ArtikelBudayaPendidikan

Bahagia Itu Super Mudah

185 views
3 Komentar

Oleh: Suparlan *)

Sudah baca buku Success Protocol buah karya Ippho Santosa? Rugi sekali kalau belum. Tapi kalau toh belum. Jangan khawatir. Better late than never. Beli aja di Gramedia. Barangkali masih ada? Buku mega best seller lho! Sudah terjual satu juta eksemplar. Tidakkah Anda ingin menjadi bagian dari satu juta orang tersebut?
Inilah tulisan singkat, secuil dari buku itu. Hal yang sama, pernah say abaca buku berjudul The Happiness Project, yakni tentang bahagia. Sebagai komplemen atau suplemen. Selamat membaca. Idep-idep untuk meningkatkan budaya literasi, bukan hanya budaya ngrumpi.

Membaca

Budaya baca ini harus kita tingkatkan. Mulai dari diri sendiri. Lalu diteruskan untuk keluarga, tetangga, dan warga masyarakat negara dan dunia. Hanya dengan budaya literasi kita dapat membagun peradaban. Mari kita ucapkan yel dengan semangat LI-TE-RA-SI. Lalu kita tuntaskan membaca tulisan singkat ini. Istri saya sibuk dengan dapurnya. Sibuk dengan menyiram tanaman hiasnya. Kini ia konversi dengan membaca, gara-gara buku Success Protocol tersebut. Apalagi di dalamnya ada foto anak dan cucunya. Penulis buku itu adalah teman anak pertama saya. Istri saya mulai suka membaca karena tertarik kepada foto anak, Arif Hidayat, dan cucu Raffi yang mejeng di halaman 114 buku itu. Oleh karena itu, buku itu selalu dibuka dan dibuka lagi. Selalu dibaca dan dibaca lagi. Mudah-mudahan. Begitulah. Biar tidak sibuk dengan urusan dapur. Tapi juga membaca. Menjadi pelopor literasi seperti yang diluncurkan oleh Menteri Anie Baswedan. Sekali lagi ucapkan dengan semangat LI-TE-RA-SI.

Sekali lagi, salah satu isi buku itu adalah tentang bahagia. Suatu yang dicari semua umat manusia. Puncak tertinggi tujuan hidup manusia adalah bahagia. Tidak ada manusia yang tidak ingin bahagia. Yakni, bahagia lahir batin. Juga bahagia dunia akhirat. Itulah yang sering kita baca dengan doa sapu jagat. Seperti lagu di sini senang, di sana senang, di mana-mana hatiku senang. Teman saya menambahkan catatan tentang bahagia ini. Benar, puncak tertinggi tujuan hidup manusia adalah bahagia. Tujuan ini mempunyai tiga kaki. Kaki apa saja itu? Kaki pertama adalah kesehatan. Bagaimana pun juga orang tidak akan bahagia kalau tidak sehat. Baik sehat jasmani maupun sehat rohani. Kaki kedua adalah kebahagiaan finansial. Kaki yang satu ini memang sering membuat kita dilema. Sudah punya duit banyak, ingin lebih banyak lagi. Sudah punya rumah mewah satu, ingin rumah mewah dua, tiga, dan entah berapa lagi. Padahal, semuanya harus dicapai dengan jalan yang halal. Itulah sebabnya, kaki yang ketiga adalah kebahagiaan spiritual. Yakni kebahagiaan dengan melaksanakan perintah Illahi dan mengindarkan larangan-Nya.

Jual abu gosok

Dalam bus jemputan ke kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saya jadi ikut promosi buku mega best seller tersebut. Antara lain juga promosi tentang pentingnya bahagia. Malah saya dapat pelajaran baru. Belajar itu ternyata dapat kita cari di mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Buka laman pribadi saya www.suparlan.com. Di dalamnya ada tulisan berjudul Salah. Lho kok Salah bisa jadi judul tulisan? Ya, buka saja. Itu tentang pentingnya belajar. Belajar itu kewajiban setiap manusia, mulai sejak lahir sampai ajal menjemput kita. Bahkan sejak pralahir.

Kembali ke orang jual abu gosok, seorang ibu yang duduk di sebelah saya berkomentar, ketika saya jelaskan bahwa menjadi bahagia itu super mudah. “Ya pak, saya setuju itu”. Tukang jual abu gosok adalah orang yang selalu bahagia. Ada orang yang mau beli abu gosok seribu rupiah. Dituanglah abu gosok ke plastik yang telah disiapkan. Diberikanlah kepada pembeli. Dan kemudian, penjual abu gosok bertemuk tangan. Betepuklah si jual abu dengan bahagianya. Tepuk tangan sekali lagi sampai abu di tangannya bersih. Heee.

Alhambulillah cerita dari ibu di bus jemputan tersebut menjadi sesuatu yang amat berharga untuk tulisan singkat ini. Menjadi salah satu bukti bahwa bahagia itu memang benar-benar super mudah.
Ippho Santosa menegaskan bahwa bahagia itu super mudah. Mengapa? Karena dimulai dari diri sendiri. Istilahnya dimulai dari sisi sini. Bukan sisi sono. Dari faktor intern. Bukan faktor ekstern.

Harapan hidup 5 tahun lebih lama

Tahu rahasia selalu mencium istri ketika berangkat kerja? Selain akan menjadi bahagia, rahasia yang penting adalah Anda akan mempunyai harapan hidup 5 tahun lebih lama. Ketika konsep ini saya promosikan kepada teman-teman di kantor. Saya setuju Pak. Apalagi jika mencium istri tetangga! Katanya ngakak! Haaa. Bukan lebih muda lagi. Tapi dapat tambahan kena tonjok suami tetangga. Kepala benjol. Heee.

Ketika konsep itu saya ceritakan kepada istri. Malah sebaliknya. Ya, tapi yang untung lu. Yang rugi gua. Heee. Tentu saja saya harus klarifikasi. Hal itu terjadi kalau ciuman hanya dari sepihak. Yang benar adalah jika sang istri membalas ciuman itu. Jadi yang memiliki harapan hidup lebih lama bukan hanya suami, tetapi juga istrinya. Konsep tersebut baru benar. Bahagia itu memang super mudah. Bahkan bukan hanya bahagia, tetapi memiliki harapan hidup 5 tahun lebih lama. Mengapa? Karena Anda dan istri bahagia. Bukan hanya bahagianya si tukang abu gosok. Masa kalah bahagia dengan penjual abu gosok! Padahal duit sudah bekerja keras untuk Anda. Bukan Anda bekerja untuk mencari duit.

Yang bener adalah syukuri apa yang ada! Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Lebih dari itu marilah kita senam STI (Senam Tera Indonesia). Senam Tangan dari Cina ada di dalamnya. Laman pribadi saya www.suparlan.com juga memuat tulisan Segar dan Sehat dengan JAREMU KENCENG. Akronim apa lagi? JAHE MERAH, SEREH, MADU, KENCUR, dan CENGKEH. Insya Allah. Ucapkan SEHAT-TENTERAM-YES!!! Begitulah yel STI. Bukan promosi lho! Selasa 15 September 2015 kemarin ikut meramaikan lomba STI se Kota Depok. Semua anggota STI juga bahagia. Karena kegiatan itu adalah bagian dari Proyek Kebahagiaan (The Happiness Procect) anggota STI (Senam Tera Indonesia).
Tunggu apa lagi? Selamat mencoba!
Laman: www.suparlan.com; Surel: me@suparlan.com.
Depok, 17 September 2015.

Tags: Bahagia, Ippho Santosa, membaca

Related Articles

3 Komentar. Leave new

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts