Oleh Suparlan *)
Teaching is the greatest of human task. Civilization is a race between education and catastrophe.
(HG. Wells)Mengajar seringkali disebut sebagai ibu dari segala profesi.
(Stinnet dan Huggett)The professionalization of teaching activites is the best long-term strategy to improve the outcomes of education.
(Bhaskara Rao)
Jumlah penduduk di dunia mendekati angka 6 milyar. Jumlah guru di dunia sekitar 54 juta. Jumlah guru di Indonesia, belum termasuk guru bantu dan lain-lain lebih dari 2,6 juta. Yang jelas, jumlah guru di Indonesia memang sangatlah besar. Begitu banyak. Sampai-sampai untuk menaikkan gajinya, pemerintah menjadi takut bukan kepalang. Untuk menaikkan gaji guru yang besar itu, pemerintah terpaksa harus berfikir seribu kali. Itulah sebabnya, maka banyak orang yang berfikir tentang jumlah guru yang besar itu, sebagai potensi ataukah lebih tepat disebut sebagai tragedi.
Tulisan singkat ini akan menganalisis besarnya data dan informasi tentang pendidik dan implikasinya terhadap upaya peningkatan mutu pendidik, khususnya upaya peningkatan kompetensi bagi pendidik yang mengampu mata pelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Data perkembangan jumlah guru
Pusat Data dan Informasi Pendidikan (PDIP), Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pendidikan Nasional menyediakan data tentang guru, lengkap dengan proyeksinya. Biasanya data ini diolah dari data yang telah dikumpulkan bersama dengan Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, dan Bagian Informasi dan Perencanaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Data ini dikumpulkan dari Pangkalan Data yang dahulu pernah dibangun di Departemen Pendidikan Kabupaten, yang kini menjadi Dinas Pendidikan kabupaten/kota. Selain itu, biasanya data itu dicocokkan dengan data di lapangan, dan data yang ada di Biro Pusat Statistik (BPS).
Ada kesan bahwa data di Indonesia memang beraneka ragam. Sampai-sampai ada pomeo bahwa data itu dapat dibedakan menjadi (1) data akurat, (2) data tidak akurat, dan (3) data Indonesia. Apa maknanya? Data di Indonesia itu konon berubah-ubah sesuai dengan kepentingan. Suatu ketika jika digunakan untuk mengusulkan anggaran, datanya menjadi naik. Misalnya data tentang siswa yang akan memperoleh beasiswa. Jika data itu terkait dengan kepentingan untuk pemungutan pajak, boleh jadi datanya menjadi menurun.
Walaupun bagaimana, PDIP telah dapat menghasilkan data yang sangat diperlukan untuk menjadi dasar dalam perumusan kebijakan dan penyusunan program dan rencana dalam bidang pendidikan, termasuk tentang pendidik dan tenaga kependidikan. Cobalah disimak data yang telah dihasilkan oleh PDIP sebagai berikut:
Tabel 1Perkembangan Jumlah Guru TK, Guru Kelas SD dan SDLB, Guru SMP, SMA, dan SMK Per Jenjang Pendidikan
Tahun 2001/2002 – 2002/2003
No. |
Guru |
2001/2002 |
2002/2003 |
1. |
TK |
130.711 |
137.069 |
2. |
SDLB |
7.871 |
8.304 |
3. |
SD + MI |
1.383.916 |
1.431.486 |
|
SD |
1.164.808 |
1.234.927 |
|
MI |
219.108 |
196.559 |
4. |
SMP + MTs |
679.889 |
662.843 |
|
SMP |
476.827 |
466.748 |
|
MTs |
203.062 |
196.095 |
5. |
SMA + MA + SMK |
434.906 |
452.255 |
|
SMA |
224.149 |
230.114 |
|
MA |
71.398 |
74.582 |
|
SMK |
139.359 |
147.559 |
Jumlah |
2.637.293 |
2.691.957 |
*Belum termasuk jumlah GTT sebanyak 427.903 orang, yang terdiri atas GTT di sekolah negeri sebanyak 132.756 orang dan GTT di sekolah swasta sebanyak 295.147 orang
*Jumlah guru MTs mengalami penurunan (?)
Sumber: Pusat Data dan Informasi, Balitbang Diknas.
Implikasi Jumlah Guru
Berdasarkan tabel tersebut maka jumlah guru secara keseluruhan di Indonesia pada tahun 2002/2003 adalah 2.691.957 orang. Data jumlah guru itu belum termasuk jumlah GTT sebanyak 295.147 orang. Dengan demikian jika setiap guru akan dinaikkan gajinya rata-rata Rp5.000,00 saja, maka kenaikan gaji guru setiap bulan adalah 12,5 trilyun lebih. Dengan demikian, setiap tahun pemerintah harus menyediakan kenaikan gaji sebesar 150 trilyun lebih. Kenaikan gaji 150 trilyun setiap tahun ini memang sangat memberatkan pemerintah. Artinya, jumlah guru yang besar itu sudah barang tentu memiliki implikasi yang amat besar terhadap aspek yang terkait dengan upaya peningkatan kompetensi dan kesejahteraannya. Belum lagi termasuk guru GTT, dan jika diperlukan adanya allowance atau tunjangan yang mungkin akan diberikan kepada guru.
Implikasi lain dari data jumlah guru yang besar itu adalah yang terkait dengan jumlah instruktur yang harus disiapkan, berapa banyak organisasi pembinaan profesional KKG, MGMP, MKKS, MKPS yang harus diberdayakan, dan semua itu terkait dengan jumlah kabupaten/kota, jumlah kecamatan yang ada di Indonesia.
Data tersebut dapat dijabarkan secara lebih rinci, misalnya (1) data guru per provinsi, (2) data guru per daerah kabupaten/kota, (3) data guru per kecamatan, dan (4) data guru kelas, dan guru per mata pelajaran. Bahkan, data itu dilengkapi juga dengan data tentang kelebihan dan kekurangan guru di setiap sekolah.
Khusus yang terkait dengan upaya peningkatan mutu dan kompetensi guru mata pelajaran matematika, data jumlah guru TK, guru kelas SD, SDLB, guru mata pelajaran SMP, dan SMA, dan SMK, kinerja PPPG Matematika Yogyakarta ternyata hanya mampu melaksanakan TOT sebesar 6.025 orang alumni atau hanya sebesar 0,22% saja (periksa tabel 2). Dengan demikian, jika minimal PPPG Matematika harus dapat menghasilkan alumni sebesar minimal 5% saja, maka PPPG Matematika harus lebih banyak lagi merancang kegiatan diklat yang dapat diikuti peserta lebih banyak lagi.
*) Website: www.suparlan.com; E-mail: me [at] suparlan [dot] com.
2 Komentar. Leave new
Benar sekali bapak. Secara keseluruhan, data guru di Indonesia memang besar. Namun dilihat dari penyebarannya, memang harus disesuaikan dengan penyebaran sekolahnya, bahkan harus disesuaikan berdasarkan mata pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu, proses pengangkatan dan pemindahan guru harus disesuaikan dengan data penyebaran sekolah dan mata pelajarannya.
Jumlah guru yang banyak itu disebaabkan penyebarannya yang tidak merata terbukti didaerah pedesaan atau terpencil ada yang 1 SD gurunya hanya 2 bahkan 1 orang, sehingga untuk memenuhi kekurangan tersebut pihak sekolah meenerimaa guru honor yang berasal dari daeerah itu sendiri. Gaji guru di indonesia belumlah memenuhi kebutuhan hidup layak, sehingga untuk memenuhi kekurangan , guru tersebut bekerja