ArtikelBudayaBukuPendidikan

Mengobarkan Kembali Api Pancasila

893 views
Tidak ada komentar

Oleh Suparlan *)

Inilah judul buku yang kini menjadi pusat perhatian penulis. Tentu karena isinya tentang Pancasila dasar negara. Tentu karena penulisnya adalah Sayidiman Suryohadiprojo, mantan Gubernur Lemhanas. Tentu karena buku itu menjadi acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dulu dikenal dengan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Kini Mahkamah Konstitusi mengembalikan kepada asalnya. Pancasila tidak dapat disamakan begitu saja dengan pilar-pilar yang lainnya. Pancasila, tentu menjadi sumber yang pertama sebagai acuan utamanya. Kemudian acuan-acuan yang lainnya. Seperti UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Ketika ku kelolah dahulu, mata pelajaran PMP, P4, PKn adalah yang aku suka. Karena gurunya angat baik akhlaknya dan sangat baik pula perilakunya, Pak Paniran namanya. Akhlak mulia pelaksanaannya. Budi pekerti dalam praktiknya. Pendidikan Agama yang seharusnya menjadi intinya. Bukan Pengetahuan Agama yang ditambah jumlah jam belajarnya. Yang kemudian mengecilkan arti science dan ilmu-ilmu kauniyah dibuatnya, karena semua ilmu adalah hasil karya dan pemikiran manusia dengan otaknya. Ketinggian derajat manusia diukur berdasarkan ilmunya. Tetapi ketinggian ilmu manusia diukur dari karya berupa buku yang dihasilkan. When you speak, your word echo across the room or across the hall. But, when you write, your word echo across the ages. Begitulah konon kata penulis orang Amerika.

Begitulah juga, buku Mengobarkan Api Pancasila. Buku yang pertama kali kubeli di toko buku Gramedia Kota Depok. Kemudian kubeli buku berjudul Mendidik dengan Cinta, yang dikarang oleh seorang ibu yang punya pengalaman praktik dalam mendidik anaknya yang menginjak dewasa. Kukirim surel kepadanya. Ibu, pengarang buku itu pun segera membalasnya. Lembut Bahasa tulisannya dalam buku, dan lembut pula tulisannya dalam surelnya.

Kembali kepada judul buku Mengobarkan Kembali Api Pancasila, kuingin berbagi, karena ada tulisan yang kurang tepat maknanya. Sungguh saya menjadi kaget dibuatnya. Dalam buku berjudul Mengobarkan Kembali Api Pancasila, pada halaman 181, dalam Bab 4 Beberapa Masalah Sosial Budaya, dalam subbab Pluralisme Sebagai Kekayaan Bangsa, tertulis “Kelalaian pertama adalah ketika para pemimpinnya terlalu mengutamakan Ika dan mengabaikan Bhinneka.” Sudah barang tentu, kalimat tersebut memberikan makna “Ika” dengan satu, dan memberikan makna “Bhinneka” dengan berbeda.

Makna Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kata Bhinna artinya pecah atau berbeda. Ika artinya Itu. Tunggal artinya Satu, dan Ika artinya Itu. Singkat kata Bhinneka Tunggal Ika artinya Berbeda Itu Satu Itu. Dalam Bahasa Jawa Ika artinya Iku. Ini bersumber dari www.wikipedia.com. Inilah hasil penelusuran makna Bhinneka Tunggal Ika dari sumber yang dapat dipercaya.

Sumber aslinya berasal dari Kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular pada zaman Majapahit. Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha. Secara lengkap kakawin tersebut berasal dari pupuh 139, bait 5 , sebagai berikut:

“Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa,”

Terjemahannya sebagai berikut:

“Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.”

Inilah hasil penelusuran makna Bhinneka Tunggal Ika, untuk meluruskan isi buku Mengobarkan Kembali Api Pancasila. Mudah-mudahan ada manfaatnya. Amin.

*) Laman: www.suparlan.com; Surel: me@suparlan.com.
Depok, 8 Mei 2013.
Diedit kembali pada tanggal 9 Mei 2013.

Related Articles

Tak ditemukan hasil apapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts

Artikel

Kultum 27: Kalempo Ade

1. Pada hari Jum’at tanggal 26 September 2014, alhamdulillah saya dapat memenuhi undangan dari Dewan Pendidikan Provinsi Nusa…