ArtikelPendidikan

Belajar Penelitian Dari Kompas

392 views
Tidak ada komentar

***
Pendidikan itu penting, tetapi keterampilan dan tekat kuat tak kalah penting

(Siti Cholifah, TKW yang menjadi pengusaha busana, M. Clara Wresti, Kompas, 26 Agustus 2013)
***

Alhamdulillah, saya dapat berlangganan Kompas berkat tawaran dari seorang loper koran yang berkeliling kompleks perumahan. Sebagai seorang penulis, maaf saya memberanikan diri untuk menyatakan ini sebagai motivasi, sudah lama menjadikan Kompas sebagai sumber data dan informasi. Saya sering memuat kliping. Kliping itu saya bendel dan diberi hard cover, menjadi seperti buku yang kelihatan luks, padahal isinya guntingan surat kabar. Heee.

Setelah pensiun tahun 2004, saya masih membantu menjadi konsultan individu. Pekerjaan itu ternyata memerlukan data dan informasi yang selalu aktual. Itulah sebabnya, data dan informasi aktual tersebut antara lain dapat saya peroleh dari Kompas. Itulah sebabnya, maka berlangganan dengan  fasilitas pensiun menjadi pilihan saya.

Sebagai penulis, saya mempunyai kesenangan untuk menampilkan kata-kata bijak atau kata-kata mutiara pada awal tulisan saya. Pada awal setiap bab dalam buku saya, selalu selalu menampilkan kalimat berupa “kata-kata bijak” atau “kata-kata hikmah” atau “kata-kata mutiara” yang saya petik dari kata-kata atau ucapan orang penting, dari buku yang saya baca, atau bahkan sekarang banyak yang telah dimuat di dunia maya. Dengan bantuan dari Paman Google, demikian saya sering menyebutnya, dengan gampang saya dapat memperoleh kata-kata bijak tersebut. Dari Kompas, saya juga sering mengutipnya, seperti dalam tulisan singkat ini. Insyaallah, saya ingin menggunakan waktu pensiunku untuk terus menulis. Bud Gardner menyatakan sebagai berikut: “when you speak, your words echo down to the room, but when you write, your words echo down to the ages”. Jelas kan? Tulisan akan lebih berdampak dalam kehidupan dibandingkan dengan ucapan.

Sebagai dosen di perguruan tinggi swasta di kawasan Jakarta Selatan, saya juga harus terus berburu data dan informasi agar memiliki materi kuliah yang selalu up to date. Sebagai misal, untuk membimbing mahasiswa dalam melaksanakan penelitian, saya telah memperoleh contoh konkrit dari  Kompas.

Contoh Penelitian dari Kompas

Dalam tiga bulan terakhir ini, setidaknya ada tiga contoh penelitian Kompas yang telah memberikan pelakaran kepada saya tentang penelitian.

Pertama, pada bulan Ramadan yang baru lalu, Litbang Kompas menyajikan hasil survai tentang anggaran masyarakat yang telah dibelanjakan untuk mudik hari raya Idul Fitri. Litbang Kompas (Kompas, 5 Agustus 2013) telah memperoleh data yang menakjubkan tentang besarnya anggaran itu, yakni Rp20, 38 trilyun (maaf saya meniru Kompas untuk tidak menuliskan dengan angka nol sembilan). Dari contoh ini, ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik, yakni: 1) data dapat diperoleh dari mana-mana, multy sources, atau banyak sumber, 2) penelitian dilakukan dengan menggunakan banyak metode, multi methods, 3) dengan penelitian, kita akan memperoleh data yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita, bahkan bagi pengem-bangan ilmu pengetahuan itu sendiri.

Kedua, saat pidato Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus 2013 lalu, pidato Presiden SBY telah dieksplorasi oleh Litbang Kompas (Kompas, 19 Agustus 2013) dengan menggunakan teknik analisis kata, atau pilihan kata, seperti teknik error analysis dalam penelitian tindakan kelas terhadap kompetensi para siswa ketika belajar Bahasa Inggris. Hasil analisis Litbang Kompas ini menghasilkan temuan penting sebagai berikut, yakni pidato presiden hanya menyebutkan 3 kata tentang korupsi, 3 kata tentang pendidikan/sekolah, dan juga hanya 3 kata saja tentang kesehatan. Pilihan kata yang sangat minim ini boleh jadi menjunjukkan minimnya perhatian perhatian presiden tentang bidang kehidupan yang amat strategis tersebut. Saya, ingat tentang tingginya perhatian Kaisar Hirohito terhadap dunia pendidikan pada umumnya dan guru pada khususnya. Ketika meninjau kehancuran Kota Nagasaki dan Hiroshima akibat bom atom dari sekutu, apa yang ditanyakan oleh Kaisar kepada masyarakat? Berapa jumlah guru yang masih ada? Dengan pilihan kata tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Kaisar Hirohito memiliki perhatian yang sangat tinggi terhadap pendidikan.

Ketiga, terbitan Kompas 26 Agustus 2013, Litbang Kompas telah menurunkan sosok pilihan publik prisiden RI periode 2014 – 2019. Luar biasa! Hasil survai Libang Kompas ini dapat menjadi pelajaran penting tentang arti penting penelitian, dan tentang proses dan hasil penelitian bagi kehidupan. Rasanya, apa yang dihasilkan dari survai tersebut sangat cocok dengan suara kebanyakan masyarakat. Hasil survai ini telah saya gunting dan saya jadikan kliping kebanggaan saya.

Refleksi

Pepatah kuno Cina mengatakan, katakan dan saya akan lupakan “libatkan dan saya akan teringat”. Oleh karena itu, sebagai penutup tulisan singkat ini, jika pembaca mempunyai usul dan masukan tentang tulisan singat ini, silahkan pembaca terlibat dalam pemikiran saya ini dengan memberikan komentar melalui e-mail me@suparlan.com. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mengucapkan terima kasih.

*) Dosen FKIP Universitas Tama Jagakarsa, Jakarta Selatan, lulusan S2 University of Houston, Texas, USA, mantan guru SPG Negeri Pamekasan, dan mantan Kepala Bidang Pelayanan Teknis P4TK Matematika Yogyakarta.

Depok, 26 Agustus 2013.

Related Articles

Tak ditemukan hasil apapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts

Artikel

Kultum 7: Sukses Ibadah

1. Semua manusia ingin sukses dalam kehidupannya. Yang petani ingin sukses dalam bidang pertaniannya. Yang guru ingin sukses…