ArtikelPendidikan

Tidak Ada Mantan Guru

322 views
4 Komentar

Oleh: Suparlan *)

Semalam saya menonton TV yang sedang menayangkan acara peringatan Hari Guru Nasional (National Teacher’s Day). Alhamdulillah acara yang sederhana. Presiden Jokowi mengundang para guru untuk makan bersama. Dalam acara itu, Jokowi menerapkan makna denotatif kalimat tidak ada bekas guru. Jokowi telah mengundang antara lain guru Bahasa Inggris dan Guru Kimia sewaktu di SMA. “Selamat ulang tahun Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Guru” begitulah kira-kira ucapan Presiden Jokowi. Sampai Kemdikbud saya baca baliho besar tema Hari Guru Nasional “Mulia Karena Karya”. Mudah-mudahan tidak hanya sekedar tema yang besar, tetapi yang penting implementasinya.

Tulisan singkat ini sedikit merangkai kata dan kalimat tentang makna peringatan Hari Guru Nasional. Untuk apa? Untuk mendorong upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Bukan satu hal yang kebetulan, jika pada Hari Selasa kemarin, tanggal 24 November 2015 saya bersama Dekan FKIP dan tim berusaha untuk bertemu dengan Pak Nur, demikian sebutan akrap kepada Kepala LPMP DKI Jakarta. Maksud dan tujuannya adalah untuk membangun kerja sama FKIP Universitas Tama Jagakarsa dengan LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan). Kepala LPMP DKI Jakarta sangat responsif menerima kehadiran kami. FKIP Universitas Tama Jagakarsa sebagai salah satu LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) seharusnya dapat menjalin kerja sama sinergis dengan LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. Tugas pokok dan fungsi utama LPMP adalah mengawal dan meningkatkan kualitas guru melalui kegiatan UKG-nya. UKG adalah Uji Kompetensi Guru untuk menilai kualitas guru. Tapi bukan UKG administratif, tetapi UKG beneran, dengan melihat proses belajar mengajar di dalam kelas dan luar kelas. Ruang kelas adalah black box atau kotak hitam pendidikan. LPMP yang menjadi tetangga FKIP Universitas Tama Jagakarsa malah menjadi orang lain. Oleh karena itu momentum peringatan Hari Guru pada tahun ini dijadikan untuk menjalin kerja sama antarkedua lembaga.  Untuk meningkatkan profesionalisme guru. LPMP memang harus menggerakkan roda kegiatan CPD (continuing professionalism development) atau pengembangan profesionalisme guru. Database guru dan kompetensinya ada di LPMP. Oleh karena itu kerja sama ini harus menjadi program keniscayaan.

Good education requires good teachers

Memang ada pandangan yang positif terhadap keberadaan guru dan pendidikan. Pendidikan yang baik memerlukan guru yang baik. Demikianlah pesan Digumarti Baskara Rao[1], seorang pakar pendidikan dari India dalam bukunya bertajuk Teachers in a Changing World. Selain itu, Ho Chi Miens, Bapak Pendidikan Bangsa Vietnam meyakini “no teacher no education; no education no social-economic development.” Tidak ada guru tidak ada pendidikan; tidak ada pendidikan, tidak ada pembangunan sosial-ekonomi. Orang Jepang pun meyakini hal yang sama. Ketika bom atom diledakkan di Kota Nagasaki dan Hirosima, Kaisar Hiro Hito bukan menanyakan tentang jumlah tentara yang masih tersisa, tetapi justru menanyakan tentang jumlah guru yang masih ada.

Sanjungan terhadap guru

Dalam peringatan hari guru nasional kali ini, saya ingin menggunakan kesempatan ini agar mahasiswa untuk menuliskan apa saja tentang guru. Corat-coret apa pun tentang guru sangat kita harapkan, misalnya guru jangan melahirkan generasi penerus (apalagi penerus tradisi negatif seperti perilaku koruptif, termasuk korupsi waktu, dan lain-lain). Tujuannya generasi yang dihasilkan adalah generasi pelurus dan pencerah. Tulisan para mahasiswa tersebut diharapkan dapat menjadi refleksi terhadap guru masa kini. Guru masa kini hendaknya lebih menjadi agen perubahan, yang mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik. Tulisan hasil karya mahasiswa diharapkan menjadi representasi suara mahasiswa, khususnya suara calon guru yang sedang belajar di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan). Dengan demikian, terjadi semacam uni publik terhadap guru, terutama apa yang kita harapkan dari guru. Boleh jadi tentang sanjungan terhadap gurunya, dan bahkan tidak mustahil kecaman terhadapnya. Boleh jadi, pada saat bersekolah ada mahasiswa memperoleh hukuman yang menjadi tekanan bagi dirinya, baik tekanan secara fisik maupun psikologis. Memang, banyak orang yang menyatakan bahwa tidak ada mantan guru. Artinya apa yang dilakukan guru terus menjadi suri tauladan bagi siswanya, meski siswa tersebut menjadi presiden sekali pun, sebagaimana yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Oleh karena itu dalam kurikulum sering dikenal dengan apa yang disebut “hidden curriculum” atau kurikulum tersembunyi. Hidden curriculum memang bukan mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik. Sesungguhnya hidden curriculum itu adalah segala sesuatu yang mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan, seperti tingkah laku guru, kehadiran siswa dan keteladanan, dan segala sesuatu yang menghasilkan atau mempengaruhi upaya pencapaian tujuan pendidikan. Yang dimaksud tujuan pendidikan tidak lain adalah learning outcomes atau hasil belajar peserta didik, peningkatan kompetensinya, baik dalam ranah cognitive, affective, dan psikomotorik, atau pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Jika ketiga ranah tersebut sudah dapat dicapai, perubahan negeri ini akan terjadi. Dalam peringatan hari guru ini sudah barang tentu tetap akan memberikan penghargaan kepada guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Namun lebih dari itu, guru diharapkan akan dapat menjadi agen perubahan untuk membangun negeri tercinta menjadi lebih maju dan sejahtera.

Akhirul kalam

Tidak ada mantan guru. Guru adalah sejatinya profesi, dan bahkan guru adalah ibu semua profesi. Mudah-mudahan peringatan Hari Guru Nasional tahun 2015 ini menjadi momentum untuk membangun kerja sama untuk meningkatkan mutu pendidikan. We are not looking for a superman, but we are looking for a super team. Kuncinya kerja sama. Selamat Pak Nur, Kepala LPMP DKI Jakarta. Selamat dalam mengawal peningkatan kualitas guru dan program CPD (continuing professionalism development). Sekali lagi selamat Hari Guru Nasional.

*) Laman: www.suparlan.com; Surel: [email protected]. Kritik terhadap tulisan ini akan saya simpan di guci emas untuk bahan penyempurnaan. Terima kasih.

Depok, 24 November 2015.

[1] Rao, Digumarti Bhaskara. Teachers in a Changing World. New Delhi: Discovery Publishing.

Tags: Guru, Hari Guru Nasional, Pendidikan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Popular Posts

Other Posts

Artikel

Filsafat Talang dan Filsafat Teko

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.…