ArtikelPendidikan

Outbond: Kegiatan Penyegar Dalam TOT – WDD (Whole District Development) Di Provinsi Kalimantan Barat

Tidak ada komentar

Oleh Suparlan *)

Manusia kreatif termotivasi oleh keinginan mencapai sesuatu, bukan oleh keinginan untuk mengalahkan yang lain
(Ayn Rand, 1905 – 1982, penulis AS kelahiran Rusia)

Jika Anda hanya mengerjakan apa yang bisa dikerjakan, maka Anda tak akan pernah bisa mengerjakan banyak hal
(Tom Krause, pakar motivasi AS)

Apa pun yang Anda percayai, dengan penuh keyakinan, akan menjadi kenyataan
(Brian Tracy, CEO Brian Tracy International)

Outbond menjadi satu kegiatan yang nge-trend di banyak kegiatan pelatihan. Kegiatan ini sebenarnya sudah lama dilakukan dalam banyak kegiatan pelatihan di perusahaan, baik perusahaan milik negara maupun perusahaan swasta. Outbond juga merupakan kegiatan penyegar dalam kegiatan TOT-WDD yang diselenggarakan ABEP (Australia Indonesia Basic Education Program) di Provinsi Kalimantan Barat.

Kegiatan TOT-WDD di Provinsi Kalimantan Barat dilaksanakan di Hotel Kapuas pada tanggal 10 – 17 Agustus 2900, diikuti oleh 10 (sepuluh) kabupaten/kota yang masing-masing mengirimkan 5 (lima) wakilnya, ditambah dengan 2 (dua) orang dari LPMP Provinsi Kalimantan Barat. Peserta TOT yang diundang dalam kegiatan ini berasal dari daerah kabupaten/kota yang memperoleh bantuan unit gedung baru (USB) untuk SD-SMP Satu Atap dari program AIBEP. Peserta TOT ini akan menjadi fasiltiator untuk kegiatan pelatihan di kabupaten/kota, dalam rangka peningkatan kapasitas pemangku kepentingan yang akan ikut terlibat dalam pengelolaan dan penyelenggaraan satuan pendidikan yang letak daerahnya terpencil dan terpencar.

Apa Itu Kegiatan Outbond?

Outbond sendiri secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan bersama di luar kelas, atau di luar ruangan. Dengan kata lain kegiatan outbond adalah kegiatan bersama di alam bebas atau terbuka. Sebagai contoh, kegiatan outbond dilaksanakan oleh sekolah favorit di Bintaro. Dengan pertimbangan karena para siswa sekolah itu sama sekali tidak mengenal kehidupan di alam pedesaan, seperti bagaimana petani yang menanam padi, memerah susu, dan sebagainya, orangtua siswa mengusulkan kepada sekolah agar mengadakan kegiatan outbond di Sukabumi. Orangtua siswa merasa perlu anak-anaknya mempunyai pengalaman belajar hidup di pedesaan. Dalam kegiatan outbond ini, anak-anak tinggal di rumah penduduk (homestay) dalam dua hari, sebagai missal, dengan tujuan agar mereka dapat memperoleh pengalaman belajar bagaimana menanam padi, bahkan ikut membajak lahan, memerah susu, dan sebagainya. Semua pengalaman itu harus mereka tulis sebagai bahan laporan yang akan disampaikan kepada gurunya. Dalam laporan itu mungkin dimuat juga foto-foto kegiatannya selama tinggal di rumah penduduk. Itulah kegiatan outbond yang dilakukan oleh sekolah. Laporan tersebut dipajang di papan pengumuman yang telah disediakan di sekolah. Bahkan kegiatannya dapat saja dipublikasikan melalui filem dokumenter sekolah, dan kemudian diputar dalam acara pertemuan dengan orangtua siswa yang diadakan di sekolah. Dapat dibayangkan anak-anak akan dan orangtua mereka akan sangat merasa bangga terhadap kegiatan outbond itu. Itulah kegiatan outbond yang dilaksankan oleh sekolah.

Salah satu acara kegiatan training or trainer (TOT) WDD di Provinsi Kalimantan Barat adalah outbond. Kegiatan ini hanya merupakan satu mata tatar dalam kegiatan itu. Kegiatannya juga tidak terjun di alam bebas yang sesungguhnya, tetapi di tempat kosong di sebelah kolam renang di Hotel Kapuas. Jadi ya sekedar di luar ruangan (kelas). Kegiatan peserta pelatihan beberapa bentuk permainan edukatif yang gunanya untuk melepaskan penat dari kegiatan pelatihan yang telah dilakukan di dalam kelas. Beberapa kegiatan permainan yang telah dilaksanakan adalah: (1) acara senam kesegaran jasmani, yang diiringi dengan musik yang gembira, (2) lomba memasukkan paku ke dalam botol, (3) lomba kelereng dalam sendok, dan (4) lomba bola pingpong yang digelontorkan melalui belahan bambu. Sebagai acara penutup, fasilitator akhirnya memberikan satu kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menyampaikan kesan-kesan selama mengikuti kegiatan outbond sebagai bahan refleksi.

Kegiatan dan Alat Yang Diperlukan.

Pertama, kegiatan senam dilakukan dengan senam bebas sebagai kegiatan pendahuluan atau pemanasan. Irama musik dibunyikan dengan agak keras, dengan dipandu oleh fasilitator, para peserta mengikuti gerakan-gerakan yang dicontohkan oleh fasilitator seiring dan seirama dengan irama musik yang telah diputar oleh petugas hotel.

Kedua, kegiatan berikutnya adalah memasukkan paku ke dalam botol. Kegiatan ini dapat disebut sebagai kegiatan yang memerlukan kekompakan kelompok. Bahan dan alat yang diperlukan untuk permainan ini adalah: (1) paku yang cukup besar sesuai dengan jumlah kelompok, (2) tali rafia sejumpah peserta pelatihan, dan (3) botol kosong sesuai jumlah kelompok yang akan dibentuk. Paku-paku tersebut diikat dengan sejumlah tali rafia sesuai dengan jumlah anggota kelompok Setiap anggota kelompok memegang ujung tali rafia sehingga paku berada di tengah-tengah anggota kelompok yang duduknya saling membelakangi. Sebuah botol diletakkan di tengah-tengah anggota kelompok tersebut, dan kemudian kelompok tersebut berusaha memasukkan paku ke dalam botol tersebut. Kelompok yang paling cepat memasukkan paku ke dalam botol adalah kelompok menjadi juara.

Ketiga, kegiatan selanjutnya adalah lomba kelereng. Kegiatan ini biasa dilakukan anak-anak di kampung atau RT dan RW dalam acara tujuh belasan Agustus. Alat dan bahan yang diperlukan dakan kegiatan lomba kelereng adalah (1) kelereng dengan jumlah yang cukup untuk masing-masing kelompok, (2) sendok sejumlah peserta pelatihan. Caranya, masing-masing anggota kelompok memegang sendok. Setiap peserta memindahkan kelereng melalui satu peserta ke peserta berikutnya sampai dengan anggota kelompok yang paling ujung. Kelompok yang paling cepat menuangkan kelerengnya kepada anggota kelompok yang berada di paling ujung adalah kelompok yang menjadi juara.

Keempat, adalah memindahkan bola pingpong dengan belahan bambu. Bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah (1) bola pingpong secukupnya, dan (2) potongan bambu sepanjang 30-50-an cm yang dibelah dan telah dihilangkan ruas-ruasnya sejumlah peserta pelatihan. Setiap kelompok berbaris dan masing-masing memegang belahan bambu untuk menggelontorkan bola pingpong tersebut. Kelompok yang paling cepat menggelontorkan bola pingpong menjadi kelompok pemenang.

Tentu saja masih sangat banyak bentuk-bentuk permainan yang dapat diciptakan untuk kegiatan outbond, sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masing-masing fasilitator dan pesertanya. Bentuk permainan yang dapat menimbulkan keceriaan dan kekompakan kerja biasanya menjadi pilihan dari kegiatan outbond. Selain itu, pelaksana kegiatan atau even organizer biasanya memiliki instruktur outbond yang profesional, yang mampu mengemas kegiatan outbond menjadi kegiatan yang sangat menarik, menyenangkan, dan bahkan juga mencerdaskan.

Kapan Kegiatan Outbond Dilaksanakan Dalam Acara Pelatihan?

Kegiatan outbond tidak cocok dilaksanakan di awal acara pelatihan. Mengapa? Sudah tentu karena pada awal acara pelatihan peserta masih segar. Oleh karena itu pada awal pelatihan ini sama sekali belum memerlukan kegiatan yang sifatnya untuk penyegaran berupa kegiatan outbond. Kegiatan outbond sangat bagus dilaksanakan pada masa pertengahan kegiatan ketika semangat peserta sudah mulai menurun. Dengan demikian kegiatan outbond benar-benar dapat menghidupkan kembali semangat tersebut. Kegiatan outbond mungkin saja dapat dilaksanakan pada akhir kegiatan, dengan fokus tujuan untuk menimbulkan kesan mendalam dari kegiatan ini. Jika kegiatan outbond diletakkan pada akhir kegiatan pelatihan, maka bentuk-bentuk permainannya harus dapat menimbulkan kesan mendalam, sebagai salam perpisahan dalam pelatihan itu.

Nilai-nilai Apa Yang Dapat Dipetik Dari Kegiatan Outbond?

Akhir kegiatan outbond biasanya ditutup dengan refleksi, berupa kesan-kesan yang dapat diperoleh selama mengikuti kegiatan outbond. Karena waktu, mungkin tidak setiap peserta dapat menyampaikan kesan-kesannya, tetapi berikanlah waktu yang cukup kepada peserta untuk menyampaikan kesan-kesannya.

Beberapa kesan yang disampaikan oleh peserta menyebutkan tentang nilai-nilai yang dapat dipetik dari kegiatan outbond antara lain sebagai berikut:

Pertama, membangun kebersamaan dan mengurangi kesendirian. Kelompok dibagi secara acak. Biasanya peserta diminta untuk menghitung sampai dengan berapa jumlah kelompok yang akan dibentuk. Kemudian dipilih seorang yang akan menjadi ketua kelompoknya. Kegiatan dilaksanakan tanpa membedakan status sosial-ekonomi atau status lainnya, seperti umur atau lainnya. Tidak ada kegiatan individual yang diberikan dalam kegiatan outbond. Dengan demikian, semua acara kegiatan dilaksanakan dengan penuh rasa kebersamaan.dan keterbukaan Setiap anggota kelompok secara bersama-sama melakukan kegiatan sebagaimana yang telah disepakati bersama.

Kedua, menghidupkan kembali semangat dan menghilangkan rasa penat. Kegiatan outbond selalu dalam bentuk kegiatan kelompok, serta dalam bentuk kompetisi. Dengan demikian, masing-masing kelompok akan selalu bekerja dengan sungguh-sungguh untuk menjadi pemenang. Oleh karena itu, maka semua anggota harus memiliki semangat untuk memenangkan kelompoknya. Maka semangat untuk menang menjadi berkobar di dada masing-masing anggota kelompok.

Ketiga menghidupkan kegembiraan. Dalam mengikuti outbond, setiap peserta biasanya seperti menjadi anak-anak kembali. Mereka bersorak sorai, bernyanyi-nyanyi, berlari, dan menari. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan semangat peserta. Tidak ada peserta outbond yang duduk menyendiri. Mereka semua aktif dan bergembira ria.

Keempat, membangun kerja sama kelompok. Kegiatan outbond dirancang dalam bentuk kegiatan kompetisi. Setiap kelompok berusaha keras untuk dapat memenangkan kompetisi tersebut. Oleh karena itu setiap anggota kelompok harus dapat bekerja sama untuk dapat memperoleh kemenangan tersebut.

Kelima, mengingatkan kembali bahwa kegiatan di masa depan masih terbentang. Today replaces yesterday. Masa kini menggantikan masa lalu. Tomorrow replaces today. Masa depan menggantikan masa kini. Hidup adalah perjuangan. Masa kini tidaklah berhendi. Kegiatan outbond mengingatkan bahwa hidup adalah perjuangan yang tidak pernah berhenti. Masa depan masih terbentang dan harus dihadapi, bukan dihindari.

Refleksi                                    

Usai mengikuti kegiatan outbond biasanya peserta pelatihan menjadi bergairah kembali untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Perasaan homesick setidaknya dapat dikurangi. Dengan demikian kegiatan pelatihan dapat dilaksanakan dengan tuntas, lancar, dan berhasil. Kegiatan outbond harus dilakukan dengan sepenuh hati, meskipun kegiatan outbond lebih banyak bernuansa sebagai kegiatan bermain. Kegiatan outbond memiliki banyak nilai-nilai yang dapat kita petik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk ini orang bijak mengingatkan kepada kita bahwa “Jika Anda hanya mengerjakan apa yang bisa dikerjakan, maka Anda tak akan pernah bisa mengerjakan banyak hal” (Tom Krause, pakar motivasi AS)

*) Website: www.suparlan.com; E-mail: me [at] suparlan [dot] com.

Pontianak, 14 Agustus 2008.

Related Articles

Tak ditemukan hasil apapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.