ArtikelDunia Islam

Kultum 2: Amal

261 views
Tidak ada komentar

1. Puasa hari pertama tahun 2014 ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Muhammad Nuh, berkenan menyampaikan taushiah. Ada tiga hal yang telah disampaikan di Masjid Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu. Salah satu tema yang akan dijelaskan dalam Kultum ini adalah tentang amal.
2. Dalam puasa penuh rahmat-Nya ini, kultum ini dapat kita gunakan sebagai bahan pelajaran (hibrah) untuk bekal perjalanan hidup manusia di dunia yang hanya sebentar ini.
3. Alkisah ada seorang Raja Bijaksana. Sang Raja memanggil tiga orang rakyat (pungawa) ke istana. Ada titah yang hendak dilaksanakan oleh punggawa. Sang Raja memanggil tiga orang rakyat, dan masing-masing punggawa tersebut telah diberikan masing-masing satu karung yang sama. Ketiga punggawa raja tersebut diminta untuk mengisi masing-masing karung tersebut dengan buah-buahan yang segar, yang ranum, dari segala macam buah-buahan yang tersedia di wilayah kerajaan tersebut.
4. Tentu saja, dari ketiga punggawa itu salah satu punggawa yang sangat rajin, tekun, dan amanah dalam melaksanakan perintah Sang Raja. Sementara itu, ada pula punggawa yang setengah-tengah, kadang-kadang rajin dan manah, tetapi kadang-kadang sebaliknya. Bahkan, ada pula punggawa yang sama sekali tidak rajin dan tidak amanah, dan cenderung melalaikan tugasnya, tidak peduli terhadap perintah Sang Raja.
5. Walhasil, seorang pungawa yang rajin dan amanah telah melaksanakan tugas sang raja dengan sangat baik. Dia telah mengumpulkan semua buah yang baik-baik, yang masih segar, yang ranum. Tidak ada satu pun buah yang tidak baik yang dikumpulkan. Semua buah yang telah dikumpulkan dalam karung adalah buah-buahan yang istilahnya kuatilas prima. Tidak sama dengan punggawa yang kedua. Selain ada buah yang baik, ada pula buah-buahan yang kurang baik, bahkan buah yang busuk yang telah dikumpukan di dalam karungnya. Lain lagi halnya dengan punggawa yang ketiga, karung yang telah dibawanya justru tidak diisi dengan buah-buahan yang banyak tersedia di daerahnya. Tetapi, karungnya yang besar itu malah diisi dengan bebatuan dan sampah-sampah yang dijumpainya. Demikianlah kerja ketiga punggawa kerajaan tersebut.
6. Setelah selesai melaksanakan tugasnya, ketiga punggawa tersebut diminta untuk menghadap sang Raja dengan membawa masing-masing karung yang telah diperolehnya. Apa titah Sang Raja selanjutnya? Ketiga orang punggawa tersebut harus dimasukkan ke dalam penjara, dengan membawa karungnya masing-masing. Hanya dengan karungnya sendiri itulah ketiga punggawa tersebut harus masuk ke dalam penjara itu.
7. Apa makna penjara dalam cerita ini? Makna penjara dalam cerita ini adalah tempat terakhir kehidupan manusia, yakni alam kubur yang harus dilalui manusia, yakni tempat untuk menilai baik-buruknya kehidupan kita. Apa yang terjadi dengan ketiga punggawa raja tersebut? Apa yang akan dimakan selama dalam penjara itu? Tidak lain adalah apa saja yang telah dikumpulkan di dalam masing-masing karung yang telah diberikan oleh raja, yang telah diisi sendiri oleh masing-masing punggawa itu. Tentu saja, punggawa yang telah mengumpulkan buah-buahan yang segar dan segar, dia akan menikmatinya. Sementara itu, punggawa yang hanya mengumpulkan bebatuan dan sampah-sampah di dalam karungnya. Jadi, manusia akan memberoleh imbalan sesuai dengan amalnya sendiri.

Sumber: Taushiah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tanggal 1 Juli 2014, dalam acara Hari Pertama Puasa Ramadhan di Masjid Baitut Tholibin Kemendikbud.

Related Articles

Tak ditemukan hasil apapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts

Artikel

Masmentri Sidak ke Dapodik

Catatan kecil: Suparlan *) “Ilmu iku kalakone kanthi laku”, Ilmu itu dapat dilaksanakan dengan tindakan (Petuah sang kakek)…