ArtikelBukuPendidikan

Lesson Study dan Peningkatan Kompetensi Guru

205 views
1 Komentar

Oleh: Suparlan *) 

No teacher, no education; no education, no social-economics development
(Ho Chi Minh)

Guru biasa memberitahukan. Guru baik menjelaskan. Guru ulung memeragakan. Guru hebat mengilhami
(William Arthur Ward)

Jalan terpenting untuk mempertinggi mutu sekolah-sekolah itu ialah mempertinggi mutu pendidiknya
(Mr. Muhammad Yamin)

 

PENGANTAR

Pada awal masa jabatannya sebagai Mendikbud, beliau telah mecanangkan 7 (tujuh) arah kebijakan, yakni:

  1. Satu, peningkatan kualitas pembelajaran di semua jenjang dan jalur pendidikan, baik sekolah negeri maupun swasta, dengan kesenjangan kualitas yang semakin kecil;
  2. Dua, pemberian perhatian lebih besar pada daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T);
  3. Tiga, memastikan masyarakat miskin dan kelompok marjinal lebih mudah mengakses layanan pendidikan dengan memerhatikan keadilan dan kesetaraan gender;
  4. Empat, memanfaatkan anggaran pembangunan pendidikan semaksimal mungkin dirasakan oleh masyarakat;
  5. Lima, memastikan keterlibatan publik secara maksimal;
  6. Enam, memperkuat tata kelola pembangunan pendidikan dan kebudayaan;
  7. Tujuh, pelaksanaan anggaran secara transparan serta akuntabel.              

Dari ketujuh arah kebijakan tersebut, kebijakan pertama dan utama adalah peningkatan kualitas pembelajaran di semua jenjang dan jalur pendidikan. Arah kebijakan ini merupakan konsekuensi setelah selesai pelaksanaan program pemerataan pendidikan.

PENGERTIAN

Lesson study merupakan konsep baru dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Perlu difahami bahwa Lesson Study bukan metode mengajar dan juga bukan model pembelajan. Lesson studi sama sekali bukan termasuk salah satu dari genre metode mengajar yang selama ini telah kita kenal, seperti ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, inkuiri, dan sebagainya. Lalu, apakah lesson study itu?  Dr. Ibrohim, dosen Fakultas MIPA dari Universitas Negeri Malang, telah mencoba merumuskan definisi operasional lesson study, yakni sebagai “proses kegiatan pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas danmutual learning untuk membangun learning community”.

Sekali lagi, lesson study merupakan proses pengkajian pembelajaran. Siapa yang melaksanakan pengkajian? Tentu saja kelompok guru yang sadar terhadap pentingnya upaya peningkatan kompetensi mereka dalam proses belajar mengajar. Di SD dikenal dengan KKG (Kelompok Kerja Guru), di SMP/SMA/SMK dinamakan MGMP. Para guru ini sadar bahwa proses pembelajaran yang selama ini telah dilaksanakan harus dikaji dari waktu ke waktu agar dapat lebih meningkat efektivitasnya bagi upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pertanyaan yang selalu diajukan dari waktu ke waktu antara lain adalah  “bagaimana caranya agar para siswa saya dapat mudah memahami tentang apa yang saya ajarkan, dan dengan demikian hasil belajarnya menjadi meningkat?” Kesadaran inilah yang menyebabkan para guru tersebut secara bersama-sama mau melakukan proses pengkajiian proses pembelajarannya. Proses pengkajian ini dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan. Para guru tidak boleh menjadi hebat sendiri, sementara guru yang lain hanya“doing as usual” atau melakukan apa adanya. Mereka ingin maju bersama, untuk bersama-sama mencerdaskan peserta didiknya. Harapan ideal yang ingin dicapai dalam kegiatan lesson study ini adalah membangun masyarakat belajar, sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hayat (life long learning).

SEJARAH PERKEMBANGAN LESSON STUDY

Jika ditelusuri jejak sejarahnya, lesson study telah berkembang sejak abad 18 di negara Jepang. Dalam Bahasa Jepang, lesson study dikenal dengan ”jugyokenkyu”, yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu ”jugyo” yang berarti lesson atau pembelajaran, dan ”kenkyu” yang berarti study atau kajian. Dengan demikianlesson study merupakan proses pengkajian terhadap pembelajaran yang telah atau sedang dilaksanakan oleh para guru di KELOMPOK KERJA yang dibangun oleh guru tersebut.

Konsep lesson study semakin berkembang pada tahun 1995 berkat kegiatan The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti oleh empat puluh satu negara dan ternyata dua puluh satu negara di antaranya memperoleh skor rata-rata matematika yang secara signifikan lebih tinggi dari skor rata-rata matemtika di Amerika Serikat. Posisi tersebut membuat Amerika Serikat melakukan studi banding pembelajaran matematika di Jepang dan Jerman. Dari studi banding tersebut Tim Amerika Serikat menyadari bahwa Amerika Serikat belum memiliki sistem untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran, sedangkan Jepang dan Jerman melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Oleh karena itu, para ahli pendidikan Amerika Serikat mengadopsi lesson study dari Jepang dan kemudian mengembangkannya di negara-negara lain.

Di Indonesia, konsep lesson study berkembang melalui program Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP, yaitu (1) IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia, UPI), (2) IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta, UNY), dan (3) IKIP Malang (sekarang menjadi Universitas Negeri Malang) yang telah bekerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency). Perkebangan selanjutnya,lesson study tidak hanya dilaksanakan pada mata pelajaran MIPA, tetapi juga mata pelajaran lainnya.

 

Lesson study bak sebagai gadis manis yang banyak dipinang orang. Untuk ini, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) melihat bahwa KKG dan MGMP menjadi wahana yang ampuh untuk meningkatkan kompetensi pendidik secara berkelanjutan. Oleh karena itu, lesson study akan sangat tepat apabila dapat diterapkan menjadi salah satu kegiatan di KKG dan MGMP.

Sekali lagi, lesson study merupakan kegiatan kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Jadi, lesson study bukan metode mengajar, walaupun dalam kegiatan kajian pembelajaran tersebut, para guru pasti akan membicarakan metode mengajar, media, dan alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Kegiatan kajian pembelajaran tersebut dilakukan oleh sesama guru dalam kegiatan kelompok kerja guru di suatu sekolah atau pun suatu tempat. Untuk apa kajian terhadap pembelajaran itu perlu dilakukan? Tentu saja, kajian pembelajaran itu akan sangat berguna untuk menemukan nilai-nilai positif atau praktif terbaik (best practices) dari proses pembelajaran yang dapat diambil, yang kemudian dapat dipertahankan dan ditularkan kepada guru-guru yang lain. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya tentu saja adalah untuk menemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan kesalahan-kesalahan yang perlu diperbaiki atau untuk tidak dilakukan lagi oleh guru itu atau guru-guru yang lain. Dengan kata lain, lesson study merupakan upaya terencana dan berkelanjutan untuk melakukan kajian terhadap proses belajar mengajar seorang guru, untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan efektivitas pembelajaran bagi guru itu, yang secara kolegial bermanfaat untuk kepentingan perbaikan dan peningkatan efektivitas pembelajaran bagi guru-guru yang lain di sekolah atau di lingkungannya.

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN LESSON STUDY

Secara singkat, lesson study dapat dijelaskan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, adakanlah semacam pertemuan kompok guru yang menyadari pentingnya upaya untuk meningkatkan kompetensinya dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran tertentu. Pertemuan kelompok guru ini menyepakati beberapa hal, misalnya:

  1. Pertama, proses persiapan (preparation) dengan menjelaskan (1) proses pembelajaran dalam pokok bahasan apa, mata pelajaran apa, dan kelas berapa,  yang akan dikaji melalui lesson study; (2) siapa yang akan bertindak sebagai guru penyaji yang akan melaksanakan proses pembelajaran, (3) siapa saja guru yang bertindak menjadi pengamat dalam kegiatan lesson study Untuk ini, guru penyaji harus memiliki kesadaran ”mau membuka” proses pembelajaran untuk diamati para guru yang lain, dengan tujuan utama mengetahui efektivitas proses pembelajaran, bukan mencari-cari kesalahannya.
  2. Kedua, jika rencana tersebut sudah matang, dalam pertemuan tersebut dapat dilanjutkan dengan mencoba membuat lesson planatau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama. Kalau tidak dalam pertemuan tersebut, dapat dilakukan pertemuan berikutnya. Guru calon penyaji mencoba membuat konsep RPP, dan kemudian disampaikan kepada kelompok guru tersebut, untuk memperoleh tanggapan dan usulan perbaikan. Kedua tahapan ini disebut sebagai tahapan PLAN.
  3. Ketiga, jika rencana sudah matang, maka tahapan berikutnya adalah proses pelaksanaan pembelajaran. Guru penyaji melaksanakan proses pembelajaran di kelas sebagaimana guru ini melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang biasa dilakukan. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran ini, para pengamat mengamati proses pembelajaran, mulai dari membuka pelajaran, sampai dengan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode dan media atau alat bantu pembelajaran, dan akhirnya sampai dengan menutup pembelajaran. Para pengamat melakukan pengamatan dan mencatatnya secara cermat. Dalam lesson study, tahapan ini dikenal sebagai tahapan DO.
  4. Ketiga, setelah selesai tahapan ketiga, para guru mengadakan pertemuan berikutnya untuk mendiskusikan hasil pengamatan dari guru-guru yang lain. Dalam diskusi ini, sudah barang tentu akan disampaikan tentang apa kelebihan yang telah dilakukan oleh guru penyaji, di samping kemungkinan kekurangan-kekurangan, bahkan kesalahan-kesalahan fatal yang telah dilakukan guru penyaji. Dalam pertemuan ini, para guru dapat mengambil kesimpulan tentang praktik-praktik terbaik yang telah dilakukan oleh guru penyaji, selain kemungkinan juga kekurangan-kekurangannya. Hasil kesimpulan ini sebaiknya disusun secara tertulis, dan kemudian disebarluaskan kepada guru-guru yang lain, terutama yang menjadi penyaji dan pengamat dalam kegiatan lesson study Sudah barang tentu, kesimpulan ini akan menjadi produk bersama yang amat bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi para guru. Tahapan ketiga lesson studyini dikenal dengan tahapan SEE.
  5. Ketiga tahapan lesson studyini dapat direplikasi ke dalam tahapan berikutnya, misalnya jika terhadap saran-saran yang penting untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut. Oleh karena itu dalam pertemuan tersebut dapat disepakati misalnya memperbaiki RPP, atau dipilih atau disepakati guru penyaji yang lain untuk menyajikan pembelajaran, atau juga disepakati akan dilaksanakan di kelas atau sekolah yang lain. Jikalau keputusannya demikian, maka lessson study dapat dilaksanakan dalam tahapan replikasi berikutnya dengan ketiga tahapan berikutnya, dengan tahapan yang mendahului, yakni tahapan REVISI.

 

Dengan demikian, lesson study dapat dilakukan dalam tiga tahapan, yakni (1) PLAN, (2) DO, dan (3) SEE.

Lesson study juga dapat dilaksanakan dalam enam tahapan yang lebih luas, yakni: (1) PLAN, (2) DO, (3) SEE, (4) REVISED PLAN, (5) DO, (6) SEE.

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU

Peningkatan kompetensi guru merupakan upaya berkelanjutan, selaras dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana profesi yang lain, katakanlah profesi kedokteran, para dokter harus telah meningkatkan kompetensinya secara terus menerus mengikuti kemajuan dan perkembangan dalam ilmu kedokteran. Demikian juga guru. Guru yang tidak pernah mau berusaha meningkatkan kompetensinya akan menjadi guru yang ”beku”.

Peningkatan kompetensi guru merupakan amanat UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Upaya peningkatan guru bukan hanya kegiatan sesaat, tetapi lebih merupakan kegiatan berkelanjutan, yang dilaksanakan sesuai dengan konsep continuing professsional development (CPD). Salah satu kegiatan yang sangat tepat untuk dapat dimasukkan dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tidak lain dan tidak bukan adalah lesson study. Mengapa? Karena dengan lesson study, para guru akan melakukan proses pembelajaran secara kolegial dan bersama-sama untuk meningkatkan kompetensinya.

 

Berdasarkan uraian tersebut di atas, ada beberapa hal penting lain yang dapat diperoleh melalui  kegiatan lesson study.

Pertama, para guru akan lebih terbuka dengan dunia luar. Guru harus terus belajar dan belajar untuk meningkatkan mutu pembelaran sebagaimana arah kebijakan pendidikan yang telah dicanangkan oleh Mendikbud. Ruang kelas para guru tidak dikunci sendiri untuk tidak boleh menerima guru lain untuk melihat apa saja yang dilakukan guru itu setiap hari kerja dalam proses pembelajaran yang dilaksanakannya. Guru itu, juga perlu melihat apa yang dilakukan koleganya dalam proses pembelajaran.

 

Kedua, para guru akan saling belajar dan saling bekerjasama dalam meningkatkan kualitas proses pembelajarannya melalui peningkatan pemahaman bukan hanya tentang materi, tetapi juga metode, media dan alat bantu pembelajaran, tetapi juga teknik penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, fokus kegiatan lesson study adalah kajian pembelajaran sehingga dapat menemukan praktik terbaik (best practices), berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diamati dalam beberapa tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Ketiga, dengan praktik terbaik tersbut, para guru akan dilatih untuk dapat mencoba untuk menghasilkan inovasi baru dalam pembelajaran, melalui usulan tentang saran perbaikan yang diberikan oleh koleganya, juga melalui kreativitas-kreativitas yang kemudian muncul dalam praktik pembelajaran.

Keempat, hasil akhir yang diharapkan dapat diperoleh melalui lesson study ini adalah proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, yang dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (student achievement).

AKHIR KATA

Lesson study diharapkan dapat menjadi wahana proses pembelajaran bagi guru untuk belajar dan berlatih dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Wahana ini diharapkan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam kegiatan KKG dan MGMP sebagai upaya untuk menemukan proses pembelajaran yang dinilai paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, yang pada gilirannya dapat berdampak, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Jakarta, 30 Oktober 2016.

Related Articles

Tak ditemukan hasil apapun.

1 Komentar. Leave new

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts

Artikel, Pendidikan

Hanya Satu Hari

  *** Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban, yang menjadi kewajiban adalah perjuangan kita untuk menjadi sukses. Bila…