SEKOLAH SEBAGAI TAMAN YANG MENYENANGKAN BAGI ANAK
Oleh: Suparlan *)
Setelah mencermati komentar dari orangtua siswa SD Cibeusi Jatinangor terhadap artikel tentang prestasi Komite Sekolah SDN Cibeusi, saya merasa perlu memberikan penegasan tentang artikel tersebut. Sama sekali bukan untuk menyanggahnya, tetapi justru untuk mendukungnya. Seratus persen untuk mendukungnya.
Pertama, ternyata masih ada sosok orang tua siswa seperti Saudara Taufik Hidayat, dengan surel [email protected], yang demikian peduli terhadap pendidikan anaknya. Sudah barang tentu identic dengan masa depan generasi masa depan. Harapannya mudah-mudahan bagian terbesar orang tua peserta didik adalah seperti sosok Saudara Taufik Hidayat tersebut. Apakah komentar beliau kepada keberhasilan Komite Sekolah SDN Cibeusi? “Subhanallah,” adalah ucapan dan kesan pertama terhadap keberhasilan Komite Sekolah SDN Cibeusi. “Sebagai orang tua dari dua orang putra-putrinya, sangat terkesan dengan prestasi yang diraih SDN Cibeusi, “ inilah komentar berikutnya. Selanjutnya, orang tua siswa yang peduli ini sangat terkesan dengan prestasi yang telah diraih SDN Cibeusi.
Kedua, orang tua siswa ini berharap prestasi SDN Cibeusi tidak hanya dimiliki SDN Cibeusi sendiri, melainkan dapat berpengaruh terhadap sekolah-sekolah lain di negeri ini. Secara tidak langsung beliau berhadap semakin banyak sekolah lainnya dapat mengikuti jejak SDN Cibeusi ini. Makin banyak sekolah lain yang dapat mengikuti kegiatan FESPARA LAUSSI (Festival Paduan Suara Lagu-Lagu SDN Cibeusi) dan berlomba-lomba untuk memperoleh Rekor MURI seperti yang telah diraih oleh SDN Cibeusi.
Semalam saya mengikuti acara televisi yang menampilkan para tokoh menyanyikan lagu-lagu merdu seperti Indonesia Pusaka, dan terpikirlah kiranya makin banyak kegiatan seperti itu dapat dilaksanakan dalam dunia pendidikan. Semakin banyak kegiatan Festival Paduan Suara semacam itu diikuti oleh peserta didik di negeri ini. Memang, bukan tidak ada sama sekali, karena setiap tahun Kementerian juga mengadakan FLS2SN (Festival Lomba Siswa dan Seni Nasional). Seharusnya kegiatan festival dan lomba seperti itu bukan hanya di tingkat nasional, tetapi diawali dengan kegiatan akar rumput di tingkat mulai dari kecamatan, kabupaten, dam provinsi, dengan maksud agar dapat diikuti lebih banyak peserta didik, sehingga kegiatan yang dirancang oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab dalam bidang pendidikan, seperti rencana pesta bikini, dan pesta-pesta lainnya seperti pesta narkoba, serta berbagai kegiatan yang dapat menjerat kehidupan masa depan generasi bangsa.
Ketiga, kemesraan hubungan antara sekolah dan keluarga menjadi salah satu pilar keberhasilan dalam pecapaian tujuan pendidikan di sekolah. Prestasi SDN Cibeusi memberikan pelajaran bagai semua komponen pendidikan untuk bekerja sama menumbuhkan sinergi memajukan pendidikan bukan hanya di sekolahnya, tetapi untuk pendidikan dalam kehidupan masyarakatnya. Dengan demikian, ibarat kehidupan sekolah menjadi cermin bagi kehidupan masyarakat, maka dalam skala yang lebih luas, kita dapat memperoleh gambaran bahwa sekolah juga akan menjadi gambaran kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, jika peserta didik banyak mengungkapkan lagu-lagu yang merdu, diharapkan kelak semakin banyak anak-anak bangsa yang melagukan lagu-lagu kehidupan yang merdu, lembut dan kasih sayang, yang mudah-mudahan berdampak positif tanpa kekerasan, anarkisme, dan bentrokan serta tawuran juga dalam kehidupan.
Keempat, kecerdasan sebagaimana yang dirumuskan sebagai tujuan pendidikan nasional bukan hanya kecerdasan dalam ranah fisik dan intelektual semata-mata, tetapi juga ranah sosial-emosional, bahkan juga ranah hati dan spiritual, tetapi juga “mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Kecerdasan ini tidak lain adalah kecerdasan komprehensif yang mengembangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan, bahkan jiwa raga secara manusia secara menyeluruh. Bangunlah jiwanya, bangunlah raganya.
*) Laman: www.suparlan.com. Surel: [email protected].
Jakarts. 21 Mei 2014.