Oleh: Suparlan *)
Pada tanggal 28 September 2015 lalu, saya bertugas mengikuti kegiatan workshop bantuan sosial Dewan Pendidikan di Hotel Alana Yogyakarta. Alhmdulillah. Mimpi berjumpa kembali dengan Bu Ganung, Kepala Bagian Umum P4TK Matematika Yogyakarta terwujudlah sudah. Beberapa teman panitia dan konsultan kegiatan ikut mengantarkan. Cari alamat pun salah. Harusnya Jalan Kaluurang Km. 6, e… lha dhalah, tahu-tahu sampai Kaliurang Km 8,5. Maklum, terakhir pensiun di kampus ini pada tahun 2004. Jadi, memang sudah sebelas tahun sudah saya meninggalkan kampus ini. Untung ada GPS.
Bertemu Bapak Kepala P4TK Matematika
Bu Ganung telah menunggu kedatangan saya. Bapak Prof. Dr. Rer Nat Widodo, Kepala P4TK Matematika pun telah menunggu silaturahim, sambil memimpin rapat dengan Dinas Pendidikan Gorontalo. Bapak Kepala P4TK menyampaikan rencana menyusun Sejarah P4TK Matematika Yogyakarta. Wow ini baru program yang sangat prospektif. Ya, sejarah memang masa lalu. Saya selalu mengingatkan bahwa di dunia ini kita hanya memiliki tiga hari saja. Pertama, hari kemarin. Kedua, hari ini. Ketiga, hari esok. Maksudnya? Kita memiliki hari ini sangat terbatas. Karena kita hanya memiliki satu hari saya yang dapat kita gunakan untuk melaksanakan amal pada hari ini. Masa lalu hanyalah sejarah. Memang dapat kita jadikan pelajaran. Jas merah, kata Bung Karno. Tetapi kita tidak dapat menggunakannya untuk aktivitas hari ini. Yang lalu biarlah berlalu. Kita menjadikannya sebagai pelajaran. Demikian pula dengan hari esok. Sama sekali kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kita hanya mengira-ngira, memprediksi, meramal, merancang hari esok, dan lagi kita sama sekali tidak dapat melakukannya untuk hari esok. So, apa yang harus kita lakukan? Lakukanlah pada hari ini. Do it now. Don’t delay. Itu saja. Kalau mau beramal, maka lakukanlah sekarang. Sekarang juga. Jadi jika Bapak Kepala Mempunyai rencana menulis Sejarah P4TK, memang kita harus merancangnya. Who do not make a plan, make a fail.
Hanya hitungan menit
Gagasan Kepala P4TK Matematika untuk menulis sejarah P4TK Matematika sungguh sangat baik. Bapak institusi yang melupakan sejarahnya. Lembaga perguruan tinggi pun demikian pula. Untung selama ini P4TK Matematika telah memilimi laman yang sangat bagus. Para widyaiswaranya pun telah berkarya dengan menulisnya dalam laman yang bagus ini. Dengan demikian, komunikasi dengan guru-guru mata pelajaran matematika pun dapat berjalan sangat intensif. Jadi laman P4TK Matematika telah berfungsi untuk menjalin hubungan dengan pemangku kepentingan pendidikan di seluruh NKRI. Pembicaraan Kepala P4TK dengan Bu Ganung dan saya memang berlangsung sekejap. Tapi pembicaraan tentang penulisan sejarah P4TK telah sepakat. Tinggal kesepakatan itu kapan dilaksanakan. Akan lebih cepat lagi apabila ada yang memulai membuat outline-nya. Kemudian disebarluarkan kepada pihak-pihak yang diminta untuk menjadi penulis. Biarkan ada masukan dari para calon penulis. Untuk ini, P4TK Matematika perlu minta masukan sebanyak-banyaknya kepada calon penulis. Yang penting adalah untuk memperbaiki outline tersebut. Dengan cara mengumpulkna dokumen apa saja, yang diperlukan untuk persiapan untuk sejarah tersebut.
Formal or new genre language
Ada yang perlu disepakati sejak awal adalah bahasa yang digunakan. Apakah bahasa resmi yang memenuhi kaidah EYD (ejaan yang disempurnakan) ataukan bahasa genre baru yang membuat pembaca lebih nyaman dalam membaca. Yang penting tulisan sejarah ini tidak dapat menggunakan bahasa slenk, misalnya Bahasa anak muda Malang yang dibalik-balik. Untuk ini, istilah-istilah matematika mestilah tetap menggunakan bahasa standar. Tetapi yang lain bolehlah.
Pertanyaan
Salah satu cara yang mungkin baik untuk menyusun buku sejarah Matematika ini dapat kita mulai dengan menyusun daftar pertanyaan secara naratif antara lain sebagai berikut:
1. Kapan P4TK Matematika pertama kali dibentuk?
2. Berdasarkan SK atau UU atau PP apakah lembaga tersebut dibentuk?
3. Apa nama yang pertama kali digunakan?
4. Bagaimana data dan informasi lembaga tersebut, baik secara kuantitatif maupun kualitatif?
5. Akapah lembaga tersebut telah mengalami reengineering untuk menghadapi tantangan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?
6. Apakah fungsi dan tugas lembaga itu dibentuk?
7. Apakah visi, misi, dan tujuan pertama kali lembaga tersebut dibentuk?
8. Apakah logo dan motto pertama lembaga tersebut?
9. Apakah logo dan motto berikutnya?
10.Apakah lembaga tersebut telah mengalami perubahan nama? Kapan? Apa tujuannya, dan apakah lembaga tersebut berhasil mencapai tujuannya?
Daftar pertanyaan secara naratif tersebut dapat dimodifikasi dan dikembangkan menjadi outline dalam bentuk bab-bab dan sub-bab yang lebih rinci, misalnya:
Bab I: Pendahuluan
Bab II: P3G Matematika
A. Dasar
B. Nama
C. Visi, Misi, dan Tujuan
D. Data dan Informasi Kuantitatif dan Kualitatif
Bab III: P4TK Matematika
A. Dasar
B. Nama
C. Visi, Misi, dan Tujuan
D. Data dan Informasi Kuantitatif dan Kualitatif.
Bab IV: Penutup
*) Laman: www.suparlan.com; Surel: me@suparlan.com
Depok, 1 Oktober 2015
1 Komentar. Leave new
Ketika Komite Sekolah SDN Cibeusi Jatinangor Sumedang menyelenggarakan -de MIPA DSCS beberapa tahun lalu, DSCS menggandeng FPMIPA UPI dalam pengadaan dan penilaian soal, P4TK IPA Bandung dan Lembaga Diagnostic Bogor untuk kegiatan seminar pendidikan MIPA. Sungguh bahagia acara -de MIPA DSCS tersebut terabadikan — terutama materi seminar — dalam booklet kegiatan berupa Buletin PaNutan Edisi Khusus. Yang ingin saya katakan sehubungan tulisan Pak Parlan di atas, buku akan merekam kejadian-kejadian penting apalagi lembaga monumental seperti P4TK IPA Yogyakarta. Dengan demikian kiprahnya akan menjadi sejarah penting bagi para pelakunya, terlebih bagi generasi berikutnya. Sebagai sumbangsih saya apabila buku tersebut terbit, berikut adalah bait puisi (lagu) untuk memotivasi siswa ‘berani’ mempelajari matematika dan IPA.
PELAJARAN MIPA*)
Lirik : Dadang Adnan Dahlan
Lagu : Supriatna
Arr. : Budi Yanto
Siapa bilang Matematika susah?
Justru mudah asal giat berlatih
Ulang kembali belajar di rumah
Ditunjang buku paket pemerintah
Jangan bilang belajar IPA susah !
Pasti bisa asalkan sungguh-sungguh
Ibu, bapak guru tak kenal lelah
Siswa terlatih cerdas terasah
Pelajaran MIPA sekolah kita
Didukung lab serta alat peraga
Siap tampil ikut olympiade
Arena uji kemampuan siswa
Reff.
Pelajaran MIPA sangat berperan
Kunci dasar ilmu pengetahuan
Matematika, IPA bergandengan
Membuka tabir keagungan Tuhan
Jatinangor, 17 Oktober 2007 (Hari Pengentasan Kemiskinan)
*) Semula lagu PELAJARAN MIPA SDN CIBEUSI (Rekor MURI Noreg 2999/2008). Simak lagu: soundcloud.com atau FB#Dadang Adnan Dahlan