Oleh Suparlan *)
Orang yang cerdas ialah orang yang takwa. Orang yang dungu ialah orang yang durhaka. Orang yang dusta ialah orang yang khianat. Orang yang benar ialah orang yang dipercaya (Khalifah Abu Bakar RA)
Salah satu nilai tertinggi ibadah puasa ialah pembebasan manusia dari ketergantungan dunia materi
(Abdul Munir Mulkan).
Apa yang kita fahami dari arti kata “minal aidin wal faizin”? Pastilah kita fahami bahwa ungkapan itu adalah mohon maaf lahir dan batin. Saya kita pemahaman ini sangat umum terjadi bagi banyak orang Indonesia, mulai dari para pembesar dan cerdik pandai di tingkat nasional sampai dengan tokoh masyarakat dan orang-orang terpelajar di tingkat RT/RW. Oleh karena itu, ungkapan yang banyak diucapkan dalam bulan Ramadan adalah ”Selamat Idul Fitri”, kemudian dilanjutkan dengan ”minal aidin wal faizin” dan kemudian seakan-akan dibahasa-indonesiakan menjadi ”mohon maaf lahir batin”.
Kapankah kebiasaan tersebut dimulai di negeri ini? Wallahu alam bishawab. Mungkin saja sudah puluhan, atau bahkan ratusan tahun ungkapan dan ucapan seperti itu menjadi tradisi turun temurun dalam kehidupan. Tanpa kita. Ungkapan ini telah menjadi samacam tradisi tanpa kritisi atau bahkan menjadi adat tanpa ada debat. Hal ini terjadi karena Bahasa Arab belum menjadi bahasa kedua di negeri ini. Paling tidak untuk pemeluk Islam. Pemahaman kita terhadap Bahasa Arab adalah pemahaman taklid atau meniru buta, tanpa pemahaman yang rasional. Bukankah pendekatan agama kita konon berawal dari percaya terlebih dahulu, bukan dari ketidakpercayaan sebagaimana pendekatan ilmu pengetahuan. Tulisan ini mencoba akan merekam perjalanan pemahaman kita tentang ucapan “minal aidin wal faizin” sampai dengan “taqabalallahu minna wa minkum”.
Minal aidin wal faizin
Ungkapan ini sebenarnya hanya berupa sebuah frase atau bagian dari sebuah kalimat yang lebih panjang. Jadi, bukan kalimat yang lengkap SPO-nya atau subyek/predikat/obyeknya. Secara lengkap, kalimatnya adalah ”Ja alanallahu wa iyyakum minal aidzin wal faidzin” yang artinya “semoga Allah menjadikan kami dan anda sebagai orang-orang yang kembali dan beruntung”. Jadi, minal aidin wal faizin sendiri berarti dari orang-orang yang kembali dan beruntung. Dengan demikian, frase itu minal aidin wal faizin tidak memiliki makna sama sekali dengan ungkapan permintaan maaf atau pun bermaaf-maafan. Bahkan dalam Bahasa Indonesia ungkapan “bermaaf-maafan” malah dinilai terlalu berlebih-lebihan atau mubazir, karena ungkapan “bermaafan” sudah cukup, karena ungakapan bermaafan sudah memiliki makna saling meminta maaf.
Dalam Bahasa Arab, ungkapan permintaan maaf biasanya dinyatakan dengan pernyataan “afwan” yang artinya permintaan maaf yang tulus dan ikhlas. Kalau kurang puas dengan kata “afwan” yang dinilai kurang panjang, maka bolehlah ditambah dengan “afwan zahir wal bathin”. Dalam hal maaf ini, perlu kita sadari bahwa ternyata memberi maaf mempunyai nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan meminta maaf itu sendiri. Berikut ini ada sebuah kisah yang penulis terima dari kegiatan pengajian di masjid sebagai berikut. Ketika Nabi sedang berdakwah, ada seseorang yang datang terlambat dalam acara dakwah itu. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa seorang yang datang terlambat itu dinyatakan justru sebagai penghuni surga. Kontan saja, banyak sahabat dan hadirin yang telah lebih dahulu datang bertanya-tanyalah di dalam hati yang paling dalam tentang amalan apakah yang telah dilakukan orang tersebut sehingga dinyatakan sebagai penghuni surga. Setelah dakwah selesai, bahkan ada beberapa orang yang kemudian mencoba mencari tahu atau melakukan semacam “investigasi” dengan menginap di rumah orang tersebut. Singkat kata, beberapa orang yang menginap di rumah calon penghuni surga tersebut ternyata tidak dapat menemukan amalan yang dinilai patut menjadi indikator bahwa orang itu memang calon penghuni surga. Misalnya, orang itu ternyata tidak melakukan amalan shalat malam, tidak pula menjadi dermawan yang memberikan hartanya untuk menyantuni fakir miskin dan anak-anak yatim. Singkat cerita, setelah tidak menemukan satupun indikator sebagai penghuni surga, akhirnya setelah sekian hari melakukan pengamatan terhadap amalan sang penghuni surga tersebut, maka salah seorang pengamat terpaksa mengajukan pertanyaan tentang amalan apa yang selama ini telah menjadi amalan harian sang penghuni surga. Dari dialog dengan calon penghuni surga itu, amalan yang secara istiqamah beliau lakukan adalah “memberikan maaf yang selalu beliau ucapkan menjelang tidur”. Kisah ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa ternyata memberi maaf merupakan prestasi seseorang yang akan menjadi bekal utama sebagai penghuni surga. Bukan hanya meminta maaf kepada sesamanya.
Taqabbalallahu minna wa minkum
Kalau demikian, apa ungkapan yang telah menjadi tuntunan Rasulullah semasa hidup beliau? Nabi Muhammad SAW ternyata telah memberikan tuntunan agar ketika tiba di bulan Ramadhan kita mengucapkan “taqabbalallahu minna waminkum“, yang artinya “semoga Allah menerima amalan aku dan kamu“. Kemudian menurut riwayat ucapan ini diberikan tambahkan oleh para sahabat dengan kata-kata “shiyamana wa shiyamakum“, yang artinya puasaku dan puasamu. Dengan demikian secara lengkap kalimat tersebut menjadi “taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum” yang artinnya “semoga Allah menerima amalan saya dan kamu, amalan puasa saya dan kamu“. Tulisan arabnya sebagai berikut:
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمْ وَجْعَلْنَا اللَّهُ وَ اِيَّكُمْ مِنَالْعَائِدِين وَالْفَائِزِين
Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, wa ja’alanallahu wa iyyakum minal aidzin wal faidzin
Meski sudah ada tuntunan yang secara dari Nabi Muhammad SAW, belum serta merta tuntunan itu akan segera dipraktikkan oleh umat, karena kebiasaan lama masih demikian melekat. Sebagai bagian dari faset kebudayaan, maka adat kebiasaan yang telah melekat akan mengalami perubahan melalui proses internalisasi yang cukup lama, mulai dari pengenalan, pemahaman, pembiasaan, sampai dengan pengamalan. Dengan demikian, jika kebiasaan itu memang dinilai tidak rasional lagi dan yang paling penting adalah karena kurang atau bahkan tidak sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW, maka tidak akan serta merta kebiasaan itu akan berganti. To make one understand is the most difficult. Mengapa? Karena membuat orang lain mengerti adalah pekerjaan yang paling sulit.
Secara bertahap dewasa ini sudah mulai banyak orang yang telah menggunakan ungkapan yang diberikan tuntunan oleh Rasulullah. Atau setidaknya telah mulai digunakan kedua-duanya, seperti yang telah dilakukan oleh Prof. Dr. Quraish Shihab dalam acara Ramadan. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa yang justru masih banyak lagi adalah justru yang belum mengenal tuntunan Nabinya sendiri. Umat lebih suka menggunakan kebiasaan umum, yang sudah biasa digunakan, meski kebiasaan itu sama sekali tidak mempunyai landasan yang kuat untuk digunakan. Itulah kenyataannya. Itulah kondisi faktual pemahaman dan pengamalan agama Islam umat ini. Padahal tidak ada agama yang lebih tinggi selain Islam. Tetapi, karena pengalaman agamanya lebih karena kebiasaan belaka, tanpa pemahaman yang kuat, maka keimanan umat masih sangat jauh dari kuat. Kalaupun kuat, maka kekuatan keyakinan tersebut sebenarnya merupakan kekuatan sementara yang sifatnya emosional belaka, bukan keyakinan yang dilandasi oleh pemahaman yang mendalam, termasuk pemahaman kita tentang Bahasa Arab, yang memang belum menjadi bahasa kedua kita.
Akhir Kata
Ada orang yang mengatakan bahwa tugas wali songo untuk mengislamkan seluruh umat, khususnya umat Islam, memang belum tuntas. Jika sepeninggal Nabi Muhammad SAW, para sahabat Nabi secara kultural mempunyai tugas nubuwah meneruskan estafet Nabi Muhammad SAW, lalu siapa yang harus meneruskan tugas nubuwah itu setelah sahabat meninggalkan kita? Jawaban yang pasti akan tugas kita semua, tanpa terkecuali. Mudah-mudahan amal kita selama bulan Ramadan bernilai ibadah yang diterima Allah SWT, sehingga kita dapat mencapai prestasi sebagai umat yang bertaqwa. Amin.
*) Website: www.suparlan.com; E-mail: me [at] suparlan [dot] com.
Depok, 3 Oktober 2008
93 Komentar. Leave new
Assalamualaikum, Halo salam dari tahun 2022 saya masih baca artikel ini untuk referensi tugas anak2. Artikel yang sangat bermanfaat. Diskusi pada komennya juga benar2 hangat dan menambah wawasan, jadi tahu kira2 yang mana mesti diikuti.
Wallahualam bishawab.
Terimaka sih Sdr. Suparlan, semoga pahalanya terus mengalir.
[…] Dari Minal Aidin Wal Faizin Sampai ke Taqabbalallahu Minna Wa Minkum […]
[…] Dari Minal Aidin Wal Faizin Sampai ke Taqabbalallahu Minna Wa Minkum […]
Izin save dan share 🙏🙏
Jazakallahu Khairan
Semoga di tahun ini, Allah SWT mengangkat pandemi yang terjadi. Dan umat Islam dapat beribadah lebih khusu kembali. Aamiin…
[…] Dari Minal Aidin Wal Faizin Sampai ke Taqabbalallahu Minna Wa Minkum […]
Terima kasih.
Sangat bermanfaat
🙏
Terima kasih atas info yang sangat bermanfaat ini pak,bisa menambah pengetahuan orang banyak,semoga selalu sukses ..Amin
Alhamdulillah ya Allah..
Terimakasih om Suparlan infonya,,
izin share yaaa om suparlan.. 🙂
terimakasih saya dapat ilmu baru
Terima kasih. Silakan baca tulisan lain yang diunggah dalam http://www.suparlan.com dan dalam portal masdik.com. Wassalam, Suparlan.
Mantap.Terimakasih
[…] Dari Minal Aidin Wal Faizin Sampai ke Taqabbalallahu Minna Wa Minkum […]
Sangat bermanfaat.. trimakasih
alhamdulillaah… akhirnya gue tau jg nih artinye… makasih ye pak/bang/ustadz/(…)
[…] balasan untuk aisyah89. menurut anda atau menurut Islam? kalao agama didasarkan pada menurut pribadi, hancuuurrr llaaaaahh […]
Selamat Merayakan Idul Fitri
——–1 Syawal 1437 H———
Taqabbalallahu minna wa minkum
🙂
penjelasan yg bermanfaat, cuma arti minal aidin wal faidzin juga bermakna sangat luar biasa, sesuai yg anda katakan diatas arti tersebut sanģat pantas dinyatakan di iedul fitri..arti kembali memaknai fitrah kita, semoga beruntung adalah makna mengembalikan keputusan pada Allah bukan manusia yg menentukan, walàupun puasa anda hebat dan kecerdasan anda jg luar biasa..semoga anda tergolong pada orang òrang yg beruntung..àmiiin
Jazakumullah khairan khasir..info yang bermanfaat ..jdi lebih paham
Jazakumullah khairan katsirna. Amin.
Subhanallah….
terimakasih pencerahannya pak…
Maaf sebelumnya,,,perasaan saya tidak ada yg bilang klo MINAL AIZIN WALFAIZIN ARTINYA MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN,,,semua orang cuman bilang
MINAL AIZIN WALFAIZIN
Maaf kan lahir dan batin,,,
Bahasa arab disambung dengan bahasa indonesia,,,,
Menurut saya ini sah saja
menurut anda atau menurut Islam? kalao agama didasarkan pada menurut pribadi,hancuuurrr llaaaaahh duniaaa….Islam bukan menurut pendapat pribadi Rasulullah sekalipun,beliau hanya menyampaikan wahyu,bukan pendapat pribadi,bagaimana orang sekarang berani mengatakan pendapat pribadi nya umtuk urusan Islam????siapa anda? apakah anda tuhan???
Anda terlalu jauh memaknai minal aidin wal faizin serta taqoballallahu minna wa minkum. Bahasanya saja bukan bahasa saya. Apalagi jika ditanya menurut siapa? Nabi Muhammad SAW pun hanya menyampaikan wahyu, artinya bukan dari Nabi sendiri. Apalagi penulis artikel ini! Manusia diciptakan Allah sabagai makhluk yang tertinggi derajatnya. Ketinggian derajat itu adalah karena akalnya. Oleh karena itu, semua itu bukanlah pendapat pribadi, apalagi pendapat Tuhan! Tapi hasil analisis terhadap tulisan yang kita baca di spanduk-spanduk di jalan-jalan atau yang diucapkan. Bukankah kita sering membacanya, Minal Aidin Walfaizin, mohon maaf lahir dan batin. Ternyata Nabi sendiri tidak mengucapkan seperti itu, tapi takabalallahu minna waminkum dan seterusnya. Ini pun bukan menurut saya, sekali lagi, tapi yang saya baca. Bukankah kita diperintah untuk membaca. Nah perintah untuk membaca ini adalah bukan perintah saya, tapi perintah Allah empat belas abad lalu dalam Surat Al-Alaq. Agama Nasrani dan Yahudi menerima The Ten Commandements dari Tuhan-nya. Agama Islam menerima perintah membaca dari Allah SWT. Apakah kalau kita diperintah membaca, dan apa yang kita baca itu kita tuliskan tidak boleh? Itulah media untuk menyampaikan kepada orang lain. Kalau Nabi Muhammad SAW langsung menerima wahyu dari Allah melalui perantaraan Malaikat. Tentu kita menerima perintah dari berbagai sumber tersebut. Demikian penjelasan singkat ini. Mohon maaf. Kalau ada kebenaran ibu dari Allah SWT, dan kalau ada kesalahan tentulah karena dari saya pribadi. Taqabalallahu minna waminkum, taqabal ya karim. Amin. Salam, Suparlan.
Tolong di cek kembali..hadits yg menjelaskan ketika 1 syawal baginda Rosulullah SAW mengucapkan taqoballahu….
Yg mengucapkan seperti para sahabat,bukan baginda Rosulullah..
Minal Aidin Wal Faidzin warisan ulama kita.. Dan memang artinya bukan mohon maaf lahir dan bathin..makanya ada koma.
Minal Aidin Wal Faidzin (orang2 yg kembali dn beruntung) ini kan mendoakan setlh 1 bln puasa di bln romadhon. Lalu antar sesama kita mengucap mohon maaf lahir dan bathin..biar lengkap di tambah taqoballahu..ya sah sah saja..
artinya ucap selamat di bulan 1 syawal.tidak disunahkan dan tidak dilarang..
Jadi ulama2 kita terdahulu.bukan sembarangan ngomong..
wallahu a’lam bisowab
Idul Fitri, baiknya bermaafan. Daripada ngikutin orang-orang zaman sekarang yg suka debat ga jelas dan mencari-cari kesalahan orang lain. Mohon maaf lahir dan batin. Selamat hari raya Idul Fitri.
Memang debat konotasinya bisa negatif karena mencari menang sendiri. Tapi sebenarnya jika makna itu dicari positifnya, maka debat juga bisa diartikan sebagai mencari kebenaran. Oleh karena itu dalam diskusi seperti ini sebaiknya diakhiri dengan kalimat wallahu alam bishawab. Yang benar hanyalah dari Allah semata. Yang salah kita semua. Tidak secara kebetulan kenapa kita ini diciptakan dengan perbedaan. Perbedaan apa pun itu sunatullah. Taqabalallahu minna wa minkum. Suparlan.
Sbnernya gaperlu dirubah slagi itu tdk di larang,toh tjuanya sma,,hrsnya yg perlu ditambahkan sja,,,memng bner Qta hrs mengikuti sunah rosul.Smga kita mnjdi orng yg bruntung dlm agama.amiin
Pak Iswadi Tobroni, kata kuncinya jika tidak dilarang. Tapi perlu dirubah (maaf ini harus diubah, karena tidak ada kata dasar rumah heee), jika untuk mencari kebenaran. Allah pulalah yang tidak boleh dinomor duakan. Istri kita saja tidak boleh diduakan. Karena hanya Allh yang Maha Esa. Ini akidah yang sang sangat penting, agar kita tidak menomorduakan Tuhan dengan mencari dukun. Salam, Suparlan.
terimakasih untuk penjelasannya. Saya rasa artikel ini sangat membantu lebih memahami makna hari-raya. Umumnya untuk umat islam, dan khususnya buat saya.
Setuju sekali. Selain itu, itu menujukkan susahnya mengubah budaya yang sudah mendarah daging. Itulah pentingnya usaya membudayakan membuang sampah pada tempatnya, menggosok gigi sebelum mau tidur, antri, dan banyak lagi yang lain. Termasuk budaya jujur kepada diri sendiri dan orang lain. Salam, Suparlan.
Makasih infonya..sebenarnya ada juga orang2 yang sudah tahu artinya..dan kalimat itu ditambahi dengan kalimat mohon maaf lahir bathin ya karna kita orang indonesia yang juga punya bahasa sendiri..,begitu juga negara islam lain yang punya kalimat tambahan sendiri seperti di turki, pakistan, afgnistan dll..,yang paling penting memang harus mengwtahui arti sebenarnya tapi juga tidak harus menghilangkan keindonesian dengan seluruh budaya..yang baik2 twntunya..lahir bathin itu dalem loh..esensinya sama sengan ikhlas..
Setuju sekali. Selain itu, itu menujukkan susahnya mengubah budaya yang sudah mendarah daging. Itulah pentingnya usaya membudayakan membuang sampah pada tempatnya, menggosok gigi sebelum mau tidur, antri, dan banyak lagi yang lain. Termasuk budaya jujur kepada diri sendiri dan orang lain. Salam, Suparlan.
Alhamdulillah mendapatkan ilmu , makasih
ijin share tuk milis sebelah,
barakallahu fik..
barakallahu fikum
Izin share pak Suparlan…
Ijin share artikelnya pak..
orang yang selalu memberi maaf biasanya mereka tidak bisa menyimpan dendam .. dan selalu memberi maaf bukan berarti minim harga diri..
assalamu’alaikum warohmatulloh wa barokatuh…
afwan sebelumnya pak ats pertanyaan yg saya ajukan, mengenai cerita orang yang senantiasa memberikan maaf hingga ia masuk surga. adakah sumber atau dalil yg meriwayatkan tentang cerita itu? mohon bantuannya kalau bpk tau, agar ketika saya menyampaikan kepada yang lain ada dasarnya. jazakallohu khoir…
saya suka minal aizin wal faizin
Oh ya nggak apa, asal memahami maknanya.
info yang bermanfaat
izin share mas….
Insyaallah. Amin.
Terima kasih kembali ya……
Mudah-mudahan bermanfaat.
Terimakasih penjelasannya, izin share ya….
Makasih kembali. Amin.
Terima kasih kembali ya……
izin share pak
Terima kasih kembali. Silahkan baca beberapa Kultum. Belum sampai 30. Masih mau ditambah lagi. Salam.
Sukron.pencerahan dan dakwa yang mesti terus dilanjutkan utuk mengubah kebiasaan kebiasaan yg mengakar ini .semoga makin banyk yang faham.izin share..
Memang, saya sendiri juga nggak bisa Bahasa Arab. Sedikit sekali pengetahuan kita tentang Bahasa Arab. Umat Islam kebanyakan juga demikian. Kita sudah puas dapat pahala baca Al-Quran, meski tanpa memahami artinya. Padahal Al-Quran adalah petunjuk bagi umat manusia. Bagaimana dapat mengikuti petunjuk itu kalau tidak faham artinya? Wallahu alam.
Pak Suparlan, anda mengatakan:
————
Kemudian menurut riwayat ucapan ini diberikan tambahkan oleh para sahabat dengan kata-kata “shiyamana wa shiyamakum“
————
Bisa diinformasikan sumber referensi riwayat yg ada tambahan kata-kata “shiyamana wa shiyamakum“ ? soalnya saya coba cari tapi belum ketemu, mungkin pak Suparlan bisa bantu memberikan informasi sumber tersebut.
Terimakasih
Semakin banyak saja yang memberikan komentar tentang ucapan Hari Raya Idul Fitri ini. Termasuk pertanyaan Pak Naufal yang kritis tentang sumber tambahan kata-kata “shiyamana wa shiuamakum” itu. Kalau nggak salah penjelasan Prof. Dr. Quraish Shihab dalam acara Ramadan. Ini termasuk kelemahan informasi tersebut. Kalau Pak Naufal punya sumber otentiknya, mohon dapat berbagi. Saya akan sangat berterima kasih. Saya akan merevisi tulisan tersebut.
Terima kasih atas info yang Bapak berikan. Ja alanallohu wa iyyakum minal aidzin walfaidzin, Taqobbalalloh minna waminkum, shiyamana wa shiyamakum, afwan zahir walbatin. Semoga amal ibadah diterima oleh Alloh SWT. Ami………..n ya Robbal alamin
Ijin share ya Pak, biar nambah ilmu buat teman2;
Selamat Idul Fitri 1435H
Mohon maaf lahir dan batin
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ كُلُّ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْ
Assallaamu alaykum.. Mohon maaf, penulisan yg betul itu taqaballahu mina wa minkum atau taqabalallahu mina wa minkum? sy mendapatkan penulisan yg lain taqaballahu mina wa minkum.. terima kasih.
Terima kasih atas semua komentar terhadap tulisan tersebut. Mohon maaf dalam hal ini, saya tidak berbahasa Arab. Namun, terjadinya kemungkinan kesalahan tersebut karena ketidaktahuan kita tentang Bahasa Arab, khususnya dalam transliterasi dari Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia. Tulisan Bahasa Arabnya “taqabbal Allahu minna wa minkum”. Sebenarnya ditransliterasikan secara utuh menjadi “taqabbalallahu minna wa minkum”. Tetapi ada yang mengubahnya menjadi “taqabballahu minna wa minkum”. Wallahu alam.
Assalamu’alaikum wr wb
Maaf mau nanya yang benar itu taqabballahu minna wa minkum atau taqabbalallahu minna wa minkum ya?
Mantaf pak, semoga bermanfaat.
Lucu memang bangsa kita. ato mungkin ini akibat popularitas lagu (yg saya lupa & blm sempat riset siapa pelantunnya). “Minal aidin wal faizin, maafkan lahir dan batin. Selamat para pemimpin, rakyatnya makmur terjamin”.
Sehingga semua jadi ikut2an. Walaupun sdh ada lagu yang mengumandangkan “Taqabbal Allahu minna wa minkum” tapi masih butuh waktu lama mungkin untuk mengalahkan popluartisa lagu sebelumnya. :p
Ya, itulah. Itulah proses budaya, yang memerlukan waktu lama untuk mengubah kebiasaan. Dalam bidang apa saja.
semoga bermanfaat dan di amalkan, izin copy/share
Ijin share pak,
Alhamdlh jadi lebih tahu maknanya.
Tks
Terima kasih pencerahannya. Dengan demikian kita luruskan kebiasaan yang tidak lengkap.
Terima kasih. Penjelasan yg sungguh bermanfaat. Taqaballahu minna waminkum, shiyamana wa shiyamakum. Aamiin Ya Rabbal Alamin
Salam dari Makassar
Taqabbalallahu minnaa wa minka
Mohon ijin share kang…makasih atas ilmunya semoga pengetahuan ini sangat bermanfaat mohon maaf lahir bathin “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Shiyamana Wa Syiyamakum”…wassalaualaikum wr wb
Terima kasih kepada penulis
Izin share Ўªªα◦. Sangat bermanfaat sekali..
Selamat Hr Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 H
Taqabballahu minna waminkum, shiyamana wa shiyamakum. آمِيّنْ Yra
Alhamdulillah…Syukron atas pencerahannya.Sangat bermanfaat.Selamat Idhul Fitri 1 Syawal 1435H…
Taqabbalallahu minna wa
minkum syiyamana wa shiya
makum
Aamiin Ya Robal ‘Alamin
Terimakasih tulisanya sangat bermaanfaat sekali 🙂
taqabbalallahu minna wa
minkum, shiyamana wa
shiyamakum 🙂 Aamiin
izin share 🙂
Terima kasih atas uraian dan penjelasan – Mohon izin untuk share
Izin share..Jazakumullah katsiran
Terima kasih kepada penulis.
Tuntunan ini sangat bermanfaat,
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1435H
Taqabbalallahu minna wa minkum syiyamana wa shiya makum
Aamiin Ya Robal ‘Alamin
Terima kasih. Taqaballahu minna waminkum, shiyamana wa shiyamakum. Amin.
Alhamdulillah…terima kasih atas pencerahannya pak..
Selamat Idul Fitri 1434 H..Taqabbalallahu minna waminkum..
Alhadulillah. Terima kasih kembali. Taqabballahu minna waminkum. Amin. Salam.
subhanalloh dapet ilmu baru, jazakalloh khoir pak, izin share ya 🙂
Alhamdulillah. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin. Salam..
syukron, lengkap sekali informasinya pak, saya juga pribadi yg tadinya keliru udah faham, ijin share jg yah
izin share
Alhamdulillah…..ilmu kebenaran telah kita dapatkan.
Sekarang kita sebagai orang yang sudah tau wajib memberitahukan ke orang2 terdekat kita dan ke keturunan kita untuk merubah dan membenarkan yang selama ini telah kita khilaf menggunakannya…
Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum…amiin yaa Rabb!
Insya Allah menjadikan kita ummat yg memahami ilmu dan juga yang mengamalkannya . Aamiin tks di Share
artikel yang bermanfaat (y) izin share ya :))
Kepada semuanya, terima kasih kembali. Semoga bermanfaat. Amin. Di hari nan fitri, dari lubuk hati yang paling dalam, saya sekeluarga mohon maaf lahir batin, taqabballallahu minna waminkum. Amin.
Terima kasih. Informasinya berguna sekali.
lengkap dan jelas sekali… terimakasih informasinya
izin share
Izin share juga ya…
izin share
Mudah-mudahan bermanfaat. Amin.
Assalamu’alaikum..
Mohon izin buat share..
oya, mumpung bentar lagi hari raya Idul Fitri,
sekalian ucapkan “Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum
Allahu akbar. Amin ya robbal alamin.