Oleh: Suparlan *)
Berawal dari menyampaikan kultum Ramadan di Masjid Al-Mujahidin, Taman Depok Permai, Depok II Timur, Kota Depok. Alhamdulillah, Ketua DKM memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan kultum lanjutan. Mudah-mudahan kesempatan ini terus diberikan pada masa-masa mendatang, meski hanya tujuh menit.
Alhamdulillah, ada kesempatan untuk berbagi tentang Ilmu Kauniyah dan Ilmu Kauliyah. Sayang, para jamaah yang hadir kebanyakan para ulama (usia lanjut masih aktif heee). Beberapa remaja memang terlihat dalam jamaah yang duduk dengan tekun untuk mendengarkan obrolan kultum tersebut. Bahkan ada salah satu remaja yang menanyakan tentang alamat website atau laman pribadi yang pernah saya sebutkan ketika menyampaikan materi kultum sebelumnya.
Dalam kultum Ahad tanggal 5 Juli 2015 ini, ada gagasan baru yang lahir, yakni mengadakan CERMAT KULTUM atau Cerdas Cermat Kuliah Tujuh Menit. Jamaah, terutama yang remaja, diberikan sedikit hadiah jika pada akhir kultum dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Misalnya, pada saat kulmum pada hari Ahad tersebut, pertanyaan CERMAT KULTUM adalah “Apakah inti Surat Adhuha? Para remaja yang hadir diberikan kesempatan untuk menjawab. Namun, karena tidak ada remaja yang menjawab, maka kesempatan diberikan kepada semua yang hadir, termasuk yang ulama. Ada satu peserta yang hampir benar dalam menjawab. Tetapi jawaban tersebut kemudian dianulasi, karena kurang tepat. Jawaban seharusnya adalah tentang anak-anak yatim dan orang-orang miskin, atau secara umum dapat dikatakan tentang ekonomi dan sosial.
Karena tidak ada yang mendapatkan hadiah tersebut, maka acara dilanjutkan dengan materi kultum. Sebelum diteruskan, gagasan untuk mengadakan CERMAT KULTUM mudah-mudahan dapat berlanjut. Bahkan hadiah dapat diberikan oleh jamaah yang berkenan untuk memberikan sedikit hadiah kepada pemenang CERMAT KULTUM. Mudah-mudahan banyak yang bersemangat untuk ikut memberikan hadiah CERMAT KULTUM tersebut.
Dalam acara kultum sebelumnya, jamaah mengusulkan untuk mendirikan Perpustakaan Masjid sebagai respon terhadap kultum yang saya sampaikan tentang banyaknya tragedi di negeri ini, yakni tragedi nol buku (menurut penyair kondang Taufik Ismail), tragedi perilaku korupsi, tragedi pembunuhan anak-anak (kasus Angeline), tragedi perilaku narkoba, dan lain sebagainya. Lahirlah usulan Perpustakaan Masjid. Saya sangat tertarik dengan usulan tersebut. Kemudian saya masukkan sebagai program Relawan Turun Tangan. Mudah-mudahan program dapat berjalan lancar. Jika saja setiap jamaah dapat memberikan infaq masing-masing satu eksemplar buku, maka lumayan Masjid Al-Mujahidin akan memiliki koleksi buku perpustakaan. Dengan demikian, tidak ada tragedi not buku. Geliat program mengembangkan literasi di lingkungan masjid insyaallah segera lahir. Jika pada saat naik Haji dua tahun lalu infaq yang kita tunaikan adalah infaq Al-Quran, maka infaq untuk perpustakaan masjid ini tentu saja semua macam buku, sakali lagi Ilmu Kauliyan dan Ilmu Kauniah. Bahkan timbul lagi gagasan baru agar buku yang diinfaqkan tersebut dapat diceritakan apa isinya. Jadi penginfaq harus membacanya terlebih dahulu, baru menyerahkan kepada Perpustakaan Masjid. Dengan demikian dibuatkan resensi singat tentang isi buku tersebut. Tentu ini menjadi pemantik agar bukan hanya membaca, tetapi dengan menuliskannya. Wah dengan demikian sangat relevan dengan program literasi yang kita galakkan. Jadi sebelum buku tersebut diserahkan kepada perpustakaan, buku tersebut telah dibaca dahulu, dan bahkan telah dibuatkan resensinya secara singkat, dan disampaikan dalam acara kultum ini.
Dengan demikian, dari program INFAQ BUKU menjadi program MEMBACA BUKU, terus berkembang menjadi program membuat RESENSI BUKU, dan akhirnya MENYAMPAIKAN KULTUM tentang isi buku tersebut.
Pada tahap awal, saya akan memulainya dengan rencana memberikan buku yang telah saya terbitkan, yakni buku bertajuk “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Dari Konsepsi Sampai Dengan Impmentasi”. Buku ini diterbitkan oleh Hikayat Publishing, Yogyakarta. Buku ini akan saya akan buatkan resensinya barang sehalaman dua halaman, lalu akan saya sampaikan melalui kultum. Mudah-mudahan akan menarik jamaah lainnya, karena di kompleks ini terdapat jamaah yang bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta. Tentu saja beliau-beliau tersebut memiliki banyak buku tentang teknologi, memiliki kemampuan untuk menulisnya, dan bahkan menyampaikan secara lisan kepada para jamaah. Akhirnya, mudah-mudahan program ini menjadi amat inspiring bagi para jamaah.
Harapan yang terkandung di dalam program ini adalah untuk menarik generasi muda dan para remaja khusunya untuk cinta kepada masjid melalui proses yang mencerahkan, bukan pemaksaan, tetapi proses yang menyenangkan. Program infaq buku. Belum lagi ada Cermat Kultum yang kemungkinan mendapatkan hadiah. Belum lagi ada kesempatan menulis resensinya, juga belajar menyampaikan kepada jamaah dengan belajar BERBICARA di depan publik. Bukankah program-program tersebut cukup menarik untuk kita ikuti? Insyaallah. Mudah-mudahan program ini dapat terlaksana dengan lancar dan berhasil. Amin.
*) Laman: www.suparlan.com; www.masdik.com; Surel: me@suparlan.com.
Jakarta, 6 Juli 2015.
2 Komentar. Leave new
Ide sangat kreatif dan inovatif yg harus direalisasikan
Insyaallah. Dalam pertemuan para relawan TURUN TANGAN Anies Baswedan pada Bulan Agustus mendatang, insyaallah pelaksanaan program Infaq Buku itu akan dilaporkan secara tertulis. Amin.