Seperti tahun-tahun yang lalu, banyak ucapan menjelang kedatangan bulan Ramadan yang telah penulis terima melalui SMS dari beberapa sahabat dekat dan jauh. Ucapan-ucapaan itu ada yang sungguh dirangkai dengan untaian kalimat yang puitis. Umumnya memang menggunakan Bahasa Indonesia, tetapi ada satu yang diuntai dengan pantun Bahasa Jawa. Ada pula yang diuntai dengan istilah-istilah yang digunakan dalam dunia IT, yang membuat kita tersenyum jika membacanya. Dengan demikian, gaya dan rona tulisan itu dapat menunjukkan latar belakang pengirimnya, seperti dari seorang guru atau yang bergerak dalam bidang pendidikan, ada yang faham tentang agama, dan ada yang sengaja sebagai guyonan (fun) yang jawaban dari ucapan itu hanya perlu dengan heee saja.
Untuk sharing pengalaman dengan pembaca laman pribadi ini, penulis mencoba menulis kembali ucapan-ucapan itu dalam tulisan singkat ini.
Pertama, ucapan itu dirangkai dengan kalimat yang sangat puitis. Inilah misalnya:
Air tak slalu jernih, begitu juga ucapanku,
Salju tak slaluu putih, begitu juga hatiku,
Langit tak slalu biru, begitu juga hidupku,
Jalan tak slalu lurus, begitu juga langkahku,
Jika maaf itu bisa didapat hari ini,
Untuk apa menungu besok?!
Sedang jantung kita pun tak slamanya berdetak,
Marhaban, ya marhaban,
Mohon maaf atas sekala kesalahan.
Kedua, masih agak mirip dengan ungkapan yang pertama. Ungkapan ini juga disusun dengan kalimat yang puitis berupa pantun. Inilai ucapannya:
Terkadang tercipa dosa dalam tawa,
Terbisik luka dalam canda,
Terlindas keangkuhan daam cerita,
Bukan mawar jika tak berduri,
Bukan gading jika tak retak,
Bukan pula hati jika tak kecewa,
Bukan manusia jika tak salah,
Marhaban ya Ramadan,
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1434 H.
Mohon maaf lahir dan batin.
Ketiga, sengaja diambil ucapan yang masih sama dengan yang pertama dan kedua. Ucapan ini dirangkai dengan kalimat yang puitis, meski menurut penulis masih kalah jika diban-dingkan dengan ucapan yang pertama. Inilah ucapannya:
Fajar Ramadans segera menghampiri dunia,
Selembar sutra menghapus noda,
Sebening embun penyejuk kalbu,
Sucikan hati bersihkan jiwa di bulan suci,
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan,
Semoga amal ibadah kita diterima di sisi Allah SWT, Amin.
Keempat, inilah yang membuat kita bisa tertawa ngakak, jika mempunyai sense of homor yang cukup tinggi. Inilah dia, yang ternyata dikirimkan oleh tetangga sendiri.
Sulit… sulit ….., dan cukup mengenaskan sudah,
Beberapa hari ini semua orang telah banyak meminta maaf,
Sampai-sampai ketika saya ke mesin ATM pun.
Jawabannya …. MAAF … SALDO ANDA TIDAK MENCUKUPI
Yang kelima ini adalah ucapan yang semuanya menggunakan istilah yang biasa digunakan dalam dunia maya (komputer). Biasanya ini adalah ucapan dari anak-anak muda yang biasa main komputer. Inilah dia.
Menjelang Ramadan,
let’s:
Delete dosa,
Upload pahala,
Download kesabaran,
Upgrade keimanan,
Browsing kebaikan,
Update amalan,
Shut down permusuhan,
Restart persaudaraan,
Online-kan hati kita di jalan kebaikan,
Awas virus setan,
Agar software hati dan jiwa kita menjadi tenang dan …
Free dari kemaksiatan,
Welcome ya Ramadan,
Maafkan semua kesalahan,
Mohon maaf lahir dan batin.
Ucapan yang keenam ini adalah versi ucapan dalam Bahasa Jawa. Inilah dia:
Tuku kloso ning Ponorogo,
Digelar ombo ning ngisor gapuro,
Sesuk dina Sloso wis mlebu sasi poso,
Yen nduwe salah kulo nyuwun pangapuro,
Satrio Pringgondani jenenge Werkudoro,
Duwe bapak jenenge Werkudoro,
Senajan namun ngagem SMS puniko,
Mugi dipun anggep minongko wakil kawulo,
Mugi Gusti Allah paring ngapuro dosa kula lan penjenengan sedoyo,
Amin 3X ya robbal alamin.
Demikianlah, beberapa ucapan yang telah penulis terima melalui SMA sampai dengan puasa hari kedua Bulan Ramadan ini. Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi para pembaca. Irian, burung Cenderawasih. Sekian dan terima kasih. Pakaian dicuci bersih, juga sekian dan terima kasih. Salam.
Depok, 12 Juli 2013.