ArtikelBudayaPendidikan

Mengenali dan Menggali Potensi Trenggalek

256 views
4 Komentar

***

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa pada diri mereka (QS 13:11)

***

Cukup lama Kabupaten Trenggalek dikenal sebagai daerah kabupaten yang terbelakang, daerah yang miskin, dan sebutan negatif lainnya, seperti “Terang nggone wong elek”,“gowok tekek” dan sebutan negatif lainnya. Bukan sebutan “Terang Ing Galih.” Pada saat pemerintahan Bupati Sutran, Trenggalek terkenal sebagai penghasil cengkeh, dan karena itu maka daerah lain tidak dapat mengecilkan begitu saja peran sosial ekonomi daerah Trenggalek. Peran itu pun menurun kembali setelah Bupatinya lengser dari jabatannya. Pada saat saat saya menjadi mahasiswa di IKIP Malang, potret negatif Kabupaten Trenggalek tersebut sering ditanyakan oleh teman-teman dari provinsi lain di Indonesia. Alhamdulillah citra negatif tersebut justru menjadi cambuk untuk meningkatkan prestasi akademis.

Trenggalek

Foto 9: Trenggalek

Lulusan Jepang dan Bupati Termuda

Pada tahun 2015, nama Trenggalek agak naik daun pada saat daerah ini berhasil memilih secara demokratis bupati yang baru. Trenggalek dilirik oleh program Mata Najwa dalam acara televisi. Semua mata menonton kehebatan bupati dan wakil bupatinya yang secara potensial masih muda. Bupatinya lulusan Jepang. Sedang wakil bupatinya menjadi wakil bupati termuda di Indonesia. Tapi, apakah faktor ini yang harus kita cari? Boleh juga memang. Warga Kabupaten Trenggalek sangat bangga memiliki pemimpin yang hebat seperti itu. Tapi yang lebih penting adalah jika para pemimpin tersebut dapat mencari potensi yang dapat digali untuk membangun Trenggalek. Potensi tersebut kemudian dapat meningkatkan kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyatnya.  Banyak potensi lain harus kita cari, dan kemudian kita gali sampai kapan pun, secara cerdas. Sebagai contoh, kekayaan laut selatan adalah potensi yang tak pernah habis. Pantai yang indah dan kaya ini belum banyak digali. Potensi pariwisata daerah ini sangat menjanjikan. Untuk membuka potensi pariwisata di daerah ini tidak ada upaya lain yang harus dibangun kecuali transportasi yang lancar dan aman. Kita sering mendengar adanya kecelakaan lalu lintas di jalur S antara Kampak dan Munjungan.

Meneliti dan Menggali potensi

Di samping potensi pariwisata tersebut, saya pernah mendengar cerita dari Pak Sunarto, seorang ahli teknik yang pernah menjadi devisi mining suatu perusahaan asal Trenggalek tentang Gunung Kebo di daerah Utara Trenggalek yang konon memiliki potensi tambang emas. Potensi tambang di kawasan ini belum diteliti tentang jumlah dan kualitas cadangan emasnya. Pak Sunarto juga bercerita tentang potensi air laut dari Kawasan Kecamatan Watulimo, yang pada saat ini sudah dieksploitasi menjadi proyek mini hidro untuk pembangkit tenaga listrik. Potensi pembangkit tenaga listrik ini pada satnya nanti akan menjadi potensi yang luar biasa setelah bendungan Trenggalek telah dapat dioperasikan menjadi PLTA, yang bukan hanya untuk pembangkit tenaga listrik, tetapi juga untuk mencegah banjir dan untuk meningkatkan potensi pertanian. Ketika acara naik haji di Mekah pada tahun 2013, saya terkesan dengan pembangunan mini hidro di Kota Jedah. Di samping keberadaan Masjid Terapung di Kota Jedah, saya melihat reklamasi pantai di Kota Jedah dengan kegiatan penanaman pohon kelapa. Yang menarik justru bukan pohon kurma yang mungkin memang sudah tidak asing lagi di Saudi Arabia. Inilah yang terasa kental inovatif, karena pohon kelapa justru pohon yang terasa aneh. Oleh karena itu, arsitek tata kotanya mencoba menanam pohon kelapa untuk reklamasi pantai di kawasan Kota Jedah. Puluhan tahun kemudian, kita akan melihat pohon kelapa telah tumbuh di Kota Jedah. Insya Allah. Saat sekarang ini pun, para calon haji dari Indonesia telah mengetahui tentang pohon Sukarno yang ditanam untuk penghijauan di berbagai daerah di kawasan. Para jamaah haji dilarang merusak pohon Sukarno ini. Bahkan larangan tersebut menjadi salah satu butir dalam tata tertib dalam pelaksanaan ibadah haji. Contoh reklamasi di Kota Jedah dapat menjadi contoh inovatif yang dapat diterapkan di daerah lain. Jika di Jawa Timur sudah dibangun bandara di beberapa daerah seperti Malang, Jember, dan Banyuwangi, maka alangkah lengkapnya jika di jawasan Selatan Jawa Timur seperti Trenggalek juga dapat dibangun bandar udara.

Inovasi dan kreativitas seperti itulah yang diperlukan juga untuk membangun Kabupaten Trenggalek yang kita cintai. Allah SWT telah memberikan potensi yang begitu besar bagi negeri dan daerah kita masing-masing. Potensi tersebut tidak akana turun dari langit. Potensi itu harus kita cari sendiri, kemudian kita gali, bisa dengan kemampuan sendiri, tetapi bisa juga dengan kerja sama dengan pihak lain yang memiliki dan menguasai teknoloogi. Kembali saya teringat kata-kata bijak “we are not looking for a superman, but we are looking for a super team.”  Artinya, kita tidak akan mencari seorang superman, tapi kita menjadi satu tim yang super. Tim super tersebut bisa dibentuk antara sesama kita sendiri, tetapi juga bisa dibentuk dengan orang  lain.

Membangun dimulai dari diri sendiri

Yang mengetahui dan memahami potensi sebenarnya adalah diri sendiri. Tapi sering terjadi ibarat semut di seberang lautan tampak, tapi gajah di pelupuk mata tak tampak. Oleh karena itu, boleh jadi kita memerlukan para ahli dari luar negeri untuk mencari potensi didaerah kita sendiri, dan bahkan untuk menggali potensi tersebut. Oleh karena itu, cara yang paling elegan adalah memulai dari diri sendiri, dan kemudian dapat dilakukan melalui kerja sama dengan pihak lain. Sebagai contoh, kini kawasan eks Perhutani di kawasan bukit-bukit di Kabupaten Trenggalek kini telah mulai ditanami dengan tanaman jahe merah. Potensi ini juga sangat potensial, karena banyak tanaman obat-obatan seperti ini telah dipatenkan oleh ilmuwan luar negeri. Yang mengenal dan mengetahui potensi tanaman obat-obatan ini pun dari diri sendiri. Untuk ini, kita memang perlu cerdas dalam membaca perkembangan zaman. Sepupu saya memiliki sebidang tanah eks Perhutani yang pada awalnya ditanami cengkeh. Pohon cengkeh itu pun ini semakin tua. Meski daunnya masih laku dijual, pastilah suatu saat pohon-pohon cengkeh itu pun akan menjadi tua. Yang mengetahui potensi jahe merah yang lebih mahal jika dibandingkan dengan tanaman lain, tentunya juga diri sendiri. Masih banyak potensi yang harus kita cari. Masih banyak pula potensi yang ada di perut bumi ini.

Allah SWT Yang Maha Kuasa dan Maha Tahu. Mudah-mudahan doa kita semua, baik para pemimpin dan semua warga-Nya di bulan suci Ramadhan ini, Allah SWT berkenan memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga potensi di daerah dan negeri tercita ini dapat kita cari dan kita gali untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Amin, ya robbal alamin.

Depok, 5 Juli 2016

 

Related Articles

Tak ditemukan hasil apapun.

4 Komentar. Leave new

  • Salut untuk bapak dengan jargonnya, “Menulis Sepanjang Hayat”
    Semoga saya juga bisa rajin menulis lagi walaupun cuma di blog pribadi.

    Salam dari Trenggalek

    Balas
  • Assalamualaikum, saya tadi sempat membaca biografi njenengan. Luar biasa, sangat menginspirasi pak. Saya juga pelajar asal Trenggalek 🙂 salam kenal

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts