Oleh Suparlan *)
Sesungguhnya Al-Qur’an adalah gudang mutiara kata dari Allah SWT yang harus kita jadikan pedoman dalam meniti kehidupan yang fana ini
(Anoname)
Surah As-Syarh adalah surah ke-94 dari 114 surat dalam buku SYAAMIL AL- QUR’AN, yaitu satu buku terjemahan Al-Qur’an dengan menggunakan metode terjemah kata-per-kata. Buku ini sangat bagus dari segi penerbitannya. Cover-nya cukup tebal, warnanya coklat memikat. Judul lengkapnya adalah SYAAMIL AL-QUR’AN, TERJEMAH PER-KATA.
Alhamdulillah, saya telah memperoleh tugas untuk memberikan kultum dari Masjid Al-Mujahiddin yang berada di kompleks perumahan tempat tinggal saya, sehingga saya harus mencari materi kultum itu. Saya mencoba membuka-buka buku yang sudah agak lama saya beli itu, tetapi terus terang jarang saya buka itu. Setelah shalat Subuh pada hari puasa ke-dua belas ini, ada dorongan kuat dari dalam hati untuk mencoba membukanya, untuk mencari materi kultum itu. Kutemukanlah satu surah, yakni Surah As-Syarh.
Saya tertarik untuk menelaah Surat As-Syarh karena surah inilah yang paling saya hafal di antara sedikit surah-surah yang lain. Selain itu, salah satu ayat dalam surah ini sering saya kutip sebagai kata-kata mutiara untuk beberapa tulisan saya. Sebagai informasi, saya sering menulis, dan di awal tulisan itu sering saya kutipkan satu atau beberapa kata mutiara untuk mempermanis tulisan tersebut. Ayat yang saya kutip dari surah ini adalah ayat ke-6, yaitu “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. Sesungguhnya ayat ini dapat menjadi pegangan kita dalam meniti kehidupan yang fana ini. Jika kita dapat berpegang teguh terhadap ayat ini, kita akan memiliki keyakinan kuat bahwa hidup ini memang terdiri dari dua hal yang saling kait mengait, yakni kesulitan dan kemudahan. Tidak perlu putus asa, karena setelah ada kesulitan, kalau kita sabar menerimanya dan bekerja keras untuk memecahkannya, insyaallah akhirnya kita akan dapat memperoleh kemudahan itu.
Isi Surah As-Syarh
Surah As-Syarh terdiri atas 8 (delapan) ayat. Marilah kita coba memahami terjemahan surah As-Syahr ini.
- Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?
- dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu,
- yang memberatkan punggungmu,
- dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu, bagimu,
- Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
- Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
- Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetapkan bekerja keras (untuk urusan yang lain)
- dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.
Masalah Dalam Kehidupan
Sungguh, tidak ada seorang pun yang tidak pernah menghadapi masalah dalam kehidupan ini. Kita telah memasuki kehidupan ini seperti memasuki satu belantara masalah Mulai lahir di dunia ini, kita harus menghadapi masalah, yakni keluar dari perut Ibu kita yang selama sembilan bulan kita tinggal di sana. Maka, menangislah sang bayi setelah merasakan untuk pertama kalinya dunia yang fana ini. Nabu Muhammad pun menghadapi masalah yang sama setelah lahir di dunia, karena beliau lahir sebagai anak yatim, karena telah ditinggal mati oleh ibu tercintanya. Apakah dengan demikian, Muhammad akan berada dalam lingkaran masalah sebagai anak yatim?? Tidak!! Pamannya telah membantu memecahkan masalahnya. Itulah sebabnya, Allah SWT menanyakan kepada Muhammad. ”Bukankah Kami telah melapangkan dadamu?” Bahkan Allah melanjutkan pertanyaan itu ”dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu”, ”yang memberatkan punggungmu”. Pada akhirnya, kita pun isnyaallah dapat keluar dari masalah yang melilit kita. Kita dapat memecahkan masalah itu, karena Allah SWT jualah yang telah mengangkat semua beban masalah itu semua.
Masalah Tidak Mengenal Kedudukan Seseorang (Tinggi atau Rendah)
Ternyata, masalah sama sekali tidak mengenal kedudukan seseorang. Apakah masalah hanya menjadi milik kalangan rendah? Tidak!!! Orang yang sudah kaya sekali pun juga pasti memiliki masalah. Bahkan, sorang presiden juga mempunyai masalah. Artinya, masalah tidak mengenal kedudukan seseorang. Mengapa? Karena kedudukan itu pun juga berasal dari Allah SWT.
Dalam ayat 5 surah As-Syarh, Allah menyatakan bahwa ”dan Kami tinggikan sebutan (nama)-mu, bagimu”. Setelah Nabi melalui masa-masa sulitnya, mulai dari anak yatim, kemudian melalui masa-masa sulit bersama kaum kafir Quresh, yang akhirnya harus melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah, akhirnya Allah telah mengangkatnya menjadi Nabi terakhir. Artinya, setelah ada kesulitan, ternyata Allah juga mengubah kesulitan itu dengan kemudahan.
Dua Syarat: Kerja Keras dan Do’a
Dalam dua ayat yang terakhir, Allah memberikan syarat kepada kita agar kita dapat mengubah kesulitan menjadi kemudahan, yaitu (1) kerja keras, dan (2) doa. Kerja keras merupakan syarat yang kita lakukan. Sukses atau keberhasilan tidak akan pernah datang dengan sendirinya. Kerja keras adalah syarat utama. Selain itu, kerja keras itu harus dibalut dengan do’a yang mustajab. Dalam hal ini, ayat ke tujuh menegaskan kita harus bekerja keras untuk dapat memecahkan masalah. Sedang ayat ke delapan menegaskan kita dapat berharap hanya kepada Allah SWT semata-mata.
Kerja dan do’a merupakan perpaduan sinergis untuk melahirkan keberhasilan. Untuk ini, jangan sekali-kali datang kepada dukun, atau datang ke selain Allah, untuk memanjatkan do’a. Dengan kerja keras dan berharap hanya kepada Allah, insyaallah kesulitan kita akan berakhir dengan kemudahan atau keberhasilan.
Akhir Kata
Demikianlah ulasan singkat tentang makna delapan ayat dalam Surah As-Syarh. Sekali lagi, ayat 5 dan ayat 6 dalam surah As-Syarh menyatakan kata mutiara hikmah sebagai berikut: ”MAKA SESUNGGUHNYA BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN” dan SESUNGGUHNYA BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN. Amin 3x, ya robbal alamin.
*) Website: www.suparlan.com; E-mail: me [at] suparlan [dot] com.
Depok, Agustus 2010.