1. Allah Swt menyatakan dalam Al-Quran “bacalah”. Dengan demikian, betapa pentingnya tulisan dalam kehidupan dan peradabannya. Itulah sebabnya maka literasi, program yang selalu disampaikan teman saya Satria Dharma dalam banyak kesempatan, menjadi tema utamanya. Sama dengan tema yang diusung oleh Taufik Ismail dalam pusinya, membaca dan menulis adalah kunci yang menunjukkan tinggi rendahnya peradaban umat manusia.
2. Dalam hal ini, ahli sejarah membedakan dua macam sejarah umat manusia, yakni zaman prasejarah dan zaman sejarah. Zaman prasejarah ditandai oleh kemajuan manusia yang belum dikaruniai kemampuan menulis, sementara zaman sejarah adalah zaman perikehidupan manusia yang telah memiliki kemampuan penulis, yakni simbul-simbul huruf yang memiliki makna.
3. Coba mari kita pelajari tiga kata yang tertulis dalam Al-Quran “Alif, Lam, Mim” dan “Alif, Lam, Ra” yang ada di depan beberapa surah, konon hanya Allah Swt yang mengetahui kedalaman artinya. Ada yang memaknai bahwa huruf-huruf itu digunakan untuk menarik perhatian pembaca, dan ada pula yang memberikan makna sebagai judul suatu surah. Wallahu alam.
4. Yang pasti, huruf adalah bagian dari suatu kata yang memiliki makna, dan lebih lanjut, kalimat tersusun dari kata-kata, dan selanjutnya kalimat-kalimat itu disusun lebih lanjut menjadi paragraf. Dalam struktur Al-Quran, ada huruf, ada ayat, ada surah, dan juz, dan keseluruhan huruf, sayat, surah, dan juz itulah yang tersusun dalam Al-Quran.
5. Sistem tulisan ini sudah sedemikian rupa telah ada sejak ayat-ayat yang diturunkan sejak masa Nabi Muhammad Saw, dan dikodifikasikan oleh para sahabat beliau.
6. Konon, hanya Al-Quranlah yang dikenal buku yang dapat dihafalkan (hafiz), sementara buku lain tidak. Oleh karena itu, ada anak usia du tahun yang hafal Al-Quran, meski bebicara masih “cadel”. Alhamdulillah, usia cucu masihi tiga atau empat tahun sudah hafal Al-Fatihah, meski bicaranya juga masih cadel.
7. Dalam acara Hafiz Indonesia untuk anak-anak, Rasjid dari Pekanbaru, telah hafal Al-Quran dua puluh sembilan juz, sementara saya yang sudah berusia enam puluh lima tahun, apalagi dua puluh sembilan juz, satu juz-pun belum hafal (Lihat Usia Keemasan).
8. Dalam Kultm 12 ini, penulis akan menegaskan beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, ada empat kompetensi bahasa yang dikuasai manusia, yakni mulai dari mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kompetensi tersebut saling bersinergi untuk memperoleh penguasaan dalam pengetahuan, dan lebih dari itu dalam kemajuan peradaban manusia. Dalam sejarah, Islam merupakan agama yang telah berjasa dalam pengembangan peradaban umat manusia. Ini diakui bukan oleh umat Islam sendiri, tetapi juga diakui umat lain. Perkembangan sains dan teknolgi, termasuk kedokteran, aljabar, dan astronomi, telah berkembang pesat karena Islam. Presiden Barack Hussein Obama menyatakan “as student of history, I also know civilation’s debt to Islam”. Sebagai mahasiswa sejarah, saya juga tahu utang peradaban terhadap Islam.
Kedua, secara operasional, kemampuan calistung (baca, tulis, dan hitung) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki anak dalam usia pendidikan dasar (SD dan SMP).
Ketiga, dalam usia kemasan, pendidikan agama seharusnya sudah diberikan sejak anak berusia dini, karena dalam usia ini anak-anak mengalami perkembangan kecerdasan yang paling optimal;
Keempat, memang membaca Al-Quran memiliki pahala yang sangat besar, meski tidak memhami artinya, dan ini dapat dan harus dimulai pada usia dini. Dalam usia-usia lebih lanjut, akan lebih besar lagi pahalanya apabila dapat memahami artinya, dan kemudian dapat mengimplementasikan Al-Quran dalam kehidupan.
Kelima, terdapat bukti empiris dewasa ini bahwa jumlah umat Islam di negara-negara barat telah mengalami perkembangan yang pesat. Umat Islam itu justru berasal dari kalangan cerdik pandai, dan mereka telah memiliki kebiasaan membaca Al-Quran dan memahami, serta mengamalkan Al-Quran.
Alhamdulillah. Amin.
Depok, 7 Juli 2014