Dunia IslamPendidikan

Kultum 25: Jangan Mendekati Zina

267 views
Tidak ada komentar

1. Pada hari Sabtu, 25 Agustus 2014 lalu, di Masjid Al Mujahidin Taman Depok Permai, alhamdulillah saya dapat mengikuti pengajian. Judulnya Cinta dan Benci Karena Allah. Judul yang sangat bagus sekali, karena menjelaskan tentang kepasrahan kita kepada Allah Swt.
2. Dari pengajian itu saya dapat menarik pejalaran berharga bahwa semua niat, sikap, dan perilaku kita hendaknya senantiasa berorientasi kepada Allah Swt semata. Kita mencintai sesuatu hanya karena Allah Swt. Demikian juga kalau kita terpaksa harus membencinya. Kecintaan dan kebencian kita jangan karena didorong karena nafsu belaka.
3. Kita lahir, hidup, dan mati kelak memang atas kehendaknya. Oleh karena itu, semua niat, sikap, dan perilaku kita di dunia ini haruslah kita kembalikan kepadanya.
4. Berkenaan dengan isi pengajian ini, saya menyampaikan pertanyaan yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Setiap hari kita naik angkot, bus, dan di tempat-tempat lain seperti di dalam kantor, di tempat senam, selalu berkomunikasi dengan sahabat lain jenis. Oleh karena itu, saya mengajukan pertanyaan kepada ustadz bagaimana kaidah hukum pergaulan menurut Islam, agama yang saya peluk. Misalnya ketika bersalaman, bertatap muka ketika bertemu, dan bahkan berkomunikasi. Ini perlu saya tanyakan karena kita sering melihat dalam acara televisi, laki-laku dan perempuan saling bercampur-baur antara laki-laki dengan perempuan. Bahkan teman saya beragama Nasrani bercerita tentang pengalaman pergi ke Thailand melihat banyak laki-laki dan perempuan berjejer di pantai nyaris tidak berbaju. Saya kira tidak hanya di Thailand hal itu dapat kita lihat, tetapi juga di tanah air, seperti di Bali, dan tempat-tempat lainnya.
5. Secara khusus, pergaulan laki-laki dengan perempuan tersebut dengan skala yang lebih rendah saya alami ketika senam Tera di sasana senam tera. Bagaimana kaidah hukum Islam mengenai hal ini?
6. Ternyata ada dua pandangan yang berbeda antara ustadz yang satu dengan yang lain. Satu menjawab dengan kaidah umum “jangan mendekati zina” tanpa embel-embel penjelasan. Kaidah ini sering memberikan penafsiran bahwa kegiatan seperti senam dengan bercampur baur antara laki-laki perempuan tanpa “hijab” seperti itu “haram”, dan dengan demikian hukumnya “masuk neraka”.
7. Sementara ada ustadz yang sangat toleran. Bahkan menjelaskan bahwa kegiatan senam sangat baik sekali untuk menjaga kesehatan. Islam sangat menyukai umat yang sehat ketimbang umat yang sakit-sakitan. Namun, kaidah umum tetap harus dijaga, yakni “jangan mendekati zina” atau dalam Bahasa Arabnya “lataqrabuzina”, yang dalam hal ini harus ada dalam hati yang paling dalam. Untuk ini, kita perlu “menjaga jarak”, kalau perlu tidak bersalaman untuk “menjaga jarak” tersebut.
8. Dengan jawaban yang moderat tersebut saya menjadi lebih tenang. Setiap Hari Ahad saya dapat dengan tenang berangkat dan mengikuti senam Tera di sasana RW Gema Pesona. Usaha untuk menjadi sehat menjadi kebutuhan. Itu jauh lebih baik dengan “merokok di sembarang tempat” atau “membuang sampah di sembarang tempat”. Amin.

Jakarta, 22 September 2014.

Related Articles

Tak ditemukan hasil apapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts

Artikel

Puisi Untuk Guru

*** Mengajar berarti belajar lagi (Oliver Wendell Holmes) Guru biasa memberitahukan Guru baik menjelaskan Guru ulung memeragakan Guru…
Artikel

Mau Sehat?

Ada kata-kata bijak yang selalu saya ingat. Life is a gift, but health is a responsibility. Hidup adalah…