Pencipta lagu Hymne Guru, Sartono tutup usia di rumah duka di Madiun, Jawa Timur, 1 November 2015. Sartono tutup usia saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun, Jawa Timur, karena mengalami komplikasi di antaranya gejala stroke, sakit jantung, kencing manis, dan penyumbatan darah di otak. TEMPO/Nofika Dian Nugroho.
Ohhh, ternyata saya ketinggalan informasi. Satu malapetaka bagi diri saya, karena telah ketinggalan informasi yang penting ini. Bapak Sartono, pencipta lagu hymne guru telah tutup usia pada hari Ahad, 1 November 2015. Ya Allah ya robbi, maafkan diri ini. Baru tadi pagi, 16 Februari 2016 saya memperoleh sms di HP istri saya, informasi dari teman-temannya, karena sama-sama sebagai guru Sekolah Dasar. Ya, sudahlah. Untuk kesalahan ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pembaca laman pribadi saya. Maaf sekali lagi maaf. Ada hikmah semua peristiwa ini. Saya menjadi dapat mengingat tokoh yang sangat penting dalam dunia pendidikan ini. Oleh karena itu saya berusaha mengunduh berita ini dari Tempo dan mengungunggah kembali berita TEMPO, 1 November 2015 tersebut dalam laman pribadi saya www.suparlan.com. Marilah kita bersama-sama mengucapkan Innalillahi wainnaillaihi rajiun. Semoga segala kesalahannya diampuni oleh Allah, dan amal kebaikannya diterima Allah Swt. Amin. Mudah-mudahan berita tutup usia Bapak Sartono ini bermanfaat bagi kita semua. Ada pelajaran yang dapat kita petik. Amin.
TEMPO.CO, Madiun – Sartono,79 tahun, pencipta lagu Hymne Guru meninggal dunia, Ahad, 1 November 2015, sekitar pukul 12.50 WIB. Sartono mengembuskan napas terakhir saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun, Jawa Timur, karena mengalami komplikasi di antaranya gejala stroke, sakit jantung, kencing manis, dan penyumbatan darah di otak.
“Proses meninggalnya cepat dan gampang, napasnya tidak tersengal-sengal,” kata Mariyatun, salah seorang kerabat yang mendampingi Sartono di rumah sakit.
Menurut Mariyatun, tanda-tanda meninggalnya Sartono mulai terlihat Minggu pagi setelah dinyatakan koma dua hari sebelumnya, Jumat, 30 Oktober 2015. Tekanan darahnya kian menurun demikian halnya dengan organ tubuh yang lain.
“Terus drop,” ucap Mariyatun ditemui di rumah duka di Jalan Halmahera 98 Kelurahan/Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.
Widia Prasasati, keponakan Sartono, menambahkan, dokter RSUD sempat memicu jantung pamannya sebelum meninggal dengan alat medis. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil hingga suami Ignatia Damijati menutup mata. “Sudah tidak bisa tertolong,” ujar Widia.
Sebelum meninggal, Sartono sempat terjatuh dari ranjang di kamarnya pada pertengahan Oktober lalu. Selang dua hari, dia tidak mau makan dan merasakan nyeri di lengan kirinya.
Karena kondisi Sartono semakin menunjukkan gejala memburuk, pihak keluarga membawanya ke RSUD pada Selasa, 20 Oktober 2015. Sartono pertama kali dirawat di ruang ICU dan kemudian dipindah di paviliun Cendana. Karena kondisi Sartono kembali menurun maka dipindah lagi ke ICU pada Jumat siang, 30 Oktober 2015.
Penulis berita Tempo ini adalah NOFIKA DIAN NUGROHO.
1 Komentar. Leave new
BERBEDA dengan Pak Parlan, saya ketahui berita meninggalnya Pak Sartono dari sebuah laman guru tidak lama setelah beliau meninggal. Malahan, saya berikan sedikit komentar kaitan Himne Guru yang turut menginspirasi lahirnya lagu-lagu SDN Cibeusi Jatinangor Sumedang yang kemudian tercatat di Rekor MURI (Noreg 2999/2008).
Pengalaman di lapangan, Mars dan Himne sekolah biasa dibawakan siswa SDN Cibeusi setiap upacara Senin pagi, tentu dengan tujuan untuk meningkatkan semangat belajar mengajar (mars), serta rasa memiliki yang kuat terhadap sekolah, di samping hormat pada guru dan cinta sesama (himne). Tak ketinggalan, DSCS Komite Sekolah SDN Cibeusi pun memiliki mars dan himne, bedanya kedua lagu ini seringkali dibawakan pada saat acara tertentu saja yang digagas DSCS. Sejak awal saya berkeyakinan apabila lagu-lagu SDN Cibeusi dengan sedikit modifikasi pada lirik … ‘status’nya dapat ditingkatkan. Semoga!
CITA CIPTA KOMITE DRKOLAH (Himne)
Karya Dadang Adnan Dahlan
Sadar akan tanggung jawab kita
Pendidikan unggul bermutu
Kami berhimpun, duduk bersama
Cita cipta komite sekolah*
Komite sekolah padukan mimpi
Motivasi dan inspirasi
Siswa yang cerdas berbudi sehat
Insan guru panutan teladan
Masyarakat peduli pendidikan
Institusi komite sekolah
Beri dukungan, susun jalinan
Nasihat dan pengawasan
(1) Generasi cerdas berakhlak
(2) Sekolah jujur, unggul prestasi
Harapkan rida Ilahi
Jatinangor, 21 April 2007/4 Juni 2015 (Rev.)