ArtikelPendidikan

Kilas Balik PPPG Matematika Tahun 2004

218 views
Tidak ada komentar

Oleh Suparlan *)

Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika, bak layaknya umur manusia, memang dapat dikatakan sudah menginjak dewasa. PPPG sudah menginjak umur dua puluh empat tahun, jika dihitung mulai dari saat peresmian penggunaan gedung PPPG Matematika Yogyakarta pada tanggal 13 November 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Dr. Daud Joesoef. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0117/O/1977 tanggal 23 April 1977, nama PPPG Matematika masih dikenal sebagai Balai Penataran Guru dan Tenaga Teknis Tingkat Nasional (BPG Nasional Matematika). Setelah terbit SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0205/O/1978, tanggal 23 Juni 1978, lahirlah nama Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika, yang berkedudukan di Yogyakarta. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0529/O/1990, tugas PPPG Matematika Yogyakarta adalah melaksanakan penataran dan pengembangan teknis pendidikan untuk meningkatkan mutu dan kompetensi guru matematika, dan diharapkan menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan.

Visi, Misi, dan Catur Darma PPPG Matematika

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, PPPG Matematika telah merumuskan visi sebagai pusat unggulan tingkat nasional dan internasional dalam pengembangan penataran guru matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk mencapai misi tersebut, PPPG Matematika mengemban misi untuk mengembangkan penataran guru matematika yang secara langsung dapat meningkatkan kompetensi profesionalnya, yang dengan dmeikian akan dapat meningkatkan hasil belajar matematika, serta menumbuhkan citra matematika sebagai mata pelajaran yang menyenangkan. Terkait dengan upaya mencapai misi tersebut, PPPG Matematika Yogyakarta di masa depan memiliki Catur Darma berupa kegiatan utama yang harus dilaksanakan, yakni menjadi: (1) pusat pendidikan dan pelatihan guru matematika jenjang pendidikan dasar dan menengah, (2) penjamin mutu pendidikan matematika tingkat nasional, (3) pengkajian dan pengembangan pendidikan matematika, (4) pengembang produk media dan alat peraga matematika.

Pada tahun 2004, meski PPPG Matematika telah melaksanakan tugasnya secara optimal, namun dapat diketahui bahwa visi dan misi PPPG Matematika belum sepenuhnya dapat dicapai. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika masih relatif rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Di samping itu, mata pelajaran matematika juga masih memperoleh stigma sebagai mata pelajaran momokt yang amat menakutkan. Dengan kata lain, meski secara individual ada beberapa siswa Indonesia yang berhasil menyabet medali dalam acara International Mathematic Olyimpiad (IMO), namun secara keseluruhan hasil belajar matematika anak-anak Indonesia berdasarkan TIMMS-R (The Third International Mathematics and Science Study-Repeat,1999), rata-rata hasil belajar matematika di SMP Indonesia menduduki peringkat ke-34 dari 38 negara yang distudi.

Pengembangan Unit Produksi

Mengingat kondisi dan permasalahan tersebut, mulai tahun 2003 PPPG Matematika telah mencoba mengembangkan 4 (empat) unit yang dinilai memiliki dampak yang cukup besar untuk mendukung pelaksanaan pendidikan dan pelatihan guru matematika, yakti (1) Unit Rancang Bangun Alat Peraga Matematika, (2) Unit Laboratorium Matematika, (3) Unit Komputer (termasuk Satuan Tugas Sistem Informasi Manajemen), (4) Unit Media Audio Visual, dan (5) Unit Perpusatakaan dan Penerbitan. Pengembangan kelima unit tersebut diwadahi dalam badan mandiri yang disebut Training Production Unit (TPU). Kemandirian badan ini ditandai dengan adanya kewenangan untuk melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, produksi, pemasaran, dan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan, yang dengan demikian diharapkan akan dapat menjadi wahana untuk memperoleh keuntungan (income generating). Lebih dari itu, tujuan pembentukan badan mandiri ini bukan semata-mata untuk meningkatkan keuntungan semata-mata, melainkan yang lebih penting adalah menghasilkan produk media dan alat peraga yang justru akan besar manfaatnya untuk memecahkan masalah pembelajaran matematika yang dihadapi. Produk yang kini dihasilkan PPPG Mateamtika antara lain adalah alat peraga matematika, VCD pembelajaran matematika, software pembelajaran, dan bahan ajar matematika. Dalam kaitan ini, agar dapat memproduksi alat peraga matematika secara masal, PPPG Matematika telah menjalin kerjasama (MOU) dengan institusi swasta dan negeri, misalnya dengan PT Peraga Pembina di Yogyakarta dan Balai Pengembangan Multimedia di Semarang.

Pelaksanaan Program Kegiatan

Melalui pelaksanaan program pembangunan dengan dana lebih dari sembilan milyar rupiah, pada tahun anggaran 2004 PPPG Matematika Yogyakarta berhasil mengadakan remodeling asrama lama menjadi asrama berlantai dua dengan 40 kamar, lantai bawah 20 kamar dan lantai atas 20 kamar, dengan kapasitas semuanya 80 tempat tidur. Di samping itu, juga telah dibangun dua gedung Mathematic Play Ground atau Taman Bermain Matematika, untuk memajang dan memperagakan alat peraga matematika, baik buatan sendiri maupun buatan luar negeri. Taman Bermain Matematika ini akan dilengkapi dengan alat dan perangkat bermain di luar gedung (out door). Untuk melengkapi alat-alat tersebut, PPPG Matematika Yogyakarta telah meminta bantuan kepada Menristek berupa alat-alat seperti yang diperagakan di Puspitek (Pusat Peragaan Iptek) yang dibangun di Taman Mini Indonesia Indah dan di beberapa daerah lain. Pembangunan Taman Bermain Matematika ini diharapkan dapat menjawab sebagian permasalahan matematika sebagai mata pelajaran yang menakutkan di kalangan siswa. Dengan Taman Bermain Matematika tersebut, kita berharap anak-anak dapat mulai mengenal matematika bukan sebagai sesuatu yang sulit dan menakutkan, melainkan dimulai dari kegiatan bermain dengan suasana yang menyenangkan.

Dari segi akademik, PPPG Matematika memiliki program unggulan berupa berbagai kegiatan diklat instruktur/pengembang matematika SD, SMP, SMA, dan SMK. Semua program diklat itu dengan sistem berjenjang, yakni dasar, lanjut, menengah, dan tinggi. Instruktur/pengembang matematika tersebut diharapkan dapat menjadi instruktur yang dapat membantu pelaksanaan diklat yang diselenggarakan oleh Badan Diklat Daerah atau Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), dan bahkan menjadi instruktur dalam kegiatan diklat yang diselenggarakan di Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika.

Di samping program diklat, PPPG juga menghasilkan Paket Pembinaan Penataran (PPP) yang akan menjadi bahan pendalaman bagi alumni diklat, Paket Penggemar Matematika (PPM) yang dimaksudkan untuk memberikan bahan ajar pengayaan bagi siswa yang ingin mempersiapkan diri untuk mengikuti acara olimpiade matematika, baik nasional maupun internasional. Pada tahun anggaran 2004, PPP dan PPM masih dikemas secara sederhana dalam bentuk makalah. Tetapi pada tahun anggaran 2005 PPP dan PPM dapat dikemas sebagai buku, dengan cara menjalin kerja sama dengan perusahaan penerbitan. Program unggulan lain PPPG Matematika pada tahun 2004 adalah program pengkajian kesulitan guru dalam pembelajaran matematika di SD dan SMP, pengkajian kesulitan dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Hasil dari pengkajian ini akan menjadi bahan masukan yang amat berjasa bagi semua pihak yang terkait dengan proses pembelajaran matematika di sekolah dan pelaksanaan KBK, baik di pusat maupun di daerah.

Titik Lemah dan Harapan di Masa Depan

Titik lemah PPPG Matematika Yogyakarta antara lain adalah terletak dari kurangnya wahana sosialiasi tentang kegiatan dan hasil kegiatan kepada masyarakat dan instansi yang terkait. PPPG Matematika masih belum banyak menggunakan berbagai media untuk menjelaskan kepada publik tentang kegiatan dan hasil kegiatan PPPG Matematika. Dengan kata lain, masyarakat luas belum banyak mengetahui produk barang dan jasa apa yang selama ini telah dilaksanakan oleh PPPG Matematika. Sebagai contoh, produk PPP (Paket Pembinaan Penataran) dan PPM (Paket Penggemar Matematika) sudah waktunya dipublikasikan dalam bentuk buku yang dapat dinikmati oleh para guru dan masyarakat matematika secara meluas. Demikian juga dengan prototipe alat peraga matematika yang dihasilkan oleh Unit Rancang Bangun Alat Peraga Matematika, perlu diproduksi secara massal sehingga semua guru matematika dapat menggunakannya untuk mempermudah proses pembelajaran matematika di sekolah.

Dengan kata lain, semua kegiatan dan produk barang dan jasa PPPG Matematika sudah waktunya dapat dipublikasikan melalui media massa. Hasil pengkajian kesulitan guru dalam proses pembelajaran matematika harus dipublikasikan, bukan saja kepada instansi yang terkait, tetapi juga kepada guru dan masyarakat matematika. Dengan cara demikian, masyarakat diharapkan mulai memahami bahwa matematika diperlukan untuk hidup, bukan sebagai mata pelajaran momok yang menakutkan.

Mudah-mudahan melalui pemerintahan baru pada tahun 2004 ini, PPPG Matematika Yogyakarta dapat lebih banyak berkiprah dan berperan secara efektif dalam peningkatan mutu guru matematika, karena guru merupakan komponen utama dalam sistem pendidikan nasional. Peningkatan mutu dan kompetensi guru matematika diharapkan akan memberikan dampak positif bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di tanah air.

*) Website: www.suparlan.com; E-mail: me [at] suparlan [dot] com. Plh. Kepala PPPG Matematika Yogyakarta.

Yogyakarta, 29 Desember 2004

Related Articles

Tak ditemukan hasil apapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts