Nama saya Suparlan. Saya lahir di Desa Tawing, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, pada tanggal 20 Mei 1949.  Bapak bernama Abdul Basir, ibu saya Siti Mailah, adalah seorang petani kecil di desa itu. Saya adalah anak pertama dari sepuluh bersaudara. Sepuluh saudara sekandung itu adalah (1) Samudji (almarhum polisi militer), (2) Sumarli, guru SD, (3) Sumardi, guru SD, mereka adalah kembar, (4) Maryani, guru SD, (5) Mursini (almarhumah), (6) Mursilah ibu rumah tangga, tinggal di Desa Tawing, (7) Suyitno, guru SMPN di Trenggalek, (8) Isminah, guru SD, dan (9) Musrifah, guru TK.

Sejak usia satu tahun, saya diasuh oleh kakek-nenek saya.  Nama kakek saya Amat Salim, nenek saya Sukijah.  Sungguh beruntung saya, karena kakek-nenek saya inilah yang telah membiayai sekolah saya sampai ke perguruan tinggi.  Masih terngiang-ngiang di telinga saya ketika nenek mengatakan kepada saya: “teruskan sekolahmu Parlan, meskipun sampai habis hartaku,” Pastilah kakek dan nenek saya ini memiliki pemikiran yang sangat jauh ke depan yang sama dengan, katakanlah tokoh pendidikan John Dewey, yang menyatakan bahwa “education is not a preparation of life, but education is life itslef.”

Sekolah Rakyat Tawing I dan SMP Trikora Munjungan

Saya mulai bersekolah di SR (Sekolah Rakyat) Tawing I, yang terletak hanya sekitar 200 meter dari rumah saya.  Kepala Sekolahnya bernama Bapak R. Iskandar, tokoh masyarakat yang terkenal.  Saya menamatkan SD pada tahun 1962. Ketika itu Presiden Sukarno menyampaikan pidato Trikora.  Itulah sebabnya saya meneruskan SMP Trikora. Itulah nama SMP yang terkenal di kecamatan Munjungan, setelah SMP Siang pernah didirikan.  Pendidikan SMP saya selesaikan pada tahun 1965. Dari 22 orang siswa kelas III, telah lulus 21 orang, dan saya menduduki peringkat kedua dalam Ujian Negara saat itu.

SPGN Negeri Pamekasan dan IKIP Malang

Para guru di SMP Trikora banyak mendorong para siswanya agar meneruskan ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di kota Trenggalek. Itulah sebabnya saya meneruskan ke SPG (Sekolah Pendidikan Guru) pada tahun 1965. Kakek dan nenek, serta bapak dan ibu saya tentu saja mendukungnya, termasuk Paklik (adik Ibu saya), yang pada saat itu meneruskan sekolah di Tulungagung, bahkan meneruskan sekolah di KPG (Kursus Pendidikan Guru). Saya lulus SPGN Trenggalek pada tahun 1968 dengan menduduki peringkat pertama di kelas IIIE.  Kemudian saya meneruskan kuliah pada Jurusan Geografi, FKIS (Fakultas Keguruan dan Ilmu Sosial), pada IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) di Kota Malang.  IKIP Malang termasuk sepuluh IKIP terbesar di Indonesia. Saya masuk IKIP pada tahun 1969. Itulah sebabnya, teman-teman kuliah mendirikan Alumni Geografi 1969, yang kini memiliki kegiatan temu alumni dua kali setahun sebagai kegiatan membangun proyek kebahagiaan (the happiness project) bagi diri dan teman-teman sesama alumni. Pada tahun 1972, akhirnya saya dapat menyelesaikan program Sarjana Muda (BA), sebagai lulusan pertama yang dapat mempertahankan skripsi dalam ujian komprehensif.  Pada saat itu jujusan itu belum mempunyai program S1.  Oleh karena itu, saya kemudian mencoba menjadi guru di beberapa sekolah swasta di Kota Malang dan Kabupaten Singosari.  Saya mengajar di SMP Muhammadiyah dan STM Pertanian di Singosari, serta SMA Taman Harapan di Kota Malang, selama kurang lebih dua tahun, sebelum akhirnya diangkat menjadi guru SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Negeri Pamekasan, Madura pada tahun 1974, setelah lulus tes pengangkatan guru di Kanwil (Kantor Wilayah) Departemen Pendidikan Nasional Provinsi Jawa Timur.  Ketika itu, Bapak R. Hidayat, putra Bapak R. Iskandar kepala SDN Tawing I, tempat saya bersekolah di SD, telah memberikan arahan kepada saya untuk melamar menjadi guru SPG. Pada tahun 1974 itulah akhirnya saya diangkat menjadi guru SPG Negeri Pamekasan. Selain mengajar di SPG Negeri Pamekasan, saya juga mengajar di SPG dan SMA Muhammadiyah Pamekasan.

Lomba Karya Tulis Korpri Tingkat Nasional

Di sela-sela melaksanakan tugas sebagai guru SPG, karena membaca pengumuman di media massa koran, saya mencoba untuk mengikuti lomba karya tulis KORPRI tingkat nasional pada tahun 1982. Menulis memang sedikit menjadi hobi saya. Menulis surat kepada Bapak dan Ibu, biasanya memang bukan singkat, tapi dengan panjang lebar, dengan harapan agar terpenuhi harapan memperoleh kiriman yang diharapkan. Saya membaca surat kabar Suara Karya, dan dengan membaca surat kabar tersebut saya memperoleh informasi tentang banyak hal. Pembinaan pegawai negeri menjadi topik yang menarik untuk ditulis. Karena itu, dalam beberapa hari saya berusaha untuk menyelesaikan tulisan tersebut sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam pengumuman di koran itu. Saya menulis dengan menggunakan mesin ketik “brother.”  Saya mengetik masih dengan menggunakan sebelas jari. Apa maksudnya? Dengan dua jari, belum sepuluh jari. Tapi saya belajar mengetik dengan sepuluh jari. Selama beberapa hari saya mengetik karya tulis tersebut. Istri saya sering bertanya tentang kegiatan saya dalam beberapa malam ini. “Kok mengetik terus?” Saya memang tidak pernah memberitahukan hal tersebut kepada istri saya. Maksudnya agar saya tidak terganggu, agar saya dapat cepat menyelesaikan karya tulis tersebut, sesuai dengan jadwal untuk mengirimkan tulisan tersebut ke Jakarta. Saya belum pernah membayangkan di mana Jakarta itu. Saya ingat bahwa karya tulis itu harus saya kirimkan ke alaman LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Jakarta. Panitia yang akan menilai karya tulis tersebut adalah Ketua LIPI.  Setelah beberapa tahun berkantor di Departemen Pendidikan Nasional (kini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Jakarta itulah baru saya sering melihat Kantor LIPI tersebut di Jalan Gatot Subroto Jakarta.

Bahkan ketika itu, tidak ada harapan sedikit pun untuk mendapatkan juara dalam mengikuti lomba tersebut. Allah SWT jualah yang telah mengaturnya. Dengan tidak saya sangka-sangka, saya ternyata memperoleh juara pertama dengan hadiah satu juta rupiah. Kejuaraan ini baru saya ketahui ketika saya dapat memenuhi undangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta. Saya dapat memenuhi undangan LIPI ini dengan naik kereta api Mutiara Selatan.  Kereta api inilah yang telah menjadi saksi keberangkatan saya dari Surabaya ke Jakarta.  Kebetulan, saya mempunyai saudara dari istri saya, bulik atau tante, adik dari bapak mertua saya, yang telah menolong untuk mengantarkan saya ke gedung LIPI, dan akhirnya mengantarkan saya ke Hotel Wisata Internasional Jakarta, setelah saya mengetahui bahwa saya ternyata memperoleh juara pertama dalam Lomba Karya Tulis Korpri Tingkat Nasional, dari sepuluh juara yang diundang ke Jakarta.

Penyerahan hadiah juara I Lomba Karya Tulis Tingkat Nasional
oleh Mendagri, Bapak Amir Machmud

Hadiah satu juta rupiah diberikan langsung dalam acara pemberian hadiah di Gedung Departemen Dalam Negeri oleh Menteri Dalam Negeri, Bapak Amir Machmud.  Dengan baju yang kelihatan kebesaran, karena baju itu adalah baju Om saya di Jakarta, foto di bawah ini merupakan foto kenang-kenangan yang tak terlupakan ketika sedang menerima hadiah dari Menteri Dalam Negeri .

Program S1 di Universitas Darul Ulum Jombang

Dari hadiah yang cukup besar inilah kemudian saya dapat meneruskan kuliah untuk memperoleh ijazah sarjana lengkap dalam jurusan yang berbeda, yakni jurusan Pendidikan Sosial di Universitas Darul Ulum Jombang. Sistem perkuliah yang saya ikuti adalah sistem kuliah Sabtu-Minggu. Saya harus naik bus umum dengan menggelantung di bus tersebut. Setiap malam minggu, saya mengingap di masjid kompleks Universitas Darul Ulum. Masjid Darul Ulum itu sering saya sebut sebagai HI, bulan Hotel Indonesia, tetapi Hotel Islam. Dengan segala suka dan duka selama kuliah, akhirnya pada tahun 1985 gelar sarjana lengkap (S1) Pendidikan Sosial dapat saya peroleh dengan IP yang cukup lumayan, yakni 3,15. Lulus dari Universitas Darul Ulum Jombang mempunyak berkah tersendiri, terutama setelah memperoleh gelar Drs atau doktorandus. Gelar di depan nama pada saat itu memiliki nilai yang tersendiri. Kanwil Depdiknas Provinsi Jawa Timur memiliki pandangan yang tersendiri ketika memilih guru yang akan diikutkan untuk menjadi peserta penataran.

Program Master of Education University of Houston

Pada tahun 1986, saya mengikuti penataran di Balai Penataran Guru (BPG) Surabaya yang diselenggarakan oleh Kanwil Depdiknas. Penatarnya adalah seorang guru besar dari University of Georgia, Amerika Serikat, bernama Prof. Dr. Marion Jennings Rice. Kesempatan ini saya gunakan sebesar-besarnya untuk dapat berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dengan Prof. Dr. M.J. Rice tersebut. Saya memang memiliki hasrat dalam bidang Bahasa Inggris. Tapi saya bukan lulusan S1 Bahasa Inggris. Saya hanya pernah mengikuti kursus tertulis Bahasa Inggris selama setahun di Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Tertulis (PPPG Tertulis) di Bandung. Oleh karena itu, kesempatan ini saya gunakan semaksimal mungkin untuk belajar berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dengan Prof. Dr. MJ. Rice. Ternyata Mr. Rice sangat “welcome” terhadap saya. Kesempatan untuk dapat berkomunikasi dalam Bahasa Inggris benar-benar saya manfaatkan dalam acara itu. Setiap akhir penataran, saya sempatkan untuk bertemu dengan Mr. Rice. Mulai dengan perkenalan sampai dengan menceritakan latar belakang saya sebagai guru SPGN Pamekasan. Akhirnya saya diminta oleh beliau untuk mendampingi beliau dalam acara cultural session. Proses penataran di BPG Surabaya berjalan lancar dengan bantuan oleh penerjemah (translator) dari Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur.  Pada akhir penataran, dalam acara budaya (cultural session) di Gresik, dengan tidak disangka saya ditunjuk oleh Mr. Rice untuk menjadi penerjemahnya. Dengan tidak saya sangka-sangka Mr. Rice akhirnya juga memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi penerjemah (translator) dalam kegiatan penataran berikutnya di Ujung Pandang, di Manado, dan di Sulawesi. Peserta penataran di daerah tersebut adalah guru-guru SPG di daerah tersebut.

Atas penilaian dan usulan dari Mr. Rice jugalah, jika akhirnya, saya diberi kesempatan untuk mengikuti program tugas belajar untuk mengambil proses S2 di University of Houston, Texas, Amerika Serikat pada tahun 1987 bersama 30 orang guru SPG yang telah lulus seleksi sebelumnya.  Program ini ditempuh selama dua tahun, satu setengah tahun untuk mengikuti kuliah, dan setengah tahun untuk menyusun tesis.  Akhirnya, pada tahun 1988 saya dan semua karya siswa (mahasiswa tugas belajar) dinyatakan lulus dan diwisuda di University of Houston (UH) dan kemudian diwisuda di Jakarta oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. IP yang dapat saya peroleh ketika itu juga ternyata sangat tinggi, yakni 3, 93.

Pindah ke Direktorat Jenderal Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah)

Tidak ada yang mustahil, jika Allah SWT menghendakinya, termasuk jika kemudian saya dapat mengikuti program master dalam bidang pendidikan di University of Houston (UH) dan diwisuda bukan hanya di Unversity of Houston dan diwisuda lagi di Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, di Jalan Cipete Jakarta Selatan. Sama sekali tidak membayangkan sebelumnya jika Direktorat Jenderal Dikdasmen di Jalan Cipete Jakarta Selatan ini pada saatnya nanti akan menjadi kantor saya berikutnya, setelah lima belas tahun berkerja menjadi guru di SPG Negeri Pamekasan.

Setelah acara wisuda di Direktorat Jenderal Dikdasmen Jakarta, empat orang wisudawan diminta untuk menghadap kepada Bapak Sjafioedin DA, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, termasuk saya. Empat orang itu adalah dari jurusan Pendidikan Matematika, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Sains, dan saya dari Pendidikan IPS.  Keemapt orang itu diminta untuk dapat dipindahkan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.  Namun, ternyata yang bersedia untuk dipindahkan ke Jakarta hanyalah saya.  Akhirnya, saya dipindahtugaskan dari guru SPG Negeri Pamekasan menjadi pegawai di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, dan kemudian diangkat menjadi Kepala Subbag Monitoring Pelaksanaan Rencana dan Program, Bagian Perencanaan, Setditjen Dikdasmen.  Selama menjadi Kepala Subbag Monotoring Pelaksanaan Rencana dan Program (MPRP) di Bagian Perencanaan, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, ada kegiatan yang telah memberikan kesan yang mendalam bagi saya, yakni ketika menjadi pemandu dalam acara pameran pendidikan dalam peringatan Hardiknas, yang ketika itu dihadiri oleh Bapak Presiden BJ. Habibie.  Bapak Habibie berkesempatan untuk melihat-tihat pemeran pendidikan dasar dan menengah, dengang berbagai data yang dipajang dalam pameran itu.

Menjadi Kepala Sekolah Indonesia di Kuala Lumpur

Setelah lima tahun menjadi Kasubbag, saya kemudian dipindahkan untuk menjadi Kepala Sekolah Indonesia di Kuala Lumpur. Sayang krisis moneter terjadi di Indonesia, sehingga jabatan sebagai kepala sekolah itu berlangsubag sampai hampir lima tahun. Setelah kembali ke Ditjen Dikdasmen, akhirnya saya ditugaskan menjadi Kepala Bidang Pelayanan Teknis di Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG) Matematika Yogyakarta. Dalam proses ini, pihak pimpinan, yakni Bapak Baedhowi, telah memproyeksikan saya untuk menjadi Kepala PPPG Matematika itu. Namun ternyata Menteri telah memilih calon kedua untuk menjadi Kepala PPPG Matematika tersebut. Itulah sebabnya, maka saya harus mengakhiri karir sebagai PNS di lembaga ini, dan menjalani masa pensiun di lembaga ini.

Menjadi Konsultan Perseorangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Pada saat saya telah menjalani masa pensiun ini, beberapa teman di Bagian Perencanaan adalah teman-teman lama saya yang memiliki hubungan yang baik dengan saya. Beberapa di antaranya adalah atasan saya dan beberapa di antasanya adalan staf saya ketika saya menjadi Kepala Subbag di Bagian Perencanaan. Setelah beliau menjadi pimpinan atau pejabat, beliau telah meminta kepada saya untuk membantu kegiatan yang baru diluncurkan, yakni Kegiatan Pembinaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Apa yang kemudian dapat saya lakukan untuk membantu teman-teman di Bagian Perencanaan ini, adalah menjadi pendamping konsultan individu (perseorangan), yakni Dr. Dasim Budimansyah, seorang dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).  Kegiatan sebagai pendamping konsultan individu ini telah saya mulai sejak terbitnya Kepmendiknas Nomor 004/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Akhirnya saya diminta untuk menggantikan posisi Bapak Prof. Dr. Dasim Budimansyah, yakni menjadi konsultan individu sejak tahun 2004 sampai dengan saat ini.  Mudah-mudahan posisi sebagai konsultan individu ini dapat mengantarkan terbentuknya Dewan Pendidikan Nasional, serta menjadikan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat benar-benar berfungsi sebagai lembaga ad hoc Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan kata lain, menjadi mitra sejati untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan bersama dengan lembaga birokrasi pendidikan dan satuan pendidikan sekolah.

Menjadi Dosen Tetap Universitas Tama Jagakarsa

Bagi saya, hidup adalah seperti air yang mengalir. Air mengalir mulai dari mata air sampai akhirnya sampai di muara untuk menemukan pertemuan dengan muara di laut. Hidup adalah bergerak. Saya diajak untuk ikut mengajar di Universitas Tama Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tak apalah pikir saya saat itu. Lagi-lagi menulis telah mengantarkan saya ke ujung-ujung dunia. Menulis telah mengantarkan saya ke ujung pusat kota Jakarta Kota, dari Gedung LIPI dan Gedung Departemen Dalam Negeri Jakarta, sampai ke Hotel Indonesia dan Hotel Wisata Internasional, yang berangkat dari kota kecil Pamekasan. Menulis telah mengantarkan saya ke Amerika, Malaysia, dan beberapa kota di Asia, Australia, dan Eropa. Bolehlah sekali waktu kembali dapat mengajarkan kepada mahasiswa Universitas Tama Jagakarsa, Jakarta Selatan, untuk belajar menulis dari salah satu dosennya. Salah satu dosen tetap di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan itu adalah saya. Allah SWT juga yang telah mengaturnya. Saya telah memperoleh tugas mengajar tentang writing I, II, III, dan paper writing, dan ditambah dengan pengembangan kurikulum. Saya akan menekuni mata kuliah tersebut di FKIP Universitas Tama Jagakarsa.

Menulis Sepanjang Hayat

Sekali lagi, menulis adakan kompetensi saya. Menurut teori dual brain development atau pengembangan dua otak kiri dan otak kanan, saya bukanlah orang matematika, melainkan non-matematika, dalam hal ini boleh jadi memang dalam bidang language, khususnya menulis. Insya Allah, saya akan menekuni kompetensi saya ini, yakni menulis, untuk menekuninya sepanjang hayat. Menulis buku dan menulis apa saja akan menjadi core bussiness yang akan saya tekuni. Insya Allah, semoga Allah meridhoi. Amin.

(Dilengkapi dan disempurnakan pada tanggal 31 Mei 2010, dilengkapi dan disempurnakan lagi pada tanggal 13 Juni 2016).

113 Komentar. Leave new

  • Sungguh sangat inspiratip. Saya sebagai orang Trenggalek sungguh sangat bangga dengan Bapak dan banyak belajar melalui tulisan-tulisan Bapak

    Balas
  • Luar biasa Bapak, mantap pengalamannya jadi pendidik.
    Salam hangat

    Balas
  • salam kenal pak, saya blogger asli Trenggalek

    Balas
  • Membaca kisah romantism sekaligus heroik bapak dari zero to hero sangat inspiratif…semoga menjadi kebaikan bapak…amin

    Balas
  • Membaca kisah bapak dari zero to hero sangat inspiratif…semoga menjadi kebaikan bapak…

    Balas
  • Desi irmaniah Hia
    Rabu, 21 Sep 2016 07:10:40

    Owh….luar biasa pak, saya terinspirasi setelah membaca profinya bapak ..
    Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua..

    Balas
  • Drs.H.Sudirman, M.Pd.,Ph.D.
    Sabtu, 28 Mei 2016 13:30:35

    Maaf, Pak Suparlan. Sy baru lihat permintaan Bpk to recognize me, Drs.H.Sudirman, M.Pd.,Ph.D.(Kurikulum dan Pedagogi). Alhdl, akhir 2014 lalu, sy mengikuti NALS (Nagoya Assembly Lesson Study) ke-5 at Nagoya University, Jepang selama empat hari. Sy adlh suku Bugis Bone, Sulsel, Pak. Sy pernah guru SD, Kep.SD, Pengawas SD, lalu tugas belajar ke UKM Malaysia utk program Doktor. Skrg sy staf di Dinas Pendidikan Kab.Bone, Sulsel. Di samping itu mengajar di program S1 dan S2 di beberapa perguruan tinggi di Kab.Bone dan Makassar. Alhdlh, pernah juga juara 1 Lomba Mengarang Buku Bacaan SD Tk.Nasional (1997) Juara II Nasional Lomba Kreativitas LIPI (2003), Juara I Nasional Lomba PTK/PTS se-Indonesia di Bogor (2008), Instruktur K-13 and many others. Itulah sdikit profile sy, Pak. trmksh.

    Balas
  • assalamualaikum pak, saya sedang menyusun skripsi dan saya membutuhkan buku pakem bapak, bagaimana caranya saya mendapatkannya ya pak?

    Balas
  • rahmiati auliana
    Kamis, 25 Feb 2016 03:47:27

    Saya terinspirasi pak baca biografi pak suparlan luar biasa 🙂 i’m proud of you my lecturer in university tama jagakarsa. Wassalam

    Balas
  • Alhamdulillah bisa membaca sedikit tentang biografi bapak yang sangat inspiratif. Saya adalah salah satu murid bapak di SPGN Pamekasan, walau belum sempat diajar langsung (karena ketika saya masuk SPG Pamekasan, bapak mutasi ke pusat Jakarta) tapi saya sering mendapatkan cerita tentang sukses bapak dari guru guru yang lain. dan itu sangat memotivasi kami utk terus maju dan berprestasi.
    Alhamdulillah saya sekarang juga ada dalam jalur pendidikan, dan menjadi dosen di Universitas Negeri Malang.

    Balas
  • Hallo Nayla! Are yous still studying in university? Where is that? I am a lecturer in a university in Jakarta Selatan. You can communicate with me via e-mail. See you later on. Best regards, Suparlan.

    Balas
  • indahnya…memberi inspirasi…sy baru mengenal bapak dr artikel bapak tentang merger sekolah…ternyata msh bnyk artikel2 yg lain yg lebih gurih..walah ngapunten nggih pak…dengan istilah gurih…semoga bapak senantiasa diparingi kesehatan hingga msh bisa terus berkarya…amin

    Balas
  • Terima kasih. Apakah Pak Supandi teman saya di SMP dulu? Sekali lagi terima kasih. Saya tidur di HI itu menjadi pengalaman spiritual bagi saya. Salam.

    Balas
  • Selamat jumpa di Semlok Bintek Peran serta masyarakat di SD
    Tulisannya sangat positif. Mudah mudahan semua pembaca merasa puas.

    Balas
    • Selamat jumpa. Pertemuan ini sangat mengesankan! Tidak bertemu berapa tahun setelah tidak bertemu setelah bersama di UH (University of Houston)? Sayang belum S3. Kalau saya sudah S3 tetapi Sudah Sepuh Sekali Heee. Sampai bertemu kembali nanti, mudah-mudahan juma di acara Silatnas Dewan Pendidikan di Dewan Pendidikan Provinsi Sumatera Utara. Amin. Ayo kita kolaborasi menulis buku? Pak Ramli bisa menulisnya dulu, kemudian saya mengedit dan meneruskan ke penerbit di Jakarta. Insyaallah.

      Balas
  • Alamsyah Saragih
    Senin, 24 Agu 2015 04:11:14

    Perjalanan hidup yang luar biasa pak, banyak yang bisa jadi inpirasi. Semoga selalu sehat dan bisa terus menulis…

    Balas
  • Demikian juga saya Pak. Saya pernah ke Pamekasan tempo hari. Saya shalat subuh di Masjid Taqwa. Maunya terus cari Pak Rasul. Eee katanya pergi ke rumah putranya di Mojokerto. Sebenarnya sangat perlu kita mengadakan reuni SPGN Pamekasan. Saya dengar info tentang Pak Husaifi, tetapi alangkah baiknya jita bisa ngobrol. Barakallah. Kok Profesornya nggak dipakai?

    Balas
  • Hisham El Qaderie
    Rabu, 8 Jul 2015 05:08:04

    di bulan Ramadhan 1436 ini (2015) hari keduapuluhsatu, saya teringat nama Bapak, saya baca lagi profil Anda, menarik dan isnpiratif. semoga semakin banyak orang, terutama generasi muda, yang terinspirasi, Amin….. Salam untuk segenap anggota keluarga. Barakallah…

    Balas
    • Pak Hisham, tanggal 9 – 11 November barusan saya ketemu Pak Zainal dan Pak Kutwa dalam acara workshop bantuan sosial Dewan Pendidikan. Saya kaget ketemu beliau, karena sebagai nara sumber saya tidak tahu siapa saja pesertanya. Ya sudahlah. Mungkin kita mantan guru SPGN Pamekasan sudah saatnya perlu mengadakan semacam reuni gitu. Gimana ya? Masih sering ketemu Pak Tawil? Kan sama-sama dosen. OK Salam kepada keluarga. Suparlan.

      Balas
  • Perjuangan yang sungguh luar biasa. Ini menjadi inspirari saya untuk selalu tegar dalam menjalankan tugas dalam mendidik dan terus berkarya di dunia tulisan dan mendfidik siswa-siswi untuk menjadi lebih baik. Sukses untuk bapak. (Rapat teknis komite sekolah Se-Provinsi Kepulauan Riau. Batam 18-5-2015)

    Balas
  • dadang adnan dahlan
    Selasa, 12 Mei 2015 00:09:48

    Membaca profil Pak Suparlan, saya teringat akan kedua orangtua saya yang berprofesi sebagai guru SD, meski ayahanda terakhir pensiunnya sebagai guru SMA. Rupanya darah kedua orang tua sebagai pendidik (lulusan SPG), terwarisi kepada saya, kakak, dan adik-adik meski sebagian besar tidak langsung bersentuhan dengan dunia pedagogik. Kata orang Sunda, “uyah mah tara tees ka luhur.” Kakak dan adik saya yang no 3 guru PNS, memang keduanya berlatar belakang kependidikan. Adik saya no 4 berlatar belakang teknik, kemudian menjadi ketua yayasan pendidikan yang mengelola TK – SMA di sebuah PMA penghasil minyak. Adik saya no 5 awalnya kuliah di bidang kesehatan lingkungan, bertahun-tahun menjadi guru honorer madrasah ibtidaiyah (belakangan lulus juga di bidang kependidikan). Adik saya no 7 berlatar belakang kedokteran, namun tidak praktek. Ia lebih memilih profesi sebagai dosen lepas dan pelatihan penelitian kedokteran/kesehatan – bahkan menjadi penulis buku-buku penelitian kedokteran/kesehatan. Hanya adik saya no 6 (llsn telekomunikasi) dan no 8 (pertanian) yang belum kelihatan aktivitasnya di bidang pendidikan.
    Saya sendiri berlatar belakang kehutanan dan aktif di bidang penerbitan (pendidikan juga) dan pernah menjadi ketua komite sekolah SD selama kurang lebih tiga belas tahun.
    Semoga yang kami lakukan menjadi amal jariah, terutama untuk ibunda yang telah tiada … menjadi ilmu yang bermanfaat yang senantiasa mengalir terus sebagai amal saleh sebagaimana disabdakan Rasulullah saw. Amin.

    Balas
    • Terima kasih Pak. Kalau dibanding-bandingkan, kita memiliki darah yang sama sebagai pendidik. Pendidikan merupakan ladang amal kita semua. Mudah-mudahan menjadi amal kebaikan kita semua. Anak pertama saya, yang merancang website ini saya minta mendesain satu website lagi, sebagai portal pendidikan, yang saya minta diberi nama http://www.masdik.com. Masih dalam proses. Kalau sudah selesai, portal ini akan menjadi media komunikasi bagi masyarakat peduli pendidikan. Salam, Suparlan.

      Balas
  • semoga bisa menjadi semangat dan motivasi dlm diri saya,terima kasih bapak suparlan. saya benar-benar terharu membaca profil anda. thank you so much and have a nice day 🙂

    Balas
  • M’f ..mau nanya ..ada tidak buku joyful Learning.?

    Balas
  • Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
    SUBHANALLAH,
    Setelah membaca biografi singkat Bapak, saya sangat terinspirasi dan ingin sekali mengikuti jejak kehidupan Bapak. Sungguh perjalanan hidup yang luar biasa. Barakallahu laka.
    Izinkan saya perkenalkan diri, nama saya Auliaur Rahman, putera kelahiran Provinsi Jambi yang sedang menempuh studi S2 Prodi Bahasa Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia. Saya merasa masih haus dengan ilmu. bahkan kemampuan menulis saya masih sangat minim. Membaca tulisan Bapak, timbul rasa takjub dan saya merasa termotivasi untuk bangkit dan berkarya demi kemajuan pendidikan.
    semoga awal perkenalan ini menjadi ajang silaturrahmi antara saya dan Bapak (anak dan orang tua). Semoga segala tenaga, keringat, dan jasa-jasa Bapak menjadi barokah dan amal jariyah bagi Bapak. Amin.

    Balas
  • Assalamualaikum pa…subhanallah…membaca profil Bapak…memberikan inspirasi dan motivasi saya yang seminggu ini sedang masa down…dengan tugas akhir tesis saya…
    Semoga Kesuksesan dan Jasa Bapak dalam pendidikan menjadikan ladang amal Bapak di kemudian hari..amin

    Balas
  • Trmks P.Suparlan history & biografi bpk adlh cermin jiwa guru yg tak lekang oleh zaman utk kmjuan ank bangsa. kt tdk lg trlalu risau pd ststus dan tmpt pgbdian sepanjang itu selama alurnyya sesuai dg jiwa pengabdian kita.
    Pd ksmptn ini sy mhn saran dan pemikiran bapak
    Terkait keterlibatan sosok guru dlm unsur pengurus komite dimna skligus tmpt gr tersebut bertugas.dn prosesnyapun dipilih secara demokratis pd Rapat pleno walimurid. krn sebagaian besar mrk mengenal guru tsb melalui alumni yg prnh diajarkan disklh tsb yg pd masa lalunya dikenal banyak berbuat utk kbrhasilan anak krg mampu dsklh trsbt.
    Keberadaanya terkdg dilematis krn turut memberikan warna atas kebijakan sekolah yg cenderung kurang berfihak thdp situasi kondisi msykt.
    Disisi lain Kwalitas sbgn SDM pengurus komite yg terpilih kurang mampu memerankan Tufoksinya secara optimal sehingga tak jarang ,kelemahan itulah awal mulainya lahirnya Sasaran dan Kwalitas kebijakan dlm RAPBS blm sesuai standar yg diharapkan msykt.
    Dalam menjalankan Tufoksinya kadang terpaksa guru berperan ganda ,selain sbg pndidik jg sbg penampung aspiirasi sosial msykt dan ikt menyusun arah RAPBS sekaligus Fungsi Kontrol Management sekolah dan kwlitas layanan sklh sbg lembaga publik.
    maka pada fungsi pengawasan it ulah kelemahannya,krn trpaksa harus brhdpn pd kbjkn pimpinan yg kdg tdk sejalan dgn RAPBS atau tuntutan dan harapan msykt. konsekwensinya ada beban psykologis bhwa guru tsb trmsk pd kategori yg tdk loyal pd Atasan sementara DP3 ada pd kewenangan Kepsek. adakah perlindungan profesi bs berbuat utk guru yg mengabdi pd tugas tambahan sosial tersebut.krn tdk jarang resiko yg hrs diterima dpt berupa Intmidasi bahkan sampai pd Mutasi tanpa alasan pasti.

    Balas
    • Pertama, ada tiga unsur yang menjadi pengurus Komite Sekolah, yakni 1) orang tua/wali peserta didik, 2) tokoh masyarakat, dan 3) tokoh pendidikan, dalam hal ini termasuk guru. Fungsi dan tugas Komite Sekolah harus dilaksanakan secara optimal untuk mencapi mutu pelayanan pendidikan di sekolah. Salam.

      Balas
    • Memang ada tiga unsur pengurus Komite Sekolah. Salah satunya adalah tokoh pendidikan. Tokoh pendidikan ini biasanya diartikan dengan guru. Tetapi bukan buru di sekolah yang besangkutan, karena guru di sini anak buah kepala sekolah, yang berada di bawah perintah kepala sekolah. Oleh karena itu, jika ada unsur guru dalam komite sekolah, sebaiknya tidak pegang sebagai sekretaris atau bendahara. Bisa sebagai anggota biasa saja yang membantu pelaksanaan pengurus komite sekolah. Salam, Suparlan.

      Balas
    • Komponen tokoh pendidikan sebagai salah satu untuk Komite Sekolah memang menjadi problem, karena guru menjadi bawahan kepala sekolah. Guru menjadi pengurus Komite Sekolah bukan di sekolah tempat dia mengajar bisa memecahkan masalah, untuk mengatasi masalah rendahnya kualitas SDM. Mungkin gitu Pak.

      Balas
  • Saya seorang pemerhati pendidikan tinggal di Atambua Timor, batas NKRI – RDTL. Tertarik membaca sejarah terbentuknya Dewan Pendidikan, senang sekali bahwa setelah bpk Supralan pensiun masih dipercayakan sebagai pembina dewan pendidikan nasional. Apa sih fungsi dan peran Dewan pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan? Apakah Dewan pendidikan punya AD-ARTnya?

    Balas
    • Alhamdulillah, bapak menjadi teman seperjuangan saya sebagai pemerhati pendidikan.

      Payung hukum DPKS, demikian saya sering menyebutnya, adalah UU Nomor 20 Tahun 2003 yang telah dijabarkan ke dalam PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan. Eksistensinya sebagai representasi peran serta masyarakat. Fungsinya (dulu sering disebut peran) ada empat 1) advisory agency (badan yang memberikan pertimbangan), 2) supporting agency (memberkan dukungan sarana dan prasarana pendidikan), 3) controlling agency (melakukan pengawasan), dan 4) mediatory agency (memberikan mediasi antara masyarakat dan pemerintah. Dengan keempat fungsi tersebut, diharapkan DPKS dapat membantu upaya peningkatan mutu pelayanan pendidikan. Setiap DPKS menyusun AD dan ART-nya masing-masing. Salam.

      Balas
  • sangat inpiratis,,,pak

    Balas
  • Dari Trenggalek ke Malang, terus ke Jakarta sampai ke Teksas, itu adalah berkah dari Allah. Keberkahan ini perlu disyukuri dan dipercaya bahwa ada “amanah” berada di pundak anda, semoga semua yang bapak capai ini merupakan ilmu yang amaliah dan amal ilmiah. amin

    Balas
    • Pak, terima kasih banyak taushiyah Bapak. Amin. Tentang usul perubahan beberapa pasal PP Nomor 17 Tahun 2010 mungkin lebih lengkap kalau dibuatkan seperti itu. Setelah itu kita buatkan suratnya. Salam.

      Balas
    • Terima kasih Pak. Saya sama dengan Bapak. Sama pernah belajar di Malang. Kapan ketemu lagi di Malang. Insyaallah. Sekalian pulang Trenggalek. Kemarin silaturahin ke Ibu, hanya sehari. Pagi datang, sore pulang. Ahhamdulillah. Salam.

      Balas
  • Bapak Suparlan, saya Efendi AW, wartawan media online merdeka.com di jakarta, saya ingin minta ijin wawancara bapak tentang gemblak dan Warok ponorogo.
    Apakah saya bisa meminta nomor kontak Bapak?
    ini nomor kontak saya, 085725801291
    nuwun

    Balas
    • Sebenarnya saya tidak tahu banyak tentang gemblak dan warok Ponorogo. Pengetahuan dari sekedar dengan-dengar gitu. Kalau mau wawancara tentang pendidikan saja, misalnya tentang “apa sih tujuan sekolah itu” atau apalah gitu. Nomor HP: 0817727042.

      Balas
  • Sitti M Patahuddin
    Senin, 28 Apr 2014 08:29:24

    Pak Suparlan, trims banyak atas tulisannya. Apakah ada contoh Komite sekolah yang punya program-program yang bagus yang dapat kita adaptasi untuk komite sekolah yang lain?

    Balas
  • Aamiin terima kasih banyak pak… InsyaAllah akan menjadi amal yg tak terputus smpi di akhirat kelak. Smg bapak sukses selalu, sehat n bahagia selalu bersama keluarga terrcinta. Semoga selalu dalam lindungan Allah… Aamiin…

    Balas
  • Assalamualaikum pak… mohon maaf pak, kmrn wkt ikut pelatihan komite sekolah di karimun, sy tdk bawa flash disk jd bahan pelatihannya ttg tugas dan fungsi komite skolah sy belum punya pak… bgmn caranya agar sy bs mendapatkan nya pak. Terima kasih banyak pak sebelumnya…

    Balas
  • Subhanallah.., Luarbiasa Pak Suparlan. Menggugah Semangat saya pak, semoga banyak di negeri ini yang hebat seperti bapak. saat ini saya juga bergelut di dunia pendidikan dan ingin rasanya menciptakan suasana pendidikan yang bagus, guru – guru nya hebat, siswanya berbudi luhur, santun, cerdas dan penuh semangat, semoga bisa walau tantanagannya luar biasa. Ayo temen2 saling berbagi agar semua jadi hebat.

    Balas
    • Bergelut di dunia maya. Sungguh satu bidang kehidupan yang menantang. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Komentar seperti ini akan sangat bermanfaat bagi semua, jika disebutkan selain siapa, bekerja di bidang apa, dan di mana, dst.

      Balas
  • Andakah Iyon saudaraku di Padang? Register gimana. Untuk buka laman ini hanya perlu buka http://www.suparlan.com. Itu aja. Tlg beri kompentar. Makasih.

    Balas
  • hanya ingin register dlu om… tapi gag bisa2…

    Balas
  • Tahun 1990 adalah tahun pertama kepindahan saya dari Pamekasan ke Jakarta. Tahun itu juga menjadi tahun terakhir usia SPGN — kalau tidak salah —. Kita alumni yang sama, SPG. Saya lulusan SPGN Trenggalek tahun 1968. Saya kemarin sempat berkunjung ke gedung sekolah SPGN Trenggalek. Sekarang menjadi SMPN 3 Trenggalek.

    Sekarang, negeri ini kok begini ya? Setiap hari diumumkan ada pencuri, mulai dari yang teri sampai dengan yang setengah mati. Inilah kira-kira menjadi faktor kunci penyebab negeri ini menjadi begini? Ataukah Allah sedang menguji? Wallahu alam bishawab. Salam kepada teman-teman alumni SPG. Salam kepada ketua Dewan Pendidikan Kab. Magelang?

    Balas
  • bambang harmanto
    Senin, 9 Des 2013 08:48:35

    Ass w.w. saya alumni SPG N Magelang tahun 1990, pengalaman Bapak Luar Biasa…sosok seperti bapak dulu sering saya temui waktu saya sekolah, inspiratif, ikhlas, dan penuh pengabdian..tetapi sekarang kok beda ya pak..kenapa ya pak?

    Balas
  • Mantap, Pak.
    Sangat inspiratif. Tauladan bagi kami yang muda.
    Ternyata kami belum apa-apa.

    thanks, Pak.

    Balas
  • Sesuai dengan filsafat teko, ilmu yang telah ditimba itu harus dikucurkan kepada yang lain. Tambah ilmunya, dan kucurkan kpd yang lain. Demikian seterusnya. Itu namanya proses transformasi ilmu pengetahuan dan juga transformasi budaya. Salam kepada teman-teman itu.

    Balas
  • ass…bahagia sekali bisa menemukan website bp yang sangat inspiratif. Saya guru sekolah dasar di Bandung, Insya Allah artikel – artikel bapa akan saya share kepada teman2.

    Balas
  • Kami di Jakarta sedang menyusun buku “Satu Dasawarsa Perkembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah”. Mudah-mudahan buku ini dapat dicetak pada tahun 2014, dan nanti akan dikirimkan kepada semua institusi terkait dengan Dewan Pendidikan. Selamat berjuang untuk pendidikan. Amin.

    Balas
  • Aslm. Semoga Bapak tetap dalam redoNya, tulisan bapak sebagai inspirasi saya, saya ingin tahu lebih banyak dan mendalam tentang sepak terjang dewan pendidikan dan komite sekolah, hal ini saya butuhkan selain saya sebagai pengurus Dewan Pendidikan Kota Padangsidimpuan Sumatera Utara, juga tugas sebagai pendidik, saya dan teman-teman ingin mewujudkan peran serta masyarakat sebagai mitra sekolah dalam memajukan pendidikan yang mampu membekali masyarakat kita yang arif dan terkendali dalam menghadapi permasalahan kehidupan.

    Balas
  • Mohon maaf sebelumnya tentang perubahan nama saya. Nama asli saya Suparlan. Tetapi ketika akan naik haji pada tahun ini, parpor yang saya miliki harus memuat tiga suku kata. Oleh karena nama saya menjadi Suparlan Abdulbasir Salim, karena Abdulbasir dalam satu kata dalam Bahasa Arab. Kemudian ditambal lagi nama kake saya Salim. Walhasil nama saya menjadi Suparlan Abdulbasir Salim.

    Saya sudah telanjur terjun dalam kegiatan menulis. Kebetulan anak sulung saya telah membuatkan website yang dapat diisi dengan tulisan-tulisan saya yang mudah-mudahan akan terus lahir sampai titik darah yang penghabisan. Karena itulah yang dapat saya lakukan sebagai upaya memberikan setitik ilmu dalam lautan ilmu yang maha luas ini. Selamat menjadi mahasiswa. Learn by hard. You will success alt last. Capailah IP yang setinggi mungkin, karena di masa mendatang syarat untuk apa pun akan ditanyakan IP-nya berapa. Coba perhatikan lamaran untuk menjadi PNS di berbagai kementerian pada tahun ini. Memang kita belajar bukan untuk memperoleh nilai, tapi yang penting adalah pengalaman dan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Selamat menjadi maba.

    Balas
  • MasyaAlloh…. Subhanalloh…..
    Bpk Suparlan Bashir, inspratif sekali ceritanya 🙂
    Barokalloh pak atas perjalanan hidupnya, semoga saya bisa menjadi lebih smangat menjalani masa2 kuliah ini, apalagi sebagai maba.
    Terimakasih pak, 🙂 sungguh tak ada yang kebetulan di dunia ini, bahkan ketika saya menemukan website ini. Semua tentu sudah direncanakan oleh Alloh SWT. 🙂

    Balas
  • Semoga sukses selalu ya bApak…

    Balas
  • Mantap…

    MasiH ingat saya bapak???

    Balas
  • Sigit Setyawadi
    Sabtu, 17 Agu 2013 09:15:52

    Ass wr wb. Perkenalkan pak, saya Sigit Setyawadi, putra almarhum pak Sumawad, pernah menjadi kepala sekolah SPG Negeri Pamekasan tahun 1980 an. Dulu sy seorang dokter kandungan, setelah 25 tahun menjadi dokter, 17 Agustus 2005 saya memutuskan berhenti praktek dan menekuni bidang finansial dan investasi. Itu setelah menyadari bahwa profesi dokter secara finansial tidak aman. Begitu juga profesi guru dan lain-lain. Tanpa kecerdasan finansial yang memadai, renumerasi guru dan yang lain justru akan membuat mereka lebih sengsara besoknya. Kebanyakan guru akan menjadi seperti dokter di Indonesia, tidak berani pensiun dan menikmati hari tua. Harusterus menerus bekerja karena tuntutan kebutuhan.
    Seandainya di sekolah kita diajari tentang kecerdasan finansial, pasti akan sangat bermanfaat. Khususnya untuk mencegah korupsi. Ada 5 hal yang perlu diketahui seseorang, yaitu :
    1. Apa itu ASET dan apa itu BEBAN. Masih banyak orang yang mengira rumah dan mobilnya itu aset. Mereka mengira kalau rumahnya semakin besar berarti dia semakin kaya. Padahal itu keliru.
    2. Apa definisi kaya dan miskin. Banyak yang salah mengira bahwa jika hidupnya semakin mewah, punya ini itu berarti semakin kaya. Yg sebenarnya justru semakin miskin.
    3. Bagaimana menggunakan uang, apa beda nasib peminjam (suka kredit), penabung dan investor.
    4. Apa beda penghasilan aktif dan pasif. Banyakorang yang berjuang mati-matian untuk memperbesar penghasilan aktif (gaji, honorarium dsb), padahal sebenarnya itu percuma.
    5. Bagaimana arus kas (cashflow) kita, apakah termasuk arus kas orang miskin, klas menengah atau orang kaya.
    Kalau dasar-dasar kecerdasan finansial itu diajarkan sejak SLTA atau di perguruan tinggi, maka bisa dipastikan kehidupan masyarakat akan membaik dan korupsi akan hilang dengan sendirinya.
    Wass wr wb.
    Sigit Setyawadi

    Balas
    • Ohh, alhamdulillah melalui dunia maya ini saya bisa berwawankata dengan putra Bapak Sumawad. Ya, saya menjadi guru SPGN Pamekasan ketika beliau menjadi Kepala Sekolahnya. Selain Bapak Sumawad, saya juga menjadi guru SPGN ketika Kepala Sekolahnya Bapak Sjafrawi. Saya ikut berdo’a mudah-mudahan amal ibadah Bapak Sumawad diterima Allah SWT.

      Baru saja kemarin saya sempat safari Ramadan ke Trenggalek, sowan Ibu saya dan keluarga besarnya, ke Mojokerto, nyekar ke Bapak Ibu mertua saya, ke Surabaya, dan kemudian ke Pamekasan. Ada kesan mendalam bagi diri saya karena saya diingatkan oleh kenyataan bahwa beberapa guru SPGN juga sudah pada telah memenuhi panggilan Illahi. Memang, yang paling dekat adalah kematian.

      Tentang kecerdasan finansial, itu betul-betul ilmu baru bagi saya. Yang saya pelajari dan kemudian saya tulis dalam buku yang telah diterbitkan adalah tentang Multiple Intelligence. Orang menyebutkan kecerdasan majemuk, yang menurut penggagasnya, Howard Gardner dan para pengikutnya, kecerdasan itu dapat dibedakan menjadi 8 tipe. Saya membuatnya akronim SLIM n BIL (spasial, languange, interpersonal, music, naturalis, bodily kinestetik, intrapersonal, dan logical mathematic). Dari ke delapan tipe tersebut, sama tidak saya jumpai kecerdasan finansial. Dalam wacana lain kecerdasan orang membedakan adanya kecerdasan intelektual (otak kiri), kecerdasan sosial dan emosional (lebih ke otak kanan), kecerdasan spiritual. Dari ini lehirlah ESQ dan sebagainya. Dari sini, kecerdasan finansial, kelihataannya lebih dekat ke kecerdasan sosial-emosional, barangkali, karena terkait dengan hukum-hukum yang terdapat dalam ilmu ekonomi dan pengurusan soal uang.

      Kalau Mas Sigit, begitu saja saya sebut agar lebih familier, bisa mengupas secara tuntas tentang kecerdasan finansial itu, saya berjanji dapat menerbitkannya menjadi buku. Sayang saya blank soal uang, karena latar belakang pendidikan saya di S2 University of Houston adalah tentang curriculum and instruction. Mungkin, soal editing saya bisa bantu. Saya suka bahasa. Saya senang menulis. Sekarang ini ngajar Writing I, II, III, dan Paper Writing di satu FKIP Universitas Tama Jagakarsa, Jakarta Selatan.

      OK, sampai ketemu lagi, mudah-mudahan tidak hanya di dunia maya, tetapi di dunia realitas secara face to face. Thanks a lot, Mas Sigit. Putranya berapa? saya sudah punya tiga cucu. Salam.

      Balas
  • Kapan ya? Bapak di Yogya di mana? Saya pernah di Yogya selama dua tahun di PPPG Matematika Yogyakarta. Sekarang P4TK Matematika Yogya. Salam kepada warga Yogya. Saya pernah kirim surat kepada Bapak Walikota Yogya agar tidak sampai menggusur Malioboro, karena menurut pendapat saya, Malioboro menjadi salah satu ciri Yogyakarta. Sama dengan Petaling Street di Kuala Lumpur. Saya masih menyimpan surat balasan ucapan terima kasih dari Bapak Walikota. Salam.

    Balas
  • Yth Pak Suparlan, tulisan dan perjalanan hidup Bapak sangat inspiratif. Bila Bapak kebetulan sedang di Yogya atau ada rencana ke Yogya, semoga ada kesempatan untuk bersua dan berbincang dengan Bapak serta meminta Bapak berbagi “ilmu” dan inspirasi pada kami2 yang lebih muda. /salam dan hormat/

    Balas
  • Seharusnya demikian. Bukankah belajar itu berlangsung seumur hidup? Life long education. Hidup harus belajar. Berhenti belajar artinya berhenti hidup. Salam kenal kepada Anda dan pembaca laman ini. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan.

    Balas
  • saya sebagai generasi muda, harus banyak belajar dari guru-guru/orangtua-orang tua yang telah banyak mendapatkan pengalaman hidup.

    Balas
  • Assalamu’alaikum…..bpak,sya lagi mncari buku yang judulnya guru sebagai profesi,,yg pnerbit’ya bapak suparlan sendiri,,udah mncari kemana-mana tapi gak menemukan,,,kira-kira masih terbit tidak tentang judul buku tersebut..trimakasihhhh
    Wassalamu’alaikum,,,,,,

    Balas
  • Itulah yang saya harapkan. Terima kasih. Saya juga sudah membukan laman Anda. Salam kenal kembali. Memang, banyak mahasiswa yang telah membuka laman saya. Misalnya ada mahasiswa dari satu universitas di Lampung yang kemudian dilanjutkan komunikasi via darat, lalu saling pinjam referensi, diskusi, dan akhirnya lulus ujian skripsi dengan nilai A. Sangattttttttttt bangga ketika via sms mahasiswa ini kirim berita ttg keberhasilannya. Alhamdulillah, mudah-mudahan dapat menjadi amal di hari kemudian. Amin.

    Balas
  • Dengan adanya website personal seperti bapak akan memberikan dampak positif terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia. saya sangat menyukai website bapak. Kehadiran website suparlan.com adalah salah satu media interaksi dunia maya. Akan diakses oleh jutaan mahasiswa diseluruh Indonesia bagi mereka siapa saja yang membutuhkan ide-ide yang cemerlang. selamat berkarya Pak Suparlan. Salam kenal pak. saya juga turut andil dalam membagikan ide-ide, info beasiswa bagi mereka yg kurang mampu melalui http://www.mursalin.com.
    salam

    Balas
  • Alhamdulillah, alhamdulillah. Itulah memang yang sangat saya dambakan, yakni dampak berantai dari ilmu yang mudah-mudahan bermanfaat bagi umat. Bukankah salah satu dari tiga amal yang akan mengikuti kita untuk menghadap-Nya adalah ilmu yang bermanfaat? Selain amal jariah dan anak yang sholeh/sholehah. Amin, yarobbal alami. Sama dengan Ibu, saya pun terpaku ketika membaca komentar Ibu. Do the best! Insyaallah. Amin.

    Balas
  • assamu’alikum bpk suparlan yg dimulikan Allah SWT,
    pertama saya temukan website ini pada saat mencari informasi tenatang sekolah indonesia di kuala lumpur, saya sangat terkagum2 membaca profile, artikel dan berbagai informasi yang bpk tuangkan disini, syukur alhamdulillah berjumpa dg bpk disini yg dengan ikhlas hati membuka dan membagi ilmu yang sangat bermanfaat dan membangkitkan motivasi dan inspirasi untuk menjadi makhluk Allah yg bermanfaat bagi yang lainnya. tertegun saya dan terpaku di website bpk ini sebelum saya melanjutkan cari info ttg SIKL..karena disitupun saya membaca jawaban dari bpk akan pertanyaan salah seorang pengagum bpk yg mempunyai keinginan yang sama dengan saya……terus berkarya pak…sukses selalu..terimaksih atas semua yang telah bpk tuangkan di website ini…semoga keberkahan dan kemuliaan terlimpah kepada bpk dan keluarga..amin yra.

    Balas
  • asslam. bapak, saya mahasiswa PKn/UPI. saya merasa terinspirasi dan semangat setelah membaca profil dan artikel2 bapa. dan kebetulan jga saya sedang menyusun skripsi mengenai pendidikan multikultural. saya mendapat masukan dari tulisan bapak. terimakasih. dan semoga bapak diberikan kesehatan dan rahmat dari allah. amiin.
    wasslam

    Balas
    • Terima kasih atas respon Saudara. Sy punya dua sobat yg amat erat Prof. Dr. Dasim Budimansyah dan Dr. Denny Meirawan. Salam kepada beliau. Berkenaan dengan Pendidikan Multikulural, saya baru saja menyelesaikan naskahnya, dan mudah-mudahan dapat segera terbit dalam waktu yang tidak lama. Salam.

      Balas
      • Sjamsurijanto Martowidjojo
        Selasa, 6 Agu 2013 12:17:11

        Assalamualaikum ww. Alhamdulillah saya bisa baca artikle ttg profile bapak Suparlan yang tadnya saya searching awal muasal kalimat Minal. Aidin walfaizin, menemukan blok Suparlan.com Saya sangat bangga dan terharu membaca artikel tersebut sampai berderai air mata selama membacanya. Karena cah nDeso bisa mencapai prestasi gemilang untuk negeri tercinta ini Saya seumur dengan bapak 15 hari lebih tua sama Cah nDeso dari Magetan, namun mengabdi lewat sebuah BUMN dan sudah jadi MC sejak akhir 2010 Selamat berjuang untuk memperbaiki konsep dan mtu pendidikan di negeri tercinta ini semoga Allah SWT selalu memberkahi kita semua Amin Amin ya Rob alamin

        Balas
        • Maaf Pak Sjamsurijanto, saya lambat membuat komentar balasan untuk Bapak. Sama-sama cah ndeso, Trenggalek dan Magetan. Matur nuwun. Saya juga bangga dengan bapak, yang sudah menjadi MC di sebuah BUMN. Anak sulung saya juga masuk di BSM (Bank Syariah Mandiri), tapi masih menjadi tenaga out sourcing. Mudah-mudahan dapat mengikuti jejak bapak. Kalau saya ingin terus mengembangkan potensi saya untuk menulis sepanjang hayat. Sekali lagi makasih. Salam.

          Balas
  • Buku itu sedang dalam proses penerbitan di Yogyakarta. Mohon maaf. Mudah-mudahan buku itu segera terbit. Salam.

    Balas
  • Sy sgat menikmati skli baca artikel2 bp.

    Balas
    • Alhamdulillah Pak Suryana. Sekali lagi mudah-mudahan tulisan tersebut dapat menjadi ilmu yang bermanfaat. Itulah sebabnya, saat ini saya sedang menyiapkan penerbitan kumpulan tulisan tersebut, yang rencananya akan saya beri judul “Menulis Sepanjang Hayat”. Mohon dapat memberikan komentar dan saran terhadap artikel-artikel tersebut. Terima kasih sebelumnya. Salam.

      Balas
  • pak saya mau memesan buku budaya sekolah masih ada ga ?
    bagaimana cara pemesanannya ?

    Balas
  • Assalamualaikum Bapak, kebetulan saya sedang membaca buku Bapak yang berjudul PAKEM, terimakasih banyak Pak, buku tersebut bagaikan seteguk air di kala dahaga, Semoga saya bersama rekan guru lainnya di SMPN2 Kec.Suliki kedepannya dapat memperbaiki proses pembelajaran ….Wassalam

    Balas
    • Alhamdulillah Ibu, mudah-mudahan ilmu dalam buku itu dapat menjadi amal yang bermanfaat. Bukankah ada tiga hal yang akan menjadi milik kita di hari kemudian? Pertama, amal jariyah, kedua ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh/sholehah. Amin. Baru saja kemarin tanggal 25 Februari 2013 seorang mahasiswa STKIP Lampung yang sedang menyusun skripsi telah berkomunikasi lebih lanjut tentang isi buku itu ke Gedung E Lantai 5 Bagren, Ditjen Pendidikan Dasar. Sekali lagi. Amin. Salam kepada kawan-kawan.

      Balas
  • Abd.Basid Muslim
    Senin, 4 Feb 2013 10:21:33

    Assalamualaikum Bapak, alhamdulillah sya bsa ketemu dn bersua meski hax melalui dunia maya. Bapak saya adalah murid SPGN Pamekasan angkatan terakhir (sya lulus tahun 1991).

    Balas
    • Waalaikum salam, Pak Abd. Basid Muslim. Alhamdulillah, saya sangat bangga dapat bersua dengan lulusan SPG Negeri Pamekasan, satu lembaga pendidikan sekolah yang telah ikut membesarkan saya. Saya mengajar di SPGN Pamekasan sejak tahun 1974 sampai dengan 1989. Jadi selama 15 tahun. Pada tahun 1990, Bapak Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Bapak Drs. Sjafioedin DA, telah memanggil saya untuk dimintai pertimbangan dapat dipindahkan ke Ditjen Mandikdasmen, Jakarta. Sungguh Bapak Drs. Sjafioedin DA yang telah membimbing saya. Salam kepada semua lulusan SPGN Pamekasan. Selamat berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Amin.

      Balas
  • Ass. Pak Parlan

    Pengalaman hidup yang cukup lengkap….seperti orang memanjat pohon…dari bawah naik…naik.. dan naik pada suatu saat akan turun lagi…nah dalam naik dan turun inilah yang perlu diisi dengan doa agar dalam menapaki pohon kehidupan ini memperoleh keselamatan. Artinya dalam hidup ini kita senantiasa bersandar kepada Yang Maha Kuasa….all the best..sukses selalu. Sedikit tidak cerita pak sebagai National Trainer…..

    Balas
    • Benar Pak. Pada akhir tulisan, saya selalu berdo’a mudah-mudahan tulisan yang telah saya hasilkan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat untuk hari kemudian. Ada tiga hal yang nanti akan menemani kita di hari kemudian, yakni 1) amal jariah, 2) anak yang sholeh, dan 3) ilmu yang bermanfaat.

      Ya, cerita itu perlu dilengkapi nanti. Boleh jadi lain kali akan menjadi a small biography. Terima kasih, dan sukses selalu. Amin. Bagaimana kalau kita nulis bersama tentang pendidikan? Saat ini saya sedang menyelesaikan naskah buku berjudul Membangun Budaya Sekolah, yang saya tulis dengan cara kroyokan dengan para kontributor.

      Salam,

      Balas
  • Oh, terima kasih. Biasa-biasa saja. Saya anak orang desa. Alhamdulillah dapat ikut juga membangun negeri ini lewat pendidikan, karena itulah yang dapat saya lakukan. BTW, semalam saya nonton film Habibie-Ainun. Betul-betul air mata ini terkuras karenanya. Negeri ini memerlukan Habibie-Habibie muda untuk membangun Indonesia sebagai bangsa yang besar, maju, dan sejahtera. Rumahnya di mana? Di sekitar Jakarta-kah? Siapa tahu kapan-kapan ada tugas ke daerah Bapak.

    Balas
  • Sungguh luar biasa perjalanan hidup bapak. Ini pula yg menjadikan sebuah sumber inspirasi saya sebagai genesari muda, yang ikut juga membangun negeri ini lewat pendidikan. Hmn kiranya bisa berjumpa dengan bapak. Terima Kasih

    Balas
  • mantap bapak,,,sukses terus,,,,

    Balas
  • Drs.Maryanto,M.Pd.
    Jumat, 14 Des 2012 03:19:12

    Terima kasih atas apresiasinya terhadap penggunaan bantuan dari Setjen Kemendikbud untuk sekolah kami, harapan kami apa yang saya perbuat menjadikan perubahan bagi SMPN 1 Tempurejo dan pendidikan umumnya.
    Inovasi Bapak menjadikan kami alumni SPG 1 Surabaya bangga dan menjadikan inspirasi bahwa saya juga bisa,,, untuk berfikir, berencana, berbuat,,,,,, untuk perubahan pendidikan, salam dari Keluarga Besar SMPN 1 Tempurejo Kab.Jember.

    Balas
    • Terima kasih dan salam kembali kepada Keluarga Besar SMPN 1 Tempurejo Kab. Jember. Catatan hasil peninjauan ke SDN 1 Puger Wetan dan SMPN 1 Tempurejo sudah saya masukkan ke website. Bapak tinggal membukanya. Kalau ada komentar atau perbaikan, silahkan tulis saja dalam komentar ini. Ketika Bapak memberikan informasi bahwa 90% siswa SMPN 1 Tempurejo adalah anak pegawai dan pekerja PTP Karet, saya jadi ingat bahwa anak kelas 5 SD di Brazil telah diberikan pelajaran memetik kopi, dengan harapan kelak setelah dewasa, sebagian dari mereka akan menjadi pemetik kopi yang handal di negeri itu. Kita tahu bahwa Brazil adalah negara penghasil kopi terbesar di dunia. Nah, bagaimana kalau siswa SMPN 1 Tempurejo juga diberikan mulok menyadap lateks? Ini bukan gurau Pak. Ini sungguhan. Keterampilan ini akan membuat anak-anak kita asik. Apalagi kalau mereka akan memperoleh sedikit upah ketika mereka telah menghasilkan latek dalam jumlah tertentu.

      Balas
  • Perjalanan hidup yang penuh dengan romantisme berlatar rakyat kebanyakan, yang karena niat tekad dan ridho Allah SWT mampu meraih sukses hingga di luar jangkauan nalar masyarakat desa. Bayangkan, Tawing Kecamatan Munjungan, jauh dari hiruk pikuk dan keglamouran kota, bahkan cenderung dipencilkan akibat transportasi yang sulit, telah melahirkan banyak generasi potensial dan berkualitas, salah seorang di antaranya adalah Bapak. Alhamdulillah, mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi generasi muda Trenggalek. Aamin ya Mujibasshailin.

    Balas
    • Alhamdulillah. Allah SWT telah senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada saya dan keluarga saya sehingga sebagai “wong ndesa” dan “wong gunung” dapat sampai ke “kampungnya” Paman Sam selama dua tahun. Hanya karena usaha dan ketekunan serta perkenan Allah SWT semua itu dapat terjadi. Alhamdulillah, dan alhamdulillah.

      Minggu depan insyaallah saya akan ke Jember untuk kegiatan monev di SD dan SMP dui daerah nelayan terpencil. Mudah-mudahan bisa bertemu kawan-kawan yang sudah sangat lama tidak bersua, misalnya Pak Tawil yang sekarang menjadi dosen di Jember.

      Bagaimana kalau Anda bisa menulis “Wong Ndesa” atau “Wong Gunung” seperti buku “Anak Singkong” itu. Yaaa, kita tidak harus menjadi orang terkaya kelima di Indonesia untuk dapat menulis catatan perjalanan kehidupan seorang rakyat kebanyakan. Kembali, semuanya tergantung kita dan hidayah Allah SWT semata. Allah telah memberikan hidayah kepada Syarifuddin Khalifah yang hafal Al Quran pada usia 1,5 tahun bukan?

      Sekali lagi makasih banyak atas komentarnya. Salam kepada kawan-kawan.

      Balas
  • sya menjadikan bapak inspirasi saya karena bapak dan saya mempnyai latar belakang yang sama yaitu orang desa yang hanya punya niat baik untuk mengentaskan generasi penerus dari kebodohan

    Balas
    • Salam, Pak Drs. H. Supalan M.Ed, luar biasa peengalaman dan kesedrahanaanya, saat kuliah tidur di Hotel Islam Alias masjid, semoga dimasa pensiun penuh keberkahan pak haji … subhanallah
      was supandi

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.