Oleh: Suparlan
Ki Hajar Dewantara mengemukakan konsep tripusat pendidikan. Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama. Paradigma lama hubungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat mengalami perkembangan, mulai dari paradigma lama, transisional, dan paradigma baru. Dalam paradigma lama, antara keluarga, sekolah, dan masyarakat berdiri sendiri secara terpisah.
Dalam paradigma ini, sekolah sebagai pranata sosial sebagai obyek. Lembaga ini sering berteriak meminta belas kasihan keluarga dan masyarakat. Dalam paradigma transisional sekolah dan keluarga telah mengadakan hubungan kerja sama untuk mendidik anak-anak bangsa. Namun masyarakat, utamanya dunia usaha dan dunia industri (DUDI) belum banyak terketuk untuk memberikan peransertanya bagi dunia pendidikan. Padahal, sekolah telah menamatkan lulusan yang banyak digunakan oleh masyarakat. Dalam paradigma baru, antara keluarga, sekolah, dan masyarakat telah menjadi satu kesatuan dengan mengedepankan semangat ‘kekitaan’ bukan ‘keakuan’ untuk bersama-sama membangun pendidikan anak-anak bangsa. Komite Sekolah, telah tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2003, harus dapat memainkan peran sebagai pemersatu ketiga pranata sosial ini untuk kemajuan pendidikan anak-anak bangsa.
Buku ini baru selesai disusun pada pertengahan bulan Juni 2007 ini. Penerbitannya mundur dari rencana semula.