ArtikelDunia Islam

Kultum 26: Sahabat Setia

257 views
2 Komentar

1. Pada hari Jum’at tanggal 20 September 2014, alhamdulillah saya dapat melaksanakan shalat Jum’at di Masjid Baitut Tholibin, Kemdikbud, di Senayan Jakarta. Sebagaimana biasa, kutbah pada hari itu sangat menyentuh hati dan pikiran saya.
2. Pertama, materi kutbah membahas tentang salah satu kelebihan Islam, yakni Islam adalah sebagai agama moderat, bukan ekstrim, baik ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. Islam adalah agama yang lurus. Islam menjadi rahmatan lil alamin, rahmat seluruh alam, yang menjamin perdamaian dunia. Islam is the true religion.
3. Kedua, Islam dapat menjamin perdamaian dunia, telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw dengan perilakunya yang sejuk dan lemah lembut ketika bergaul dan berkomunikasi dengan sesama manusia, bahkan umat yang berbeda, karena Allah Swt memang mencitpakan manusia dengan beraneka ragam.
4. Saya terkesan dengan cerita alkisah tentang Rasulullah dengan orang buta yang sekaligus beragama Yahudi. Cerita alkisah ini saya tulis dalam kultum yang lain. Kalau tertarik, silahkan buku kultum yang ada di laman ini.
5. Dalam kultum 26 ini, saya akan menyampaikan cerita singkat tentang sahabat setia. Allah Swt menciptakan manusia sebagai mahluk yang tertinggi derajatnya. Apa yang menjadi determinan factor sehingga manusia dapat melaksanakan peran sebagai mahluk yang tertinggi derajatnya? Tidak lain karena manusia dikaruniai otak, baik otak kanan, otak kiri, dan seluruh perangkatnya. Wallahu alam, otaklah yang kemudian membedakan manusia dengan mahluk malaikat dan mahluk hewan.
6. Selain dikaruniai otak, manusia dilahirkan di muka bumi sebagai mahluk sosial (social being), yakni mahluk yang harus bergandeng tangan, harus bekerja sama, antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Manusia tidak bisa hidup sendirian di muka bumi. Itulah hakikat mahluk apa pun yang diciptakan oleh Allah Swt di muka bumi ini. Bahkan mahluk malaikat dan binatang pun juga diciptakan dalam komunitas sosial yang saling tolong menolong dan bekerja sama.
7. Berdasarkan sejarah umat manusia, bumi dan seisinya ini telah melalui paling tidak dalam empat era atau zaman. Era pertama dikenal dengan era “pengumpulan bahan pangan” atau era “food gathering”. Dalam era ini, jumlah bahan pangan melebihi kebutuhan yang yang diperlukan oleh manusia. Lama kelamaan, manusia menyadari kenyataan tentang keterbatasan bahan pangan, dan oleh karena itu manusia harus menanam bahan pangan itu. Maka lahirlah era yang dikenal dengan “revolusi hijau”, yakni kelahiran era manusia harus bekerja keras untuk becocok tanam untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam era inilah telah lahir mata pencaharian pertanian dan perkebunan.
8. Kebutuhan manusia semakin banyak, baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Itulah sebabnya manusia harus dapat menghasilkan lebih banyak produk. Tidak ada jalan lain kecuali manusia harus membuat mesin untuk dapat menghasilkan produk lebih banyak dan lebih cepat. Dalam era inilah manusia melahirkan “revolusi industri” atau ‘industrial revoution”. Era ketiga ini pun harus disusul dengan era keempat, yakni “era teknologi informasi dan komunikasi. Inilah abad ke-21 dengan ciri penggunaan teknolgi canggih yang dikenal dengan komputer.
9. Ketika era sebelumnya manusia telah berubah menjadi lebih individualis dalam kehidupannya, ternyata dalam era keempat ini manusia yang dibutuhkan oleh zaman ini justru manusia yang dapat berkolaborasi dan bekerja sama dalam sebuah tim. Para usahawan pada era ini mengingatkan kepada penghuni bumi ini agar manusia jangan hanya hidup secara individualistis, tetapi justru harus dapat bekerja sama, sesuai dengan hakikat manusia sebagai mahluk sosial.
10. Oleh karena itu para usahawan menyataan “we are not looking for a super one, but we are looking for a super team”. Kita tidak mencari seorang yang super, tetapi kita mencari satu team yang super.
11. Saya melihat kebenaran apa yang difirmankan oleh Allah Swt bahwa sesungguhnya manusia itu memiliki tiga macam teman. Tetapi hanya satu teman yang setia membantu manusia, tidak hanya ketika hidup di dunia, tetapi sampai di akhir hayatnya. Teman pertama adalah manusia, tetapi teman yang satu ini hanya baik ketika kita hidup di dunia saja, tetapi ketika kita harus meninggalkan dunia, maka manusi ini hanya akan mengantarkan kita sampai di tepi liang lahat saja. Demikian pula dengan harta. Harta ini juga menjadi teman ketika kita hidup di dunia, tidak akan kita bawa sampai kita harus memasuki alam akhirat. Hanya ada satu tempat yang benar-benar setia. Apakah itu gerangan. Dialah “amal baik”, satu-satunya teman setia kita. Wallahu alam bishawab.

Jakarta, 30 September 2014.

Related Articles

Tak ditemukan hasil apapun.

2 Komentar. Leave new

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts

Artikel

Guru

Oleh Muhammad Sami’in Pagi ini begitu indah, deruan angin menerpa wajah Dingin menyelimuti langkah penuh keikhlasan Renungan hanya…
Buku, Pendidikan

Alkisah

Buku? Adik ipar saya, Bayu Indrajati, menertawai saya karena punya banyak buku yang saya simpan rapi di rak…