi akibat yang ditimbulkan, karena menyebabkan sakit bagi perokok pasif dalam ruangan tersebut. Wallahu alam.

Kedua, lakukan apa saja untuk sampah yang jumlahnya banyak untuk mengolahnya dengan cara bijak. Model bank sampah, sebagai misal, programnya harus didukung. Bikin kotak sampah yang telah memisahkan beberapa macam sampah. Bukin LSO (lubang sampah organik) di kawasan yang masih ada sedikit lahan. Bukan hanya dapat menyerap air hujan, tetapi juga untuk membuat kompos yang diperlukan untuk menyuburkan tanah. Alat teknologi biopori merupakan hasil karya yang sangat bermanfaat untuk manajemen lingkungan hidup. Penemu alat teknologi biopori seperti ini sangat pantas untuk memperoleh penghargaan dari Pemerintah atau dari siapa pun, seperti Rekor MURI yang telah memberikan penghargaan kepada pencipta lagu terbanyak tentang sekolah, yakni sekolah yang menjaga kebersihan sekolahnya. Sebagai contoh, seorang Ketua Komite Sekolah SDN Cibeusi telah memperoleh Rekor MURI karena telah menciptakan lagu terbanyak tentang sekolahnya. WC sekolah yang bersih.  Rekor Bank Sampah terbanyak di kabupaten/walikota juga sangat pantas untuk memperoleh penghargaan dari MURI. Memang, bukan penghargaan yang menjadi tujuan utamanya. Tujuannya adalah membangun kepedulian yang tertinggi sebagaimana yang telah dijelaskan, yakni AMANAH agar tidak terjadi lagi TRAGEDI SAMPAH DI NEGERI INI.

Oleh karena itu, maka dalam peringatan HARI KEPEDULIAN SAMPAH pada tanggal 21 Februari 2016, kita semua meningkatkan kepedulian terhadap sampah yang telah kita hasilkan sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Wallahu alam bishawab. Hidup RELAWAN TURUN TANGAN!

*) Laman: www.suparlan.com; Surel: me@suparlan.com. Kritik dan masukan untuk tulisan ini akan simpan dalam guci emas untuk perbaikan tulisan ini di masa depan.

Depok, 28 Januari 2016.

Tags: 21 Februari, Lingkungan Hidup, Lubang Sampah Organik (LSO), Peduli Sampah Nasional

Related Articles

2 Komentar. Leave new

  • dadang adnan dahlan
    Minggu, 21 Feb 2016 08:37:39

    SAMPAH: hari ini 21 Februari 2016 untuk pertama kali diperingati sebagai hari peduli sampah nasional (HPSN) yang puncak acaranya diselenggarakan di Kota Makassar, sekaligus untuk mengenang peristiwa kelam di tempat pembuangan akhir (TPA) Leuwigajah Cimahi Jawa Barat (21 Februari 2005 — sebelas tahun lalu) di mana sampah dapat menjadi mesin pembunuh raksasa yang merenggut nyawa hingga 157 jiwa warga dari dua kampung (Cilimus dan Pojok) akibat tergulung longsoran sampah ketika terlelap tidur dini hari. Mayoritas korban adalah penduduk di sekitar TPA yang bekerja sebagai pemulung.

    Semoga peristiwa kelam bencana tidak terulang kembali akibat kekurangpedulian pengelolaan sampah yang tidak berwawasan lingkungan. Hindarkan membuang sampah sembarangan siapa pun, di mana pun, kapan pun.

    PERINGATAN HARI-HARI LINGKUNGAN HIDUP
    Karya Dadang Adnan Dahlan

    Ingatlah tanggal dan hari terpenting
    Peringatan hari lingkungan hidup
    Nasional dan internasional
    Untuk jaga bumi tetap lestari

    Mari berbuat sekecil apa pun
    Tak buang sampah sembarangan
    Air dan listrik hemat pergunakan
    Hambat laju pemanasan global

    Tanamilah lingkungan sekitar kita
    Walau hanya sebatang pohon
    Cegah longsor, banjir, dan kekeringan
    Indonesia paru-paru dunia

    >> Warga semangat giat berkiprah
    >> Dua satu Februari: hari sampah
    >> Hari air: dua puluh dua Maret
    >> Hari bumi: dua puluh empat April

    >> Warga sepakat giat berkarya
    >> Lima juni hari lingkungan hidup
    >> Hari habitat satu Oktober
    >> Hari (cinta) puspa-satwa: lima November
    [… Lestarikan hutan, tanah, dan air!…]

    Jatinangor, 19 Oktober 2007/21 Februari 2016

    Balas
  • dadang adnan dahlan
    Senin, 8 Feb 2016 09:37:51

    Rasulullah saw mengatakan, “Amal yang disenangi Allah ialah yang terus menerus dilakukan (dawam), meskipun kecil (sedikit).” Demikian pula masalah sampah, tidak membuang sampah sembarangan meski hanya selembar bekas bungkus permen. Lama-lama sampah menjadi bukit, seperti musibah yang terjadi di TPA Leuwigajah Cimahi, kota bertetangga dengan Bandung beberapa tahun lalu yang menimbulkan korban jiwa. Kepada anak-anak pola hidup bersih dan sehat (PHBS) harus mulai dilatih dan diajarkan, termasuk kebersihan jamban/toilet/WC. Di Bandung ada Prabu (sebutan untuk siswa dalam gerakan pungut sampah). Juga untuk masyarakat ada gerakan biopori (seperti artikel biopori yang ditulis Pak Parlan), untuk menghindari banjir dan krisis air pada musim kemarau. Lestarikan hutan, tanah, dan air …
    TOILET “SAHABAT SETIA”
    Karya Dadang Adnan Dahlan

    Lihat teman budaya orang Jepang!
    Negeri maju yang patut kita tiru
    Tempatkan toilet dan WC terpenting
    ‘Tuk jaga kesehatan ‘kluarga

    Ingin maju seperti orang Jepang?
    Indahkan kebersihan toilet dan WC
    Jangan buang air besar sembarang
    Sanitasi pola hidup bersih sehat

    Toilet dan WC selalu terjaga
    Cermin lingkungan sehat tertata
    Toilet dan WC “sahabat” setia
    Jauhkan sampah serta kotoran

    Ingatlah sembilan belas November
    UNICEF: hari toilet sedunia
    Edukasi tak buang air besar sembarang
    Gelar Aksi Nasional Tinju Tinja*)

    Untuk bahagia kelak dewasa
    Jagalah kesehatan reproduksi
    Usia remaja rentan godaan
    Bentengi akhlak dan keimanan

    Jatinangor, 28 September 2007/19 November 2015

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts

Puisi

Berbeda itu, Satu itu

BERBEDA ITU, SATU ITU   Oleh: Suparlan   Ketika negeri ini telah merdeka, Pada tanggal 17 Agustus 1945,…