Artikel

Setetes Tulisan, Segudang Penghargaan dari Mendikbud Anies Baswedan

153 views
1 Komentar

Oleh: Suparlan *)

Pekerjaan saya kini adalah menulis. Saya berjanji kepada diri sendiri untuk menulis sepanjang hayat. Apa pun akan saya tulis. Terutama tentang pendidikan. Menulis adalah proses transformasi ide atau gagasan yang tertuang dalam sebuah tulisan. Menulis adalah salah satu dari empat kompetensi dalam Bahasa. Kompetensi itu adalah: (1) mendengar (listening), (2) bercakap (speaking), (3) membaca (reading), dan menulis (writing).

Motivasi Menulis

Alhamdulillah, saya telah memperoleh motivasi dari kegiatan menulis dari sebuah lomba karya tulis Korpri tingkat nasional pada tahun 1982. Saya menjadi juara pertama, meski hanya guru SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Negeri Pamekasan, Madura. Bukan hadiahnya yang terpenting, tetapi pengalaman menulis inilah yang telah membawa saya dapat memiliki kebiasaan menulis sampai saat ini. Itulah sebabnya menulis mudah-mudahan menjadi budaya yang telah melekat dalam diri pribadi. Amin.

Saya menjadi ingat sekali kata-kata mutiara yang diukir oleh Bud Gardner oleh Satria Dharma. Bukunya bertajuk Twenty Years of Joy and Happiness yang terbit pada tahun 2012. Setiap tahun, Satria Dharma bertekad untuk menghasilkan satu buku dan dibagi-bagikan kepada semua kenalan dan tentu saja. Maklum, Satria Dharma adalah mantan Ketua Dewan Pendidikan Kota Balikpapan. Setelah lengser dari Ketua Dewan Pendidikan, beliau mendirikan beberapa STIKOM di beberapa kota. Sudah tentu Satria Dharma ada duit untuk hanya mencetak buku hasil karyanya dan membagi-bagikan kepada pembaca. Beliau menjadi ketua umum sebuah organisasi profesi guru. Pertemuan saya dengan beliau bersifat saling mengisi ibarat ada kemistri. Ada dua kesamaan. Pertama gila menulis. Kedua, gila surel alias e-mail. Entah kapan beliau mempunyai laman www.satriadharma.com. Sedang saya pulan laman www.suparlan.com.

Laman

Oleh karena iru, saya mengucapkan terima kasih kepada anak sulungku. Namanya Arif Hidayat. Lulusan Universiti Utara Malaysia (UUM), yang telah membuatkan sebuah mainan menarik untuk ayahnya, yakni laman tersebut. Siapa saja yang ingin memiliki mainan tersebut, silahkan menghubunginya. Insyaallah akan memiliki mainan yang sama dengan saya. Senang sekali saya memiliki mainan tersebut. Membalas banyak komentar dari pembaca adalah proyek kebahagiaan yang telah memberikan kebahagiaan. Ada yang menyanjung tinggi, dan ada pula yan sebaliknya. Yang diperlukan adalah kerja sama. We are not looking for a super one, but we are looking for a super team. Kita tidak memerlukan seorang yang super, tetapi kita memelukan satu tim yang super. Inilah sesungguhnya yang diperlukan oleh negeri tercinta Indonesia, dan bahkan dunia, agar kita tidak saling gontok-gontokan, saling betengkar dan bahkan saling berperang. Tawuran dan perang adalah budaya jahiliyah yang harus kita buang jauh-jauh. Paling tidak kita minimalisasi. Iulah hakikat Kutbah Arafah, rukun haji yang paling penting tinggi. Beberapa kali saya menulis dan mengirimkan via surel (surat elektronik) kepada pejabat. Jarang berbalas. Tetapi, tidak demikian untuk Mendikbud Anies Baswedan. Balasan terhadap tulisan saya sengaja saya simpan untuk kenangan. Bahkan kalau perlu saya jadikan sebagai testamen untuk buku yang suatu saat akan saya terbitkan. Inilah balasaan beliau dalam tiga kalimat pendek.

Sungguh sangat membahagiakan, khususnya bagi penulis tentu saja, karena betapa kecilnya sebuah karya, ternyata beliau telah memberikan penghargaan. Prestasi, betapa kecil sekali pun perlu dihargai dalam pendidikan. Itulah yang disebut sebagai reward system atau yang dikenal dengan reinfrocment atau penguatan. Itulah penghargaan yang telah diberikan oleh Pak Tino Sidin kepada para siswa ketika membawakan acara menggambar di televisi? Itulah contoh kongkritnya.

Menjadi pimpinan dalam sebuah organisasi apa pun harus dapat melihat ke bawah. Publik adalah masyarakat yang harus dilayanani. Sedang pejabat bukan minta untuk dilayani. Sementara itu, masyarakat mempunyai peran untuk memberikan masukan dan pertimbangan.

Setetes Tulisan, Segudang Penghargaan

Inilah testamen yang disampaikan oleh Mendikbud pada tanggal 12 April 2014. Inilah pikiran beliau yang telah dituangkan melalu laptop beliau. Terima kasih Mas Menteri, begitulah sebutan akrab beliau pada awal menjabad di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di kantor Jalan Panglima Sudirman, Senayan, Jakarta.

Inilah yang ingin saya tulis pagi ini. Alhadulillah, kemarin tanggal 27 Juli 2015 saya berkesempatan dapat berhalal-bihalal dengan Mendikbud Anie Baswedan. Meskipun tentu saja beliau tidak kenal saya, tetapi hati dan pikiran beliau telah menghunjam di hati yang sama. Terima kasih Pak Suparlan. Sebuah karya analitis yang menarik. Pernyataan inilah yang telah menyamakan hati dan pikiran tersebut.
Terima kasih Mas Menteri. Saya teringat lagi kata-kata sapaan yang sangat demokratis itu, saat beliau pertama kali dilantik menjadi Menteri Pendidikan oleh Presiden Jokowi.
*) Laman: www.suparlan.com; Surel: me@suparlan.com.
Depok, 28 Juli 2015.

Tags: Anies Baswedan, Mendikbud

Related Articles

1 Komentar. Leave new

  • dadang adnan dahlan
    Kamis, 8 Okt 2015 11:24:16

    Saya ikut bergembira oleh karena tulisan Pak Parlan telah mendapat apresiasi Mas Menteri — demikian sebutan akrab Pak Parlan untuk Pak Mendikbud. Ingin sekali kebahagiaan itu suatu saat saya dapatkan pula. Saya pun sering mem-posting tulisan lewat FB-nya Kemendikbud dan Anies Baswedan Pejuang Nurani Bangsa, namun admin tampaknya belum mem-follow up. Juga melalui surel: pengaduan@kemendikbud. Tulisan yang saya unggah biasanya dikaitkan dengan kebijakan-kebijakan Mendikbud yang menurut saya inspiratif, yang selanjutnya saya tuangkan dalam bait-bait puisi (mudah-mudahan menjadi lagu sekolah), seperti sekolah sebagai taman yang menyenangkan sebagaimana Ki Hajar Dewantara contohkan, kegiatan hari pertama sekolah, gerakan sepuluh menit membaca, belajar bersama maestro (BBM), dan banyak lagi. Puisi berikut “tentang guru” terinspirasi ketika beliau menghadiri suatu acara di Makassar, Sulawesi Selatan yang saya baca di kemendikbud.go.id.

    GURU PANUTAN DAMBAAN SISWA
    Karya Dadang Adnan Dahlan

    Guru panutan dambaan siswa
    Siswa ceria rajin belajar
    Belajar mengajar menyenangkan
    Menyenangkan teladan andalan

    Guru panutan dambaan siswa
    Siswa empati rukun harmonis
    Harmonis sinergis tulus bijak
    Bijak bestari berintegritas

    Guru panutan dambaan siswa
    Siswa simpatik berbudi baik
    Baik hati santun murah senyum
    Senyum sapa salam bahagia

    Guru panutan dambaan siswa
    Siswa semangat baca pustaka
    Pustaka cakrawala dunia
    Dunia ilmu cerdas trengginas

    Guru panutan dambaan siswa
    Siswa gemar kaji pertanyaan
    Pertanyaan jelajah pikiran
    Pikiran tenang gagasan datang

    Guru panutan dambaan siswa
    Siswa kreatif disiplin waktu
    Waktu selaras tuntas humoris
    Humoris optimis bersahaja

    Guru panutan dambaan siswa
    Siswa tangguh unggul motivasi
    Motivasi inspirasi mimpi
    Mimpi prestasi ibu pertiwi

    >>Guru dambaan Mendikbud Anies Baswedan pastikan
    >>Pertama, berintegritas memberi keteladanan
    >>Kedua, belajar mengajar baik dan menyenangkan
    >>Ketiga, mampu membangun ragam mimpi siswa
    Jatinangor, 30 Mei 2015

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts

Puisi

Syair Untuk Guru

Oleh: Dewan Pendidikan Kota Tebing Tinggi   Kalau hendak ke padang datar Jangan lupa bawa tembikar Kalau hendak…