Oleh Suparlan *)
Hanya ada dua kata yang menuntun Anda pada kesuksesan. Kata-kata itu adalah ”ya” dan ”tidak”. Tidak diragukan, Anda telah sangat ahli untuk berkata ”ya”. Sekarang berlatihlah berkata ”tidak”. Cita-cita Anda bergantung padanya
(Jack Canfield, Penulis Buku Chicken Soup for The Soul)
Jika budayawan Emha Ainun Najib menggunakan kata ”tidak” dan ”ya” untuk mendefinisikan puasa, maka Jack Canfield, penulis buku seri yang sangat laris bertajuk Chicken Soup for The Soul, juga menggunakan dua kata itu untuk menuntun Anda agar menjadi sukses dalam kehidupan. Tulisan ini akan mengulasnya secara singkat.
Sebagai budayawan, Emha telah mendefinisikan puasa dengan singkat, yakni sebagai proses pelatihan ”tidak”. Ada tiga ”tidak” yang menjadi pantangan dalam berpuasa. Tidak makan, tidak minum, dan tidak ”bersenyawa” (istilah seyogyanya untuk bersebadan) pada siang hari. Tapi itu masih dalam kategori puasa tingkat yang paling rendah. Puasa awam, atau orang ada yang menyebutnya sebagai puasa emosional. Ada puasa khusus, yang lebih tinggi tingkatannya. Ada yang menyebutkan sebagai puasa intelektual. Sedang yang paling tinggi dikenal sebagai puasa khusus bil khusus, atau puasa spiritual.
Latihan ”tidak” apa saja yang seharusnya dilakukan secara istikomah para shoimin dalam bulan puasa? Selain tiga ”tidak” sebagaimana yang telah disebutkan, masih banyak ”tidak” yang harus kita lakukan latihan-latihan selama berpuasa, antara lain tidak bergunjing, tidak berbuat fitnah, tidak berbuat zalim, tidak mengambil hak orang lain, tidak mengambil hak anak yatim, dan masih banyak lagi yang lain. Hatta sesuatu yang dihalalkan saja telah diharamkan ketika kita berpuasa. Apalagi yang haram. Untuk yang haram kita ”tidak” sekali-kali melakukannya, bahkan mendekatinya. .
Mirip dengan kata-kata ”ya” dan ”tidak” yang dikemukakan oleh Emha Ainun Najib, maka Jack Canfield juga men0ggunakan kata-kata ”ya” dan ”tidak” juga digunakan untuk menuntun kita mencapai keberhasilan.
Agar kita sukses, selama ini mungkin telah dituntun oleh kata-kata ”ya”. Contohnya, kita ya tekun bekerja, ya pantang putus asa, ya berkeja keras, ya disiplin, ya berfikir positif, ya mengikuti aturan hukum yang berlaku, dan masih banyak lagi yang lainnya. Untuk mencapai keberhasilan, kita perlu melakukan kata-kata ”ya” tersebut. Jangan sekali-kali dituntun dengan kata-kata ”tidak” untuk hal-hal yang positif tersebut.
Sudahkah kta dituntun oleh kata-kata ”tidak” dalam hal-hal yang negatif untuk mencapai kesuksesan? Kalau jawabannya belum, maka cobalah menggunakan kata-kata ”tidak”. Jangan lupa, kata-kata ”tidak” hanya untuk hal-hal yang negatif.
Dengan kata lain, marilah kita gunakan kat-kata ”tidak” dalam hal-hal yang negatif. Misalnya, tidak malas, tidak boros, tidak berlaku dzalim, tidak berfikir negatif, tidak pesimistis, tidak melakukan tindakan anarkis, tidak menunda waktu, dan masih banyak tidak-tidak yang lain yang harus kita coba lakukan. Semua itu adalah yang menuntun kita untuk mencapai kesuksesan. Insyaallah.
Mudah-mudahan amal puasa pada hari keenam belas di Bulan Ramadan yang mulia ini dapat membentuk pribadi kita yang kuat untuk dapat melakukan ”ya” dalam hal yang positif, dan melakukan ”tidak” dalam hal yang negatif.. Amin, ya robbal alamin. Wallau alam bishawab.
*) Website: www.suparlan.com; E-mail: me [at] suparlan [dot] com.
Depok, 28 September 2007