Oleh: Suparlan *)
Kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, kita meminjamnya dari anak-anak kita.
(Peribahasa asli Amerika)
Jika ada seorang penulis yang merasa gregetan melihat penumpang mobil yang telah membuang sampah plastik di jalan raya, maka saya pun jadi gregetan jika melihat sampah organik telah dibuang di mana-mana. Itulah sebabnya, saya telah mencoba menulis tentang LSO (lubang sampah organik), sebagai salah satu upaya untuk dapat ikut menjaga kebersihan lingkungan.
Perlu kita ketahui bersama bahwa jika membuat biopori terutama untuk meningkatkan daya serap air ketika datang musim penghujan, maka LSO selain juga dapat untuk meningkatkan daya serap air, terutama berguna untuk menampung sampah organik agar tidak beterbangan ke mana-mana.
Lalu, di mana kita sebaiknya dapat membuat LSO tersebut, agar kita ikut dapat ikut menjaga kebersihan lingkungan?
Pertama, tentu di halaman atau taman di sekitar rumah kita. Marilah kita buat lubang sedalam 0,5 sampai dengan 1 meter di antara pepohonan atau pokok bunga di halaman rumah kita. Tanah hasil pembuatan lubang itu dapat ditimbunkan di pokok tanaman yang sudah ada, sehingga kita tidak perlu repot untuk membuang tanah galian itu. Justru sebaiknya tanah itu harus digunakan untuk membuatan tanaman kita tidak akan kekurangan tanah. Lalu, lubang yang sudah kita buat, barang dua atau tiga lubang itu dapat digunakan untuk menyimpan sampah organik, baik dari dapur atau hasil dari sampah organik dari halaman rumah. Sebaiknya, sampah organik tersebut dapat kita gunting-gunting menjadi lebih kecil, sehingga sampah itu dapat terkumpul dengan lebih rapi, dan selain itu akan lebih cepat menjadi kompos. Bahkan, jika kita sedang membersihkan taman dengan mencabut banyak rumput liar, maka rumput itu pun dapat kita gunting-gunting untuk kemudian dimasukkan ke dalam LSO tersebut. Jika nanti LSO itu telah penuh dengan sampah organik yang tidak lama lagi menjadi kompos, maka LSO itu dapat kita timbun dari tanah hasil dari pembuatan LSO di sebelahnya. Demikian seterusnya, kita akan mempunyai taman di halaman rumah kita yang subur tanahnya, karena sampah organik yang kita timbun dalam LSO telah menjadi pupuk organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah di halaman kita.
Kedua, di ladang-ladang tempat kita bercocok tanam beberapa tanaman produktif. Tanah ladang seperti itu janganlah kita biarkan begitu saja dengan tanpa upaya untuk meningkatkan kesuburan tanahnya. Untuk itu, sebaiknya kita dapat berupaya membuat LSO untuk menimbun sampah-sampah organik sebagai hasil dari proses menjaga kebersihan ladang tersebut. Hasil dari pemotongan dahan yang kering, dan hasil dari pembersihan rumput liar yang telah menggannggu pertumbuhan tanaman-tanaman kita, sebaiknya dapat kita kumpulkan dan ditimbun dalam LSO yang kita buat di beberapa tempat di ladang itu. Dengan demikian, ladang dan tanamannya akan tampak rapi dan bersih. Lebih dari itu, sampah yang telah kita timbun dalam LSO itu nanti pada saatnya akan dapat meningkatkan kesuburan ladang kita, dan pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas ladang. Alangkah senangnya jika dari ladang itu kita akan memperoleh buah-buahan yang ranum dan segar, karena telah tumbuh dari ladang yang tanahnya subur, antara lain karena pupuk kompos dari sampah organik yang telah kita timbun dalam LSO.
Ketiga, di taman-taman kota. Beberapa taman kota tidak terurus sebagaimana yang kita harapkan. Namun beberapa di antaranya sudah mempunyai petugas yang menjaga kebersihan taman kota itu dengan cara memotong rumput-rumput liarnya dan menyapu sampah-sampah di taman itu. Namun sangat disayangkan karena sampah organik yang berhasil disapu dan ditimbun di taman itu ternyata telah dibakar begitu saja. Dengan demikian, pembakaran sampah organik tersebut justru telah ikut menjadi penyebab kerusakan lingkungan, dan lebih dari itu ikut menjadi penyebab terjadinya peningkatan pemanasan di bumi kita satu-satunya ini. Untuk ikut dapat menjaga lingkungan hidup kita, dan sekaligus menjadi kebersihan lingkungan, maka di taman-taman kota itu dapat dibuatkan LSO di beberapa pojok taman itu. Coba buatlah LSO dengan ukuran yang tidak terlalu luas dan dalam, yang dapat untuk menimbun sampah organik yang sudah kita cacah menjadi sampah organik yang mudah untuk dimasukkan LSO dengan cara yang lebih rapi, dan tidak membuat lingkungan menjadi jorok dengan sampah yang tidak terurus.
Ketiga, di jalur hijau di tengan jalan boulevar yang ada di kota dan pinggiran kota. LSO dapat dibuat dengan ukuran yang sesuai dengan lebar jalur hijau itu. Pada saatnya nanti kalau sudah penuh, dapatlah dibuat LSO berikutnya, dan LSO yang sudah penuh dengan sampah yang sudah menjadi pupuk organik, dapat kita tanami dengan tanaman hias untuk memperindah dan mempercantik lingkungan.
Akhir kata, sungguh, jika saya bisa menjadi seorang Jokowi yang berhasil memimpin sebuah kabupaten/kota atau bahkan kemudian bisa memimpin Kota Jakarta, saya ingin melakukan kunjungan ke lorong-lorong dan jalan-jalan kampung yang penuh dengan sampah organik itu, dan kemudian bersama-sama masyarakat ikut membuat LSO untuk menampung sambah yang bertebaran di mana-mana itu, dengan tujuan agar masyarakat tidak mudah membuang sampah di parit-parit, yang kemudian dapat menjadi penyebab terjadinya banjir di musim penghujan. Saya akan menjadikan kegiatan membuat LSO sebagai program pemberdayaan masyarakat. Melalui program tersebut, saya akan membelikan cangkul atau alat membuat LSO, atau saya akan memberikan sejumlah subsidi kepada masyarakat sesuai dengan banyaknya LSO yang berhasil dibuat oleh masyarakat. Sudah tentu, biaya untuk membelikan alat itu, dan atau dana untuk memberikan subsidi itu tidak dengan “digorok” terlebih dahulu. Oh, tidak!
*) Website: www.suparlan.com; E-mail: me [at] suparlan [dot] com.
Depok, 16 Oktober 2012.
Penulis,
19 Komentar. Leave new
Terima kasih penjelasannya. Pertanyaan sy untuk mencacah daun kering (spt daun mangga) dengan gunting atau dengan pisaukah? Sy agak kesulitan u mencacahnya.
Gunting besar. Bisa juga dengan pisau sedang diberi landasan dicacah tidak usah terlalu kecil-kecil nggak apa-apa. Salam.
Saya coba, terima kasih sarannya
Terima kasih kembali. Aman.
Izin copy link, mau di share ke timeline sosmed saya. Semoga bs sedikit mensosialisasikan, menyadarkan warga sehingga semakin banyak yg sadar dan peduli. Semoga aksi saya ini bs sedikit berguna untuk kita dan bumi kita. ?
Yang penting praktikkan. Salam,Suparlan.
Salam kenal, saya ibu rumah tangga Tinggal di jakarta. Sy pengen bgt buat LSO tp saya jg tanah d halaman sy sudah dpelur. Bisa tdk membuat LSO d dlm pot yg sdh berisi dengan tanah? Terima kasih
Ya itu dia. Kita tidak punya tanah setapak kaki pun. Apa lagi yang di rusun. Karena itu, sampah jangan dibuang di LSO, dijual aja. Bukankah sekarang sudah ada kelompok yang bikin bank sampah? Ya namanya usaha. Manusia memang harus berusaha. Tuhan tdk akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak berusaha mengubahnya. Salam, Suparlan.
Nah itu dia satu ide yang besar. Sekarang model VERTIKULTUR. Pot yang disusun ke atas. Salam.
Mudah-mudahan semakin banyak yang peduli lingkungan hidup. Kalau ada lagu yang mendendangkan syair bahwa “alam telah lupa kepada manusia,” sebenarnya yang lupa adalah manusianya sendiri.
Betul sekali ibu. Terima kasih Ibu. Di mana ya tinggalnya? Sampah organik itu dapat dicacah-cacah agar LSO dapat menampung lebih banyak sampah itu. Lebih dari itu lebih cepat jadi kompos. Selamat menjadi pejuang lingkungan hidup.
Oh ya, kemarin saya ke Yogyakarta, waktu jalan padi di sekitar hotel, ketemu bapak dan ibu yang sedang menggeluti tanaman organik (sayur-mayur). Siapa yang dapat berbagi pengalaman tentang tanaman organik. Halaman yang sempit tidak menjadi halangan untuk membuat tanaman organik. Murah dan menyehatkan.
At last! Something clear I can unrstedand. Thanks!
Di mana saja ada tanah luang. Malah ini ada VERTIKULTUR.Coba aja buka. Salam.
Salam kenal pak Suparlan. Saya ibu rumah tangga yang baru mulai memakai komposter minggu lalu dan berencana membuat LSO di halaman rumah. Semoga usaha ini berguna untuk lingkungan dan juga mengurangi biaya angkut sampah tanaman yang mahaaaaaaal ☺
Sama dengan balasan sebelumnya. Saya sendiri sedang mikir buat VERTIKULTUR.
HEBAT.Gagasan hebat.
Bagus pak idenya simple dan mudah diaplikasikan, semangat terus mudah mudahan lingkungan kita bisa asri dan enak untuk menjadi tempat tinggal anak cucu kita.
Di mana alamat Pak Sigit? Apa profesinya? Tolong kenalan dong! Tentu Pak Sigit sudah kenal saya melalui profil di laman ini. Terima kasih apresiasinya. Salam.
Nama Anda hampir sama dengan nama Anak saya. TRIAS SETIAWAN. Gagasan hebat.