Oleh Suparlan *)
Kemerdekaan tidak diberikan begitu saja oleh pihak penindas, karena itu sang tertindaslah yang harus memperjuangkannya.
(Martin Luther Kin Jr ( 1629 – 1968, aktivis hak-hak sipil, peraih hadiah nobel perdamaian 1964)Hai Inggris, selama banteng-banteng dan pemuda-pemuda Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membuat secarik kain putih menjadi merah putih ….selama itu kita tidak akan menyerah. Teman-temanku seperjuangan….terutama pemuda-pemuda Indonesia, kita terus berjuang, kita usir kaum penjajah dari bumi kita Indonesia yang kita cintai ini….
(Petikan Pidato Bung Tomo)
Sebagai Ketua RT 05, penulis mendapat masukan dari warga agar segera membuat rencana kegiatan tujuhbelasan. Oleh karena itu, saya buatlah konsep rencana tujuhbelasan itu. Rencana itu seharusnya memang bukan hanya sekedar sebagai rencana ketua RT. Bukan. Rencana itu adalah rencana seluruh warga. Oleh karena itu, untuk membahasnya, saya undanglah beberapa orang warga ke rumahku, sudah barang tentu termasuk pengurus RT dan PKK-nya. Sekitar sepuluh orang hadir dalam pertemuan di rumah penulis untuk membicarakan rencana itu. Konsep rencana tujuhbelasan kurang lebih masih sama dengan acara tujuhbelasan tahun lalu, karena acara ini seakan telah menjadi tradisi warga. Konsep acara penulis modifikasi sedikit dengan acara yang lebih edukatif. Maklum, ketuanya sangat getol dengan hal-hal yang bersifat edukatif.
Tema acara sejak dulu memang “dari-oleh-dan untuk anak-anak”. Jadi, acara perlombaan menjadi inti acara tujuhbelasan tahun ini. Namun acara tahun ini unik, karena acara arisan PAGAR LIMA (paguyuban arisan RT 05) dan PKK-nya dua bulan disatukan dalam acara ini untuk mendukung biaya konsumsinya. Sebelumnya saya telah membuat surat edaran untuk meminta sumbangan kepada warga. Minimal warga telah memberikan sumbangan Rp20.000,00 per keluarga, tetapi keluarga yang mempunyai rezeki lebih ternyata telah memberikan sumbangan jauh lebih besar lagi. Alhamdulillah. Bahkan beberapa warga telah memberikan sumbangan in natura. Saya benar-benar merasakan adanya kebersamaan antara warga. Bukan hanya dalam wacana, tetapi benar-benar dalam praktik kehidupan. Akhirnya acara dan biayanya telah disepakati, degan catatan masih sangat terbuka untuk penambahan acara.
Gerak Jalan Sehat
Tanggal 10 Agustus pun acara dimulai dengan gerak jalan sehat. Kebetulan hari Ahad, dan beberapa warga telah datang bergerombol untuk ikut gerak jalan. Tepat pukul 07.00 WIB, warga RT 05, lengkap dengan anak dan cucunya pun mulai bergerak dengan rote yang telah disepakati. Saya sendiri bersama istri dan cucuku yang baru saja memperingati ulang tahunnya ke dua pun ikut serta acara jalan sehat ini. Saya sudah siap untuk menggendong jira nanti cucuku minta gendong. Tapi ternyata, karena banyak anak-anak seusia di atasnya yang ikut berjalan, maka tampaknya ia pun tidak mau kalah untuk berjalan kaki. Semua peserta ceria. Cucu penulis pun demikian juga. Pada beberapa potong jalan yang kurang mulus, penulis pun merasa kasihan kepada cucuku, dan penulis pun menggendongya. Saya melihat acara semacam ini memang dapat menciptakan suasana kebersamaan antara warga. Selama lebih dari dua jam acara jalan sehat pun usai. Semua warga kembali ke rumah penulis. Di garase telah tersedia bubur kacang hijau dan kue-kue yang memang sengaja disiapkan untuk peserta gerak jalan sehat. Keringat mengucur deras, bukan karena jalannya tetapi ditambah dengan beberapa kali harus menggendong cucu di jalan yang tidak mulus. Dua gelas bubur kacang hijau pun masuk ke perut yang sejak pagi baru diisi dengan segelas air putih. Usai gerak jalan sehat, bapak-bapak ada yang memasang bendera merah putih dan umbul-umbul inventaris RT 05. Beberapa hari yang lalu saya minta agar bendahara RT 05 dapat menambah umbul-umbul itu.
Lomba Untuk Anak-anak
Tanggal 17 Agustus 2008, cuaca cerah secerah semangat warga yang akan memperingati hari bersejarah ini. Pagi-pagi ketua panitia, Bapak Giman, dan beberapa pengurus RT dan PKK mempersiapkan tempat dan alat-alat yang akan digunakan untuk kegiatan lomba. Tenda inventaris RT 05 pun dipasang di depan rumah penulis, tempat yang biasa dipakai untuk kegiatan tujuh belasan. Arena lomba pun mulai dibuat. Kebetuan ada sisa cat hijau yang masih bisa digunakan. Maka dibuatlah tiga trek di jalan aspal yang sudah mulai tipis untuk acara lomba anak-anak. Habisnya can menandai selesainya membuat trek di jalan aspal itu, lengkap dengan tulisan START dan FINISH. Semua panitia dan warga telah menyiapkan semuanya untuk kegiatan yang dinanti-nantikan ini.
Sebelum dhuhur semuanya selesai. Tapi penulis dan beberapa anggota pantia ternyata telah kehilangan acara yang biasa ditonton di televisi, yakni pengibaran bendera di istana negara. Tak apalah, kita kan sedang menyiapkan acara yang sama di tingkat RT. Begitu pikir penulis dalam hati.
Pukup 14.00 WIB ketua panitia dan beberapa anggota panitia telah memanggil-manggil warga dan anak-anak untuk segera hadir di tempat acara. Istriku tidak sabaran lagi. ”Itu Pak Giman sudah siap”, katanya mengingatkan saya, yang biasanya masih ada di depan komputer untuk membuka-buka e-mail. Dan penulis pun segera bergabung dengan Pak Giman dan warga yang sejak tadi telah membunyikan sound system.
Anak-anak usia TK, SD, SMP, dan beberapa ada yang SMA dan perguruan tinggi sudah mulai berkumpul di tempat acara. Acara pun dimulai. Tepuk tangan gemuruh menandai dimulainya acara memindahkan tiga bendera bertangkai yang ditaruh di botol ke botol di ujung arena. Tiga orang anak TK dan SD berlari kencang untuk menjadi paling cepat dapat memindahkan bendera, dilanjutkan dengan tiga peserta berikutnya sampai selesai. Acara dilanjutkan dengan lomba kelereng dan acara makan kerupuk yang digantung. Kembali tepuk tangan mengiringi usainya setiap acara lomba. Anak-anak begitu antusias mengikuti acara demi acara. Sampai akhirnya muncul ide agar para remaja, ibu-ibu dan bapak-bapaknya juga ikut berlomba makan krupuk yang digantung. Acara ini lebih untuk lebih memeriahkan acara lomba. Maka tampillah beberapa remaja dan pemudi/pemuda dalam acara lomba makan krupuk. Enam orang remaja antusias menjulur-julurkan lidahnya untuk menangkap krupuk yang digantung. Termasuk anak saya, Trias Setiawan dan kawan sebayanya ikut memeriahkan acara ini. Selain ada acara makan krupuk, ada pula acara menggigit koin yang ditancapkan di pepaya muda yang diberi langes. Acara ini saya hilangkan karena kasihan kepada anak-anak, dan saya usulkan untuk diganti dengan acara lomba mewarnai gambar. Ternyata acara ini sangat menarik. Ada peserta kelas 1 SD telah mewarnai gambar bunga tulip dengan sangat bagusnya. Saya sengaja memberikan penjelaskan kepada orangtu anak-anak bahwa di antara anak-anak kita mungkin mempunyai kecerdasan visual atau menggambar. Orangtua berkewajiban menemukan sejak dini bakat dan potensi ini, serta membina dan mengembangkannya. Adzan Ashar sudah mulai terdengar dari Masjid Al Mujahidin. Masih tinggal satu acara yakni penutup lomba, yakni menirukan Bung Tomo berpidato, tapi tidak sempat diacarakan, karena adzan Ashar sudah memanggil kita.
Petikan pidato sudah disiapkan. Khusus acara ini tidak dapat dilanjutkan, dan penulis hanya dapat memberikan contoh pidato Bung Tomo itu. ”Hai Inggris, selama banteng-banteng dan pemuda-pemuda Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membuat secarik kain putih menjadi merah putih ….selama itu kita tidak akan menyerah. Teman-temanku seperjuangan….terutama pemuda-pemuda Indonesia, kita terus berjuang, kita usir kaum penjajah dari bumi kita Indonesia yang kita cintai ini….” (Petika Pidato Bung Tomo). Usai pidato Bung Tomo, usailah juga lomba anak-anak tujuhbelasan. Panitia kemudian mengungumkan kepada semua warga agar hadir dalam acara pembagian hadiah yang akan diadakan sore harinya, tidak lupa dengan makan bersama.
Indonesia Raya Bergema
Selepas Isya, anak-anak dan warga mulai berdatangan. Meja kursi plastik inventaris RT 05 memang sudah disiapkan. Pada pukul 19.30 WIB acara pun dibuka oleh Pak Giman. Acara berikutnya mengumandangkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Ini usul dari ketua PAGAR LIMA, Bapak Heru SN, yang kebetulan seorang pegawai BPPT. Penulis setuju, dan akhirnya berkumandanglah Indonesia Raya dipimpin oleh Bapak Wahyudi, seorang warga, yang aktif dalam berbagai kegiatan RT. Pada tahun-tahun yang lalu, acara ini tidak ada. Ini menjadi satu kemajuan. Semua warga berdiri tegak, dan bersama-sama menyangikan Indonesia Raya dengan penuh semangat.
Acara berikutnya dilanjutkan dengan sambutan dari ketua RT 05. Dalam kesempatan ini, sebagai ketua RT 05, saya mengajak warga untuk senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah. Jika pada hari yang sama, mulai di Istana Presiden sampai dengan kantor Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, sampai dengan kantor-kantor pemerintah dan swasta sampai dengan RT telah mengadakan acara peringatan tujuhbelasan. Demikian juga tidak ketinggalan pula warga RT 05, RW 23, Keluruhan Sukamaju, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, telah mengadakan kegiatan peringatan tujuhbelasan. Sebagai warga negara yang baik, kita juga mengadakan acara tujuh belajasan. Sebagai ketua RT 05, saya merasa bangga karena acara tujuh belajan ini telah berjalan dengan meriah dan lancar.
Kepada panitia dan seluruh warga yang telah memberikan bantuan, baik finansial maupun juga berupa bantuan in natura, saya mengucapkan terima kasih. Ini bukti kebersamaan kita. Bersama kita bisa. Indonesia bisa. Begitulah motto yang akhir-akhir ini telah dicanangkan oleh Presiden. Semoga kita tidak hanya hebat dalam menciptakan motto-motto yang hebat, tetapi juga hebat dalam pelaksanaannya. Acara selanjutnya adalah makan bakso bersama, dan diakhiri dengan acara bersalam-salaman, karena sebentar lagi kita memasuki Bulan Suci Ramadhan.
Refleksi
Acara tujuh belasan di RT 05 sudah barang tentu sebagai satu-satunya acara peringatan tujuh belasan di negeri tercinta ini. Di RT lain dan bahkan di daerah lain, mungkin terdapat acara tujuh belasan yang lebih semarak, lebih kreatif, dan lebih dalam segala aspeknya. Mudah-mudahan, acara tujuh belasan di RT 05 ini dapat menjadi salah satu bentuk peran serta warga negara dalam peringatan hari kemerdekaan yang ke-63 Republik Indonesia tercinta. Insyaallah.
*) Website: www.suparlan.com; E-mail: me [at] suparlan [dot] com.
Depok, 18 Agutus 2008.