SUDAHKAN KITA BER-IDUL ADHA?
Oleh Suparlan*)
Setiap kali memperingati Idul Qurban,
Takbir sudah dikumandangkan,
Shalat Idul Adha sudah dilaksanakan,
Menyembelih kurban pun sudah dilakukan,
Bahkan ibadah haji pun sudah ditunaikan,
Alhamdulillah,
Semua itu dilaksanakan,
Agar kita dapat memetik pelajaran,
Dari ketaatan Nabi Ibrahim AS kepada Tuhan Seru Sekalian Alam,
Tetapi ….
Sudahkah aklak mulia itu telah menjadi amalan dalam kehidupan?
Peringatan Idul Qurban,
Setiap tahun telah dilaksanakan,
Setiap tahun telah dirayakan,
Alhamdulillah,
Semua itu dilaksanakan,
Agar kita dapat memetik pelajaran,
Tentang kesabaran Nabi Ismail AS kepada Tuhan Seru Sekalian Alam,
Tetapi ….
Sudahkah akhlak mulia itu telah menjadi perbuatan dalam keseharian?
Setiap kali memperingati Idul Adha,
Semua ibadah insyaallah sudah dilaksanakan,
Tetapi ….
Sudahkah kedua akhlak mulia itu semua,
Ketaatan dan kesabaran itu telah menjadi milik kita?
Menjadi sikap hidup yang telah dipraktikkan dalam kehidupan?
Karena ….
Ibadah baru sampai ke tingkat ritual,
Ibadah kita boleh jadi baru sampai ke tingkat kebiasaan
Ibadah kita boleh jadi baru sampai ke tingkat ikut-ikutan,
Ibadah kita boleh jadi belum sampai ke tingkat pemahaman,
Ibadah kita belum sampai ke tingkat kepribadian,
Perlu bukti dalam kehidupan sehari-hari?
Pengadaan kitab suci masih juga dijadikan ajang kegiatan pungli,
Bahkan pejabat negeri ini masih banyak terlibat dalam perilaku korupsi,
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,
Fenomena itu semua,
Menyebabkan puisi ini jadi nakal dan bertanya,
Sudahkan sesungguhnya kita telah ber-idul adha?
Agar kita berani mawas diri dan mengaca,
Dan dapat menjadikan Idul Adha,
Sebagai bahan pelajaran berharga menjadi akhlak mulia,
Mewarisi ketaatan Nabi Ibrahim AS,
Mewarisi kesabaran Nabi Ismail AS,
Menjadi sikap dan perilaku keseharian,
Dan kita laksanakan dalam kehidupan.
Amin.
Depok, 26 Oktober 2012.