Oleh: Suparlan *)
Ketika Jakarta menginjak senja
Datanglah tergopoh-gopoh seorang tua
Yang tidak lain adalah seorang ketua Dewan Pendidikan
Dari provinsi yang masih muda
Bangka Belitung tercinta.
Setelah tegur sapa sebagaimana biasa
Segera keluarlah ucapan ‘tsunami, tsunami”
Maksudnya ternyata pengurus Dewan Pendidikan
Telah didemisioner oleh Gubernur, seorang punggawa berkuasa
Entah karena sebab apa
Atau mungkin karena ekses politik pilkada
Atau karena memang rendahnya kinerja
Sungguh jadi ngeri dibuatnya
Tanpa prosedur sebagaimana biasa
Tanpa dipangil dahulu untuk diberitahu
Tanpa pesan-pesan sebagai peringatan
Terbitlah ESKA bak titah sang raja
Putuslah sudah ibarat cerai dengan talak tiga.
Lalu apa lagi
Inilah tsunami yang telah terjadi di negeri sendiri
Tsunami yang menerpa organisasi
Yang baru berumur sepuluh tahun lagi
Peristiwa ini hendaklah menjadi bahan pelajaran
Bagi pengurus Dewan Pendidikan yang akan dibentuk kemudian
Juga bagi Dewan Pendidikan yang lain agar menjadi pengalaman
Bahwa kinerja organisasi harus dijadikan ukuran
Dalam pelaksanaan peran dan fungsi Dewan Pendidikan
Yang telah terjadi biarlah terjadi
Menjadi bahan instrospeksi diri
Itulah kehidupan kawan
Tidak ada yang tidak berubah kecuali kata perubahan
Selamat jalan kawan-kawan
Akhir jabatan di Dewan Pendidikan
Bukanlah akhir perjuangan
Teruslah berbakti untuk pendidikan.
*) Setetes curahan hati, dengan permohonan maaf jika kurang berkenan.
Jakarta, 20 Oktober 2012.