Oleh Suparlan *)
Tiada yang besar tanpa berasal dari yang kecil
(anoname)Who don’t make a plan, make a fail
(anoname)
Sehari selepas acara ulang tahun Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK), seseorang bernama Pramadita Eka Putri telah mengirimkan foto-foto kepada e-mail saya. Demikian cepat. Lebih cepat daripada kecepatan saya dalam menulis cacatan kecil ini. Saya tidak tahu siapa dia. Apakah dia siswa SIK yang jadi panitia, apakah seorang guru, atau apakah siapa. Tetapi yang jelas, foto ramai-ramai selepas acara pentas seni telah dikirimkan kepada saya. Oleh karena itu, saya cepat menuliskan catatan ini dengan mengucapkan terima kasih.
Lokakarya Pendidikan
Acara ulang tahun ke-41 SIK telah berlangsung dengan sukses. Ulang tahun ini diawali dengan kegiatan lokakarya pendidikan yang dilaksanakan pada Hari Jum’at, tanggal 30 Juli 2010. Narsumber dalam acara ini dua orang.
Pertama, Pak Karsam, S. Pd, MA, Ph.D. Ya, nama pendek ini telah menjadi cukup panjang dengan gelar-gelarnya. Begitu kata beliau. Mantan guru SIK ini telah memperoleh gelar doktor dari universitas di Malaysia ketika beliau menjadi guru SIK. Beliau adalah satu-satunya tentang batik di Indonesia. Luar biasa. Beliau menyajikan materi tentang perilaku organisasi SIK untuk menciptakan lulusan yang unggul. Dengan gaya Surabaya, yang ceplas-ceplos, suasana lokakarya tidak sepi dengan canda tawa dan tepuk tangan yang meriah.
Kedua, saya sendiri. Penulis catatan ini. Saya adalah mantan Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur pada tahun 1996 – 2001. Tentu saja, gaya saya berbeda dengan Pak Karsam. Saya ingin menggugah semangat warga SIK, agar mau mengubah paradigma pembelajaran, yang teachers-oriented menjadi students-oriented. Biasa, penulis memulai dengan mengemukakan beberapa kata-kata bijak tentang pendidikan dari beberapa tokoh pendidikan, seperti “no teacher, no education; no education, no social-economics development” dari Ho Chi Mien, bapak pendidikan Bangsa Vietnam, dan beberapa kata-kata bijak lainnya, karena penulis memang gemar dengan kata-kata bijak seperti itu. Penulis melanjutkan paparan tentang pentingnya perencanaan untuk memperbaiki kualitas SIK di masa depan. Semuanya tergantung dari diri kita semua. Ada seorang guru yang telah memberikan respon dengan contoh yang sangat inspiratif. Kita bangun dari tidur bukan karena alarm atu bell yang kita pasang, tetapi lebih karena diri kita sendiri. Jadi, untuk membangun SIK yang lebih baik di masa depan, pada hakikatnya memang juga amat ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh kerja sama sinergis dari semua pemangku kepentingan, mulai dari guru dan tenaga kependidikan di SIK, orangtua siswa, sampai dengan KBRI sendiri.
CARAKA MUDA
Saya sangat senang, karena motto SIK yang diciptakan pada masa saya menjadi kepala sekolah, masih digunakan oleh SIK. Bahkan motto bersama logo SIK masih terpampang di mana-mana, termasuk di layar yang menjadi latar belakang pesta seni sebagai puncak acara ulang tahun. Motto SIK sebenarnya merupakan replikasi dari motto KBRI, yakni CARAKA BHUWANA atau UTUSAN DUNIA. CARAKA MUDA artinya UTUSAN MUDA. Anak-anak, para siswa yang menjadi subyek dalam penyelenggaraan pendidikan di SIK tidak lain adalah menjadi utusan-utusan yang masih muda, yang diharapkan dapat menjaga citra budaya bangsa. Demikian, salah satu kalimat dalam Mars SIK yang diciptakan oleh Bapak Suhaimi Nasution, salah seorang tokoh yang ikut membidani kelahiran SIK pada tahun 1996. Diharapkan agar motto ini senantiasa memberikan misi untuk membina lulusan SIK sebagai utusan bangsa dan negara. Saya merasakan suasana peringatan HUT SIK ke-41 kurang lebih telah menggambarkan nuansa ini, sejak acara silaturahmi dalam bentuk lokakarya, sampai dengan acara-acara pestas seninya. Sayang, sebelum menyanyikan Mars SIK sebaiknya didahului dengan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Citra Budaya Bangsa
Pesta seni acara HUT SIK ke-41 dilaksanakan pada Hari Sabtu, 31 Juli 2010. Sebelum acara dimulai, para siswa dengan semarak telah hadir di sekolah. Mereka sibuk dalam pelaksnaaan tugasnya masing-masing. Genderang Pasukan Paskibraka dengan suara bertalu-talu menjemput para undangan, termasuk kepala sekolah dan pejabat KBRI Kuala Lumpur, para guru, mantan guru, tokoh-tokoh masyarakat Indonesia. Duta Besar dalam acara ini diwakili oleh seorang pejabat conselor, karena Duta Besar harua menghadiri undangan dari Kerajaan Malaysia.
Acara sambutan kepala sekolah telah membuka acara ini dengan tepuk tangan yang amat meriah. Sambutan dari KBRI Kuala Lumpur telah ikut memberikan dukungan atas terselenggaranya acara ini, dan memberikan masukan agar SIK memberikan semacam mata pelajaran kurikulum muatan lokal tentang Kewirausahaan kepada siswa. Acara pesta seni pun kemudian dimulai dengan menggemakan Mars SIK yang dinyanyikan oleh para siswa SIK. Tepuk tangan meriah tidak henti-hentinya menggema di Aula SIK. Acara seni berupa parade angklum telah menyemarakkan acara kesenian. Parade angkung dimainkan oleh gabungan sinergis dari para guru senior sampai dengan siswa SD yang masih kecil-kecil. Lagu-lagu daerah telah mengalus diiringi oleh musik khas dari Jawa Barat ini. Dirigen parade angklung kelihatan demikian tangkas memimpin dari awal lagu sampai dengan penutupnya. Sekali lagi, tepuk tangan meriah membahana di seantero ruangan. Acara dilanjutkan dengan berbagai acara, termasuk dengan tari daerah tradisional. Acara band dalam masih banyak lagi acara juga memperoleh sambutan yang tidak kurang meriahnya.. Terakhir, seorang alumni SIK, yakni Rani Hasbi juga telah menyumbangkan dua lagu gubahannya sendiri. Rani dapat dijadikan contoh yang patut diteladani oleh banyak anak muda, siswa SIK. Demikian juga dengan alumni-alumni yang lain yang telah tersebar di banyak manca negara.
Komite Sekolah
Perhelatan akbar Ulang Tahun SIK ke-41 ini dapat berlangsung dengan sukses berkat kerjasama sinergis antara sekolah dengan Komite Sekolah. Ketua Komite Sekolah dalam acara ini juga hadir dan mengikuti acara, mulai dari awal sampai dengan di penghujung acara. Bahkan Sekretaris Komite Sekolah, yang tidak lain adalah alumni SIK, Pak Joko, M.Sc lah yang telah menjadi ketua panitia Ultah SIK ke-41 ini. Sebagai mantan aktivis Pramuka Gudep KBRI Kuala Lumpur, beliau begitu sibuk mengurus acara ini, termasuk telah memberikan masukan kepada kepala sekolah untuk mengundang Pak Karsam dan saya untuk menjadi narasumber dalam acara Lokakarya Pendidikan, sebagai bagian acara dalam Ultah SIK ke-41 ini.
Foto Bersama
Yang tidak kalah semaraknya adalah acara foto bersama selepas acara pesta seni ditutup dengan do’a yang insyaallah mustajab oleh Bapak Amrizal, guru Agama di SIK. Banyak undangan yang kemudian naik panggung untuk mengabadikan peristiwa ini. Penulis dan banyak lagi yang lainnya saling berfoto bersama di atas panggung. Hasilnya, foto-foto itu telah dikirimkan oleh Pramadita Eka Putri melalui e-mail saya.
Akhir Kata
Inilah catatan sekilah yang harus saya tulis, sebagai ucapan terima kasih kepada SIK yang telah mengundang saya dan Pak Karsam untuk menjadi narasumber dalam Lokakarya Pendidikan, dan dapat menikmati pesta seni yang diadakan dalam Ultah SIK ke-41 ini. Selamat SIK! Semua Jaya Indonesia!
*) Website: www.suparlan.com; E-mail: me [at] suparlan [dot] com.
Depok, 2 Agustus 2010.