Catatan kecil: Suparlan *)
“Ilmu iku kalakone kanthi laku”,
Ilmu itu dapat dilaksanakan dengan tindakan
(Petuah sang kakek)
Tanggal 14 Januari 2014, sekitar pukul 13.00 WIB, Ditjen Pendidikan Dasar, khususnya Bagian Perencanaan, Setditjen Pendidikan Dasar, mendapatkan sidak dari Masmentri. Sidak singkatan dari inspeksi mendadak. Kunjungan itu cukup membuat sedikit kejutan. Dalam acara ini, Pak Dirjen, Hamid Muhammad, menunjukkan jalan menuju ruang Dapodik (Data Pokok Pendidikan) tersebut. “Bagian apa ini?” tanya Masmentri sejenak keluar dari ruang Dapodik”. “Bagian Perencanaan Pak,” jawab beberapa orang pegawai. Sayang, tidak ada pegawai yang menjelaskan bahwa karir Pak Dirjen berangkat dari Kepala Subbag Data dan Informasi di kantor ini. Boleh jadi, Masmentri diam-diam telah memasukkan dalam kantongnya.
Sudah jarang rasanya pejabat melakukan sidak seperti itu. Boleh jadi, Masmentri mengikuti jejak Jokowi melakukan “blusukan”, seperti menteri yang lain, yang kini banyak melakukan sidak seperti itu. Tetapi saya percaya sidak itu murni dari hati nurani. Masmentri hanya melambaikan tangan “pamit”. Beberapa pegawai ada yang sengaja tidak mau mendekat. Sayang, dalam momentum seperti ini, Masmentri sebenarnya dapat sekedar dapat berjabat tangan kepada beberapa pegawai. Saya bayangkan seperti siswa yang memperoleh penghargaan karena telah menerima jabat tangan dari gurunya. Tentu ini akan menjadi penguat untuk meningkatkan kinerja pegawai. Bukan hanya kinerja yang diukur dari skor kehadiran para pegawai yang mesti didukung dengan kinerja murni para pegawai.
Pada saat Masmentri masuk ke ruang Dapodik, beberapa orang pegawai pada berbisik “ada Masmestri”. “Ada di mana?” tanya yang lain. “Tu, ada di ruang Dapodik”. Bisik yang pegawai yang lain, sambil mundur selangkah, agar tidak ditanya macam-macam oleh Masmentri. Malah seorang pegawai menyalahkan seorang OB, mengapa “kondisi darurat” itu tidak diberitahukan kepadanya. Untung saja, para siswa praktik masih ada dan sedang aktif bekerja untuk Dapodik. Beberapa saat Masmentri ada di dalam operasi Dapodik. Entah apa yang menjadi concern Masmentri. Yang jelas, mulai saat ini, kita jangan macam-macam. Demikian bisik salah seorang pegawai mengingatkan yang lainnya. Itulah nuansa dan nilai sidak yang kini kita rasakan. Ya, memang harus begitu, ketimbang tidak ada sidak sama sekali. It is better than never.
Terus terang, saya ikut senang melihat semangat Masmentri, termasuk mengadakan sidak seperti ini. Meski harus ditingkatkan nilai dan dampaknya. Harapannya, tentu tidak hanya sekali, Jangan menjadi sidak yang kurang bernilai. Kita ingin melihat dampak yang sangat berarti untuk meningkatkan kinerja para pegawai yang berdiri di garda terdepan semua kantor pemerintah di negeri ini. Selamat datang Masmentri. Saya adalah salah seorang yang melihat dengan mata kepala sendiri proses sidak Masmentri.
*) www.suparlan.com.
Jakarta, 14 Januari 2015.