ArtikelBudayaLingkungan HidupPendidikan

Program Bansos Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang Inspiratif Tahun 2015

685 views
11 Komentar

Oleh: Suparlan *) 

Dana tambahan bansos untuk Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah di ujung tahun 2015 akhirnya cair. Meskipun pencairan dana bansos ini terjadi di ujung Bulan November 2015. Ini harus menjadi pelajaran. Kiat untuk melipatgandakan daya serap seperti ini tentu kurang bagus, bahkan “tidak terasa nyaman.” Akibatnya workshop bansos Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pun baru dapat dilaksanakan mulai tanggal 9 – 11 November 2015 di Bali. Dengan suara keras, Dewan Pendidikan dari Aceh mengeluh karena hanya dalam waktu tiga hari harus berangkat Bali. Acara workshop tersebut diikuti oleh 27 Dewan Pendidikan dan 22 Komite Sekolah. Dalam acara tersebut beberapa Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dengan semangat yang cukup tinggi menyampaikan presentasi tentang program tentang rencana penggunaan bansos. Tulisan singkat ini akan menjelaskan beberapa program yang cukup inspiratif untuk dilaksanakan dan bahkan dapat diadopsi oleh dewan pendidikan lain.

Pertama, membangun media sosial seperti SMS Center, Kotak Saran, dialog interaktif melalui radio dan televisi untuk menyambung komunikasi antara dewan pendidikan dengan masyarakat. Di samping itu program Professor go to school dinilai sangat bermanfaat untuk menurunkan professor dari tahtanya di perguruan tinggi untuk menyatu dengan sekolah. Adalagi program PASGK (Patembayan Among Siswa Gurung Kidul) yang tidak cukup dijelaskan dalam tulisan ini, tetapi harus dilihat di lapangan nanti. Program tersebut dilaporkan oleh Dewan Pendidikan Kabupaten Gunung Kidul.

Kedua, Dewan Pendidikan Kota Kediri memprogramkan kegiatan pelatihan keterampilan akuntansi komputer untuk 20 – 30 siswa sekolah menengah, pendidikan karakter bekerja sama dengan IAH (Indonesian Academy of Hypnotherapy), dan sekolah sebagai taman yang menyenangkan. Program ini lebih dari sekolah adiwiyata yang selama ini telah berjalan.

Ketiga, program spesifik untuk meningkatkan kompetensi pengurus Komite Sekolah, seperti pelatihan penyusunan program kerja komite sekolah dan pelatihan penyusunan AD/ART komite sekolah. Program ini derencanakan oleh Dewan Pendidikan dari Jawa Tengah.

Kempat, jika yang lain lebih bersifat maskulin (laki-laki), yang satu ini didominasi oleh wanita (feminine). GESER (gerakan seribu rupiah) sangatlah fantastis. Karena hasilnya dapat bermafaat untuk renovasi ruang kelas dan membangun musholla. Mandor-mandor untuk mengawasinya pun dilaksanakan oleh pengurs komite sekolah yang kebanyakan juga wanita yang cantik. Usaha penggalangan dana menjadi core business yang telah dan akan dilaksanakan oleh Komite Sekolah SDN Pondok Labu 01 Pagi. Ada KBA (kerja bakti alumni), class meeting dan bazar untuk menjual barang murah, dan menjual baju bekas. Di samping juga kegiatan LOKETA (lomba keterampilan agama), senam bersama, dan pentas seni. Semua kegiatan ini selalu dilakukan dengan memberikan medali kepada siswa yang berprestasi. Jika kebanyakan dewan pendidikan dan komite sekolah sangat sulit untuk melaksanakan menggalang kerja sama untuk memanfaatkan CSR (corporate social responsibility) Komite Sekolah yang satu ini dapat memperoleh CSR dari MILO untuk membangun lapangan olah raga.

Lima, MPD Kabupaten Langsa tidak ketinggalan. Bansos tahun 2015 ini akan digunakan untuk rakor, raker, dan workshop komite sekolah tentang peran dan fungsi komite sekolah. Miski kegiatan ini perlu dinilai ulang, karena peran dan fungsi komite sekolah sudah sering dilaksanakan. Penjaringan aspirasi masyarakat akan dilaksanakan, termasuk masyarakat di daerah 3T.

Enam, Dewan Pendidikan Kota Palu dengan 8 kecamatan, 64 kelurahan, dan 545 sekolah masih akan melaksanakan program pemberdayaan dewan pendidikan dan komite sekolah, khususnya untuk menghilangkan kegiatan pungutan dana liar, dengan bekerja sama dengan KPK. Di samping itu Dewan Pendidikan juga akan berperan aktif dalam penyusunan Perda Pendidikan di Kota Palu, dan kegiatan parenting dan pendidikan pendidikan karakter melalui keluarga.

Tujuh, Dewan Pendidikan Kabupaten Bangli mempunya rencana besar untuk membangun kerja sama DUDI dengan SMK. Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kompetensi lulusan SMK untuk dapat diterima dalam dunia usaha dan masyarakat. Dengan perangat yang cukup berupa kantor, mebeler, laptop, pakaian seragam, uang jalan untuk kegiatan monitor, dewan pendidikan ini akan melaksanakan program tersebut. Di samping itu, akan mengadakan kegiatan pemberdayaan komite sekolah, karena alasan banyaknya komite sekolah yang baru. Sisa dana bansos nanti akan digunakan untuk membuat papan nama dewan pendidikan.

Delapan, Dewan Pendidikan Kota Tanjung Pinang bertekat untuk membangun hubungan dengan DUDI untuk mengadakan Komite Sekolah Orangtua Gathering, dengan kegiatan loma melukis, pentas seni, dan tidak lupa lelang dana untuk memberikan bantuan kepada guru honor PAUD.

Sembilan, Komite Sekolah SMPN I Pandaan akan konsentrasi untuk menambah koleksi buku perpustakaan di sekolah dan penambahan rak-rak buku. Tentu program ini sangat menunjang program literasi di sekolah.

Sepuluh, Komite Sekolah SMPN Letes Cianjur akan melakukan konsultasi dan kerja sama dengan komite sekolah di sekitar daerah bekas perkebunan karet ini untuk mengadakan penanaman kembali tanaman produktif, yang hasilnya mudah-mudahan dapat digunakan untuk membangun semacam asrama untuk siswa yang berasal dari daerah pegunungan.

Sebelas, presentasi dari Komite Sekolah SMPN 2 Karang Baru. Bansos tahun 2015 ini akan digunakan untuk menambah koleksi Pustaka Islam untuk sekolahnya, dengan bekerja sama dengan tokoh masyarakat yang memiliki kelebihan untuk menjadi tutor penyelenggaraan manasik haji. Mudah-mudahan program ini menjadi pemantik upaya peningkatan budaya literasi di sekolah.

Akhirnya, berdasarkan presentasi tersebut, kita dapat menilai bahwa kebanyakan program yang diajukan kurang dalam hal menampilkan kegiatan kreatif produktif. Namun semangat untuk masih memiliki komitmen dalam menjaga eksistensi dewan pendidikan dan komite sekolah masih dapat kita rasakan. Insyaallah. Amin.

*) Laman: www.suparlan.com; Surel: me@suparlan.com;

Denpasar, 11 November 2015.

Tags: Bansos, Dewan Pendidikan, Komite Sekolah

Related Articles

11 Komentar. Leave new

  • Tahun 2016 mohon info program dari Dewan pendidikan khusus untuk komite tingkat SMP.trims ketua Komite SMP negeri 15 Kerinci

    Balas
  • bapak Suparlan yg terhormat bendaahara ngecek Lampung Timur kok belum masuk .apa ada sarat untuk ngecek ke BANK selain Buku rekening.SMP MUHI SEKAMPUNG UDIK

    Balas
  • Summa Van Haelsa'
    Minggu, 22 Nov 2015 01:24:22

    Apapun bentuk bantuan pemerintah sangat melezatkan penggunanya. Masalahnya apakah sudah ada pengawasan yang tepat peruntukkannya. Misalnya, bagi sekolah-sekolah swasta, siapa yang mengawasinya. Ketika dana bantuan turun semua ditangani Pengelola Sekolah yakni Yayasan setempat, timbullah hal-hal konsumtip. Coba Kemendikbud, turun secara merata lihat MKKS betapa mereka melakukannya dengan baik dan benar ?

    Balas
  • Terima kasih Pak Adang. Nama Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah memang nama generik. Nama itu dapat diganti dengan nama lain. Dewasa ini Dewan Pendidikan di Provinsi Aceh dinamakan Majelis Pendidikan, dan ditetapkan berdasarkan Qanun (Perda). ‘

    Nama Dewan Sekolah sebenarnya merupakan nama awal Dewan Pendidikan. Hal ini dapat kita baca dari Propenas (Program Pembangunan Nasional) berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2000. Sasaran yang akan dicapai oleh program pembinaan pendidikan dasar dan prasekolah sampai dengan akhir tahun 2004 adalah (1) meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) SD dan MI dan SLTP-MTs; (2) terwujudnya organisasi sekolah di setiap kabupaten/kota yang lebih demokratis, transparan, efisien, terakunkan (accountable), serta mendorong partisipasi masyarakat; serta (3) terwujudnya manajemen pendidikan yang berbasis sekolah/ masyarakat (school/community based management) dengan mengenalkan konsep dan merintis pembentukan Dewan Sekolah di setiap kabupaten/kota serta pemberdayaan atau pembentukan Komite Sekolah di seluruh SD dan MI serta SLTP dan MTs.

    Demikian, salam, Suparlan.

    Balas
  • dadang adnan dahlan
    Rabu, 11 Nov 2015 10:55:21

    SELAMAT kepada komite sekolah dan dewan pendidikan yang lolos seleksi dan memperoleh Bansos 2015, oleh karena program inovatif melalui proposal yang mereka ajukan sebagaimana tulisan Pak Parlan di atas, semoga berkah. Alangkah baiknya apabila program-program inovatif dari berbagai komite sekolah/dewan pendidikan yang lolos seleksi dibuatkan abstraknya, kemudian dipublikasikan agar menjadi bahan pembelajaran dan komparasi bagi komite sekolah/dewan pendidikan lainnya.
    DSCS SDN Cibeusi Jatinangor Sumedang pun mengajukan proposal bertemakan rencana penyelenggaraan Festival Paduan Suara Lagu-Lagu SDN Cibeusi (Fespara LauSsi) berupa Lomba Paduan Suara Lagu-Lagu SDN Cibeusi dengan peserta mahasiswa dan umum secara terbuka (open festival), namun tidak lolos — tentu perlu introspeksi.
    Mengapa dinamakan DSCS? KOMITE SEKOLAH atau KOMITE MADRASAH adalah organisasi nirlaba yang sejatinya berdiri tegak di setiap sekolah, baik negeri maupun swasta, untuk membantu meningkatkan kualitas sekolah sebagaimana dituangkan SK Mendiknas No. 044/U/2002 dengan susunan kepengurusan tidak harus selalu dari kalangan orangtua siwa, bisa dari tokoh masyarakat ataupun kalangan dunia usaha dan industri (DUDI).
    Oleh karena komite sekolah/madrasah merupakan nama generik, maka tidak ada salahnya apabila sekolah/madrasah memiliki nama lain yang khas dan spesifik agar lebih mudah dikenali, seperti halnya Komite Sekolah SDN Cibeusi Jatinangor Sumedang (di mana saya pernah menjadi pengurus 2002/2003 – 2015) memiliki nama khas DSCS lengkap dengan logo identitas-nya. Singkatan ini bukan tanpa alasan, bahkan mengalami tiga kali metamorfosis penggantian makna. Pertama, pada awal pembentukan Juli 2002 diartikan Dewan Sekolah Cibeusi dan Sadangsari (DSCS) di mana ketika itu di tempat dan bangunan yang sama terdapat dua sekolah, yakni SDN Cibeusi dan SDN Sadangsari. Pun di Jawa Barat lebih sering disebut dewan sekolah dari pada komite sekolah.

    Kedua, atas usulan masyarakat SDN Sadangsari kemudian dilikuidasi pada 30 Oktober 2002 dan digabungkan kembali menjadi satu sekolah SDN Cibeusi, DSCS pun diartikan Dewan Sekolah Cibeusi Sumedang. Oleh karena UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas tidak mengistilahkan dewan sekolah melainkan komite sekolah, maka agar tetap padu dengan UU Sisdiknas, sejak 31 Mei 2007 DSCS mengalami metamorfosis nama yang ketiga menjadi Dinamis Sinergis Cerdas Selaras, yang kemudian menjadi moto DSCS hingga sekarang. (Simak lagu “DSCS Nama Tak Tergantikan”).

    DSCS NAMA TAK TERGANTIKAN
    Lirik : Dadang Adnan Dahlan
    Lagu: Supriatna
    Vocal : PSM IKOPIN Jatinangor

    Komite sekolah SD Cibeusi
    Tercatat notaris DSCS
    DS berarti Dewan Sekolah
    C-nya Cibeusi, S-nya Sadangsari

    Lalu Sadangsari tinggallah nama
    DSCS pun berubah makna
    DS dan C tetap makna semula
    S diartikan Sumedang Tandang

    Reff.
    Kemudian Undang-Undang Sisdiknas
    Tanpa istilah dewan sekolah
    Namun DSCS tak tergantikan
    Dinamis, Sinergis, Cerdas, Selaras

    Dinamis, semangat, visioner
    Sinergis, sejalan, sepanduan
    Cerdas, trengginas, tanggap, bersikap
    Selaras, sepadan, seirama
    DSCS … DSCS … Oke! …

    Jatinangor, 31 Mei 2007
    https://soundcloud.com/dadang-adnan-dahlan/10-dscs-nama-tak-tergantikan?in=dadang-adnan-dahlan%2Fsets%2Flagu-lagu-sdn-cibeusi-jatinangor-sumedang-rekor-muri-2008

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts

Buku, Pendidikan

Alkisah

Buku? Adik ipar saya, Bayu Indrajati, menertawai saya karena punya banyak buku yang saya simpan rapi di rak…