If we cannot now end our differences, at least we can help make the world safe for diversity.
Jika kita tidak bisa mengakhiri perbedaan-perbedaan kita, paling tidak kita dapat membantu dunia aman untuk keanekaragaman
(John F. Kennedy)
Apa yang harus dilakukan … adalah menemukan cara untuk merayakan perbedaan dan mendiskusikan perbedaan tanpa memecah belah komunitas kita
(Hillary Clinton)
***
Jagad raya seisinya ciptaan Allah SWT ini memiliki pesona keanekaragaman yang luar biasa. Sebagai sesama anggota tata surya, bumi tempat kita hidup jauh berbeda dengan bulan dan matahari, dan anggota tata surya yang lain. Mereka semua juga berbeda dengan bintang gemintang yang bertebaran dalam jagat raya. Meski memiliki aspek kesamaan di atara warga tata surya itu, kita tidak akan mengelak tentang pesona kemajemukan dan kemanfaatannya bagi kehidupan manusia
Mengingkari keanekaragaman ciptaan Allah SWT tersebut sama artinya kita mengingkari semua ciptaan Allah yang Maha Kuasa itu.
Ya, kita juga mengetahui dengan pasti bahwa kita hidup hanya sekali. Salah satu masalah yang terjadi dalam kehidupan adalah saikap dan perilaku kita dalam menghadapi perbedaan-perbedaan itu. Padahal, perbedaan adalah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan ini. Masalah yang timbul dalam kehidupan antara lain karena kita kurang cerdas menggunakan perbedaan sebagai modal untuk membangun kekuatan dalam kehidupan. Beda pendapat itu pasti. Beda pendapatan boleh jadi. Beda warna kulit itu bukan hanya teori. Cucu penulis yang kulitnya lebih putih mengatakan kulit kakungnya dikatakan “gosong”, itu bisa terjadi dalam keluarga sendiri, juga terjadi di negeri sendiri, bahkan juga terjadi di tempat yang lain lagi.
Kalau Barack Obama, yang nota bene adalah orang Amerika yang berkulit hitam, dapat menjadi presiden Amerika Serikat yang sangat populer, kenapa kita harus mempersoalkan warna kulit untuk membesar-besarkan perbedaan, ketimbang harus menekankan pentingnya kesatuan? Sekali lagi, kita hidup hanya sekali, dan untuk itu harus dapat menjunjung tinggi kebesaran Illahi, yang memang telah menciptakan perbedaan sebagai rahmat yang harus kita syukuri.
Sejarah Telah Memberi Pelajaran
Sejarah telah membuktikan kebenarannya bahwa untuk menjamin adanya kesatuan dan persatuan bangsa, ternyata tidak cukup menjadikan rasa persatuan dan kesatuan itu hanya sebagai janji suci berupa sumpah pemuda. Penjaminan adanya kesatuan dan persatuan bangsa juga tidak cukup hanya dijadikan sebagai kata-kata semboyan dalam lambang negara. Bahkan tidak cukup hanya menjadi sila-sila dasar negara yang kebanyakan orang sering lupa menyebutkan urutan dan rumusan kalimatnya. Bahkan secara bergurau P4 sebagai wahana sosialisasi dasar negara juga malah dipelesetkan menjadi pergi pagi pulang petang, karena sulitnya mencari sesuap nasi melalui kerja keras dalam pekerjaan.
Lalu, harus bagaimana? Ya, kita memang tidak bisa melupakan begitu saja Sumpah Pemuda. Kita juga perlu lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika. Kita bahkan sangat perlu dasar negara Pancasila, dan juga UUD 1945. Tetapi lebih dari itu semua, kita masih lebih perlu lagi keteladanan pada pemimpin bangsa. Kita juga sangat perlu kebijakan, program, dan kegiatan yang transparan dan berkeadilan. Kita perlu melakukan perdamaian tanpa kekerasan, tetapi harus melalui pemahaman. Lebih dari itu, kita memang perlu anti diskriminasi, dan sekaligus memberantas perilaku korupsi, agar semua warga negara dapat dapat hidup di negara yang besar, kuat, maju, dan sejahtera.
Bagaimana Sikap Kita Menghadapi Perbedaan?
Pertama, meyakini bahwa perbedaan adalah satu hakikat dan keniscayaan sebagai ramhat Allah SWT. Percayalah bahwa perbedaan itu merupakan kenicayaan. Kita tercipta sebagai laki-laku yang berbeda dengat perempuan, tetapi Allah telah menyatukan dalam lembaga perkawinan yang agung. Oleh karena itu perbedaan memang merupakan hakikat yang pasti terjadi. Artinya, kita harus meneripa takdir Allah bahwa kita bisa jadi memang berbeda dengan tetangga, dengan sesama warga, dengan teman sekerja, dengan sesama umat manusia, yang memang telah ditakdirkan penuh dengan perbedaan dan kemajemukan. Perbedaan adalah rahmat dalam kehidupan kita yang fana ini.
Kedua, mencoba untuk memecahkan masalah perbedaan secara bijaksana, penuh pengertian, saling harga menghargai, serta tanpa paksaan dan kekerasan. Orang bijak mengatakan bahwa kita harus dapat menjadikan perbedaan sebagai modal untuk dijadikan kekuatan. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam bertindak, terbuka dalam mengelola sesuatu yang berbeda.
Ketiga, menghadapi perbedaan tidak cukup hanya dengan mendiamkan, atau bahkan dengan menafikan keberadaannya, tetapi perlu dimusyawarahkan. Sesuai dengan nasihat John F. Kennedy, maka ‘jika kita tidak bisa mengakhiri perbedaan-perbedaan kita, paling tidak kita dapat membantu dunia aman untuk keanekaragaman”. Untuk memahami perbedaan itu, kita memerlukan data dan informasi tentang apa yang berbeda, bagaimana perbedaannya, dan mengapa hal itu telah berbeda. Data dan informasi itu diperlukan untuk – kalau bisa – mendekatkan alasan mengapa terlah terjadi perbedaan, untuk menyatukan perbedaan menjadi kesamaan. Di sini kita memerlukan dialog, memerlukan musyawarah. Di sini kita memang perlu diskusi, bahkan syah-syah saja untuk beradu argumentasi. Asal hal itu dilakukan dengan penuh kesopanan, tidak menggebrak meja ketika menjelaskan fakta. Jika pada akhirnya tidak terjadi kesepakatan, maka yang harus dilakukan adalah menerima dengan tangan terbuka, dan menghargai perbedaan itu sebagaimana adanya.
Keempat, menyikapi terjadinya perbedaan dengan melalui keteladanan, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi teladan bagi orang lain. Khusus untuk para pemimpin, keteladanan itu akan menjadi pedoman bagi semua orang. Sesungguhnya keteladanan itu harus dibentuk dari diri sendiri, dari keluarga, dan kemudian menyebar dalam kehidupan.
Kelima, menyikapi adanya perbedaan dengan menetapkan kebijakan, program dan kegiatan bersama yang dirumuskan secara demokratis, transparan, terbuka, dan akuntabel. Perbedaan memang bukan sekedar masalah teori, tetapi lebih sebagai praktik yang memerlukan penerapan dan implementasi secara adil dan dapat menghindari kemungkinan timbulnya prasangka dan salah duga.
Akhir Kata
Demikianlah lima sikap dan perilaku yang perlu dilaksanakan ketika sedang menghadapi segala aspek tentang perbedaan dalam kehidupan. Mudah-mudahan tulisan singkat ini bermanfaat bagi para pembaca dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang terkait dengan perbedaan. Amin.
Depok, 7 November 2013
33 Komentar. Leave new
yang abadi di dunia ini salah satu nya perbedaan, mari kita hormati perbedaan agar menjadi kuat sesama kita..
Terima kasih jawabannya
Makasih,jawaban ini sangat membantuku untuk UM nanti
Lumayan gak nyambung juga sih
Saya tes dulu jwbny insyaallah bnr
payah lol gak nyambong belas
Hei maaf ya tapi bahasamu itu gk bagus
dengan perbedaan membuat dunia dan kehidupan indah..hrs bisa menyikapi dengan hati lapang
gak nyambung
justru dengan adanya perbedaan menjadikan hidup lebih berwarna. Sebaliknya jika semua itu sama tanpa adanya perbedaan akan membuat sesuatu menjadi hambar dan monoton.
jadi syukuri dan jalani aja perbedaan yang ada. intinya harus saling harga menghargai satu sama lain
I like this blog so much, saved to my bookmarks .
Thanks so much. I hope this very useful for building one nation of Indonesia, and also one world.
tapi juga bermanfaat sih, alhamdulillah
…
gak nyambung dengan pertanyaannya
Assalamu’alaikum… Pak Suparlan. Terima kasih atas tulisannya semoga bisa menjadi ladang pahala Bapak. Mhn izin untuk mengcopy supaya bisa di pelajari agar dapat dipahami secara baik dan benar.
Insyaallah. Terima kasih. Mudah-mudahan menjadi ilmu yang bermanfaat.
Ass.wr.wb.,
Suparlan
minta klesimpulanya dong..!!!
Kesimpulannya, pertama perbedaan adalah rahmat Allah Swt. Kedua, dengan perbedaan melahirkan kerja sama. Ketiga, hakikat kehidupan ini kita tidak memerlukan orang yang superman tetapi memerlukan superteam, yakni orang yang bisa bekerja sama (heee seperti superman? itu hanya ada dalam gambar kartun anak-anak).
Kesimpulannya lebih baik dibuat sendiri, lebih pas. Salam, Suparlan.
Bismillah, bagus pak Ramlan, sederhana, jelas dan berbobot. Suka saya. Pantas sekali kalau bapak lulusan UnHasJom, semoga menjadi asabab2 hidayah secara umum dan menjadikan amal bapak bertambah. Aamiin.Trimks
Bapak, nama saya bukan Ramlan, tetapi Suparlan. Alhamdulillah saya dapat ambil M.Ed (Master of Education) di University of Houston, Texas, Amerika Serikat. Itu semua karena saya telah menjadi juara karya tulis Korpri tingkat nasional. Sejak itu, saya terus menulis. Saya memperoleh tugas belajar ke Amerika Serikat selama dua tahun. Bapak tinggal di mana? Salam kepada sahabat-sahabat lain. Trims.
terimakasih….
saya copy.
yes
Yes, keragaman adalah rahmat yang harus disyukuri dan digali manfaatnya. Bhineka Tunggal Ika.
Salam damai dan sejahtera.
menjaga hubungan baik memang banyak mengandung resiko, termasuk menghadapi perbedaan yang ada. Dalam hubungannya dengan pasangan hidup, haruslah saling mengerti akan perbedaan yang ada dalam rumah tangga, bukan begitu pak?
Betul sekali. Hindari sikap egoistis, untuk melahirkan sikap kebersamaan dan saling berbagi. Salam
haha
He……………… 33X
Solid bersatu di atas perbedaan, bersama-sama menciptakan lingkungan yang tenteram, damai, aman dan sentosa, ya kan Pak. semoga kita tetap dalam aturanNya,amin
Ya, begitulah. Kita diciptakan oleh Yang Maha Pencipta dalam keadaan yang berbeda. Pria dan wanita itu berbeda. Tempat tinggal juga berbeda. Apalagi faham dan keyakinan. Saya belajar dari peristiwa bentrok antarwarga di Sampang, yakni antara Suni dan Siah. Karena dipicu oleh penyebab yang remeh, akhirnya mereka saling membunuh. Yang rugi siapa? Ya mereka sendiri juga. Itulah sebabnya pesan John F. Kennedy adalah “Jika kita tidak bisa mengakhiri perbedaan-perbedaan kita, paling tidak kita dapat membantu dunia aman untuk keanekaragaman”
benarkah itu
Ini hanya sekedar upaya untuk mencari kebenaran. Kebenaran hanya milik Allah Swt. Mohon kritik dan saran untuk perbaikan. Pak Roul dari mana? Salam.