ArtikelBudaya

Ulu Juku’: Kuliner Nikmat di Makassar

171 views
Tidak ada komentar

Oleh Suparlan *)

Umur biologis (biogenetic maximum lifespan) manusia dapat mencapai 120 tahun. Namun, apabila kenyataannya tidak banyak orang dapat meraih umum sepanjang itu, sebab orang itu sendiri gagal merawat tubuhnya
(Dr. Hendrawan Nadesul)

Sebilan puluh sembilan persen manusia lahir sehat. Warisan biocapital-nya seratus persen. Tergantung masing-masing orang mengelola modal yang seratus persen itu, apakah modal sehat masih tidak lekas berkurang setiba pada umur 120 tahun, atau telanjut mengantarnya mati muda
(Dr. Hendrawan Nadesul)

Tulisan singkat ini akan sedikit menjelaskan tentang kegiatan kuliner di Makassar yang dapat Anda coba dalam kaitannya dengan upaya menjaga kesehatan. Sebagaimana kita ketahui, kebiasaan makan makanan tertentu akan sangat berpengaruh kepada tingkat kesehatan kita. Bahkan, makanan menjadi faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Itulah sebabnya, jika kita akan melakukan kegiatan kuliner di mana pun juga, maka pilihlah kegiatan kuliner yang tidak atau setidaknya kurang mempunyai pengaruh besar yang dapat menurunkan tingkat kesehatan kita.

Rumah makan untuk tujuan kuliner kita kali ini adalah di Kota Makassar. Nama rumah makan di Makassar ini menggunakan Bahasa Makassar, yaitu Rumah MakanULU JUKU’. Penulis tertarik dengan bahasa ini karena ternyata ada kesamaannya dengan Bahasa Madura. Penulis pernah tinggal di Madura lebih dari lima belas tahun, jadi Bahasa Madura ini menjadi bahasa ketiga bagi penulis. ULU artinya kepala, dan JUKU’ artinya ikan. Jadi, ULU JUKU’ artinya kepala ikan. Dalam bahasa Madura, ikan disebut JUKO’. Nah, dengan demikian, ada kesamaan bahasa dari kedua etnis, Makassar dan Madura. JUKU’ dalam Bahasa Makassar dengan JUKO’ dalam Bahasa Madura.

Perlu kita ketahui bahwa makanan ikan merupakan makanan yang sehat dan menyehatkan, karena memiliki kandungan OMEGA 3 yang tinggi. Bahkan, makanan ikan mempunyai kandungan yang dapat meningkatkan kecerdasan. Kalau anak-anak Indonesia dapat menjadi juara umum dalam Olimpiade Sains Internasional, maka sudah barang tentu ada kaitannya dengan pola makanan anak-anak Indonesia yang banyak makan ikan. Hal ini didukung oleh kondisi geografis dan kekayaan alam Indonesia. Bahkan kita ketahui bahwa negeri tercinta ini adalah penghasil ikan terbesar di dunia.

Kenapa Kepalanya, Bukan Badannya?

Ya, karena badannya, yang tidak kurang rasa lezatnya, telah menjadi bahan ekspor yang nilainya sangat tinggi. Teman penulis yang bersama makan ULU JUKU’, menceritakan bahwa yang kita makan ini adalah ikan kakap merah. Ikan ini dapat kita sebut sebagai ikan “terpanjang” di dunia? Oh ya? Ya, karena kalau kepalanya dapat kita nikmati di Makassar, maka badannya mungkin ada di Jepang, Amerika, atau negara lain, karena kebanyakan daging ikan kakap ini telah menjadi bahan ekspor ke negara lain. Untuk meningkatkan nilai ekspor kita, tidak ada salahnya kita dapat mengekspor ikan ini ke negara lain. Syukur, kita masih dapat memakan kepalanya, karena kepala ikan tidak kalah lezatnya dibanding dengan badannya.

Rumah Makan ULU JUKU’ ini begitu ramai sekali dikunjungi pada pelaku kuliner. Ketika penulis bertugas di Makassar selama enam hari, setidaknya dua sampai dengan tiga kali dapat menikmati kepala ikan di rumah makan yang sederhana ini. Sop ULU JUKU’ ini benar-benar menjadi makanan yang sangat lezat untuk kita nikmati.

Ramai-ramailah Makan ULU JUKU’

Ketika kita mengetahui bahwa ikan merupakan makanan yang sehat dan menyehatkan, maka kita perlu beramai-ramai membiasakan untuk makan ikan. Kalau belum dagingnya yang lezat, maka bolehlah makan kepalanya. Toh, kelezatannya tidak dapat diragukan lagi. Penulis merasa sangat puas atas kelezatan ULU JUKU’ ini. Oleh karena itu, marilah kita ramai-ramai membiasakan makan ikan. Marilah kita bawa anak-anak kita, keluarga kita, untuk membiasakan makan ikan, karena negeri tercinta ini telah menyediakan kekayaan alamnya yang begitu banyak ini. Ini perlu kita biasakan, ketimbang membiasakan makan makanan cepat saji (fast food) yang belum dapat dijamin nilai kesehatannya.

Akhir Kata

Dengan membiasakan makan ikan, kita berharap dapat membiasakan hidup sehat dari makanan yang sehat dan menyehatkan. Makan ULU JUKU’ adalah menjadi salah satunya. Cobalah, dan cobalah!

*) Website: www.suparlan.com; E-mail: me [at] suparlan [dot] com.

Makassar, 21 April 2010.

Related Articles

Tak ditemukan hasil apapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts

Buku

Bahtera Keluarga

Buku ini menjelaskan tentang keluarga sebagai fondasi masyarakat. BAHTERA yang…