ArtikelPendidikan

Pelatihan Perencanaan Strategis Bagi Kepala Sekolah di Kabupaten Siak, Provinsi Riau

353 views
1 Komentar

Oleh Suparlan *)

A good plan is like a road map: it shows the final destination and usually the best way to get there
(H. Stanely Judd)

A man who does not plan long ahead will find trouble at his door
(Confucius, Chinese philosopher and religious leader, 551-479 BC)

By failing to prepare, you are preparing to fail
(Benjamin Franklin, 1706-1790, American statesman, scientist and philosopher)

Good plans shape good decisions. That’s why good planning helps to make elusive dreams come true
(Lester Robert Bittel, b. 1918, writer)

Pada tanggal 11 – 15 Juli 2010, Dinas Pendidikan Kabupaten Siak mengadakan pelatihan perencanaan strategis bagi kepala sekolah-kepala sekolah SMP, SMA, dan SMK Negeri di Kabupaten Siak. Pelatihan ini merupakan kegiatan pertama yang pernah diadakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Siak, satu kabupaten pemekaran yang baru berumur 10 tahun ini. Sungguh kegiatan pelatihan ini dapat dikatakan sebagai kegiatan yang memang sangat dibutuhkan oleh para kepala sekolah. Gagasan ini menjadi wujud nyata pengejawantahan otonomi daerah yang telah diberikan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota. Dengan otonomi ini, pemerintah daerah tidak boleh hanya menunggu perintah dan petunjuk dari pemerintah pusat untuk melakukan capacity building bagi para pejabat pemerintahan di daerah kabupaten/kota, termasuk bagi kepala sekolah-kepala sekolah yang menjadi ujung tombak penyelenggaraan urusan pendidikan di daerah.

Pantun Perencanaan

Pelatihan perencanaan stategis bagi kepala sekolah SMP, SMA, dan SMK dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Siak. Dalam acara pembukaan ini, dilantunkan satu pantun tentang pentingnya rencana. Sebagaimana kita ketahui bersama, Kabupaten Siak dikenal sebagai kawasan orang Melayu yang kental dengan budaya pantun. Oleh karena itu, pada saat pembukan dilantunkanlah pantun sebagai berikut. ”Siak Kota Istana, Orang Bijak membuat rencana”. Di samping itu, acara pelatihan ini juga dibuka dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dan menutupnya dengan menyanyikan Lagu Wajib Padamu Negeri. Sayangnya, kebiasaan baik ini telah banyak ditinggalkan oleh banyak instansi pemerintah dan swasta.

Nara Sumber dan Materi Pelatihan

Untuk mempersiapkan kegiatan pelatihan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Siak adalah mengutus salah seorang pejabatnya untuk menjalin kerja sama dengan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) dan Ditrektorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK). Hasil kerja sama tersebut, kedua direktorat jenderal tersebut memberikan kesanggupan untuk dapat mengirimkan narasumber yang akan memberikan materi pelatihan. Singkat kata, Dinas Pendidikan Kabupaten Siak telah memperoleh 4 (empat) narasumber dari kedua direktorat jenderal ini, yaitu (1) Drs. Imam Subandi, M. Pd, Kasubdit di Direktorat Tenaga Kependidikan, (2) Prof. Dr. Slamet, konsultan di Ditjen PMPTK, (2) Prof. Slamet PH, MA, M.Ed, MS, MLHR, Ph.D, (3) Prof. Dr. Husaini Usman, M. Pd, MT, keduanya konsultan senior di Kementerian Pendidikan Nasional, dan (4) Drs. Suparlan, M. Ed, konsultan individu di Ditjen Mandikdasmen, yang mewakil Ir. Nono Adya, M. Arch. T, kepala Bagian Perencanaan Setditjen Mandikdasmen, yang terpaksa tidak dapat hadir dalam acara ini karena kesibukan pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan.

Keempat narasumber ini telah memperoleh materi pelatihan sebagai berikut: (1) Drs. Imam Subandi, M. Pd, menyampaikan materi tentang Penguatan Kompetensi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, (2) Prof. Slamet PH, MA, M.Ed, MA, MLHR, Ph.D menyampaikan materi tentang Manajemen Perubahan, Kewirausahaan, dan Kepemimpinan Instruksional, (3) Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd, MT, menyampaikan materi tentang Manajemen Berbasis Sekolah, dan (4) Drs. Suparlan, M. Ed menyampaikan materi tentang Perencanaan Strategis untuk Sekolah, Penyusunan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah, serta Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja Tahunan Sekolah (Renja).

Sungguh kegiatan pelatihan ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para kepala sekolah, bukan hanya karena kegiatan pelatihan ini merupakan kegiatan yang pertama yang diadakan pernah diadakan di kabupaten ini, melainkan karena materi pelatihan yang diberikan memang merupakan materi yang sangat diperlukan untuk dapat melaksanakan fungsinya sebagai kepala sekolah. Betapa tidak! Sebagai contoh, para kepala sekolah di Kabupaten Siak telah memperoleh materi tentang 5 (lima) kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah, yakni (1) kompetens kepribadian, (2) kompetensi sosial, (3) kompetensi manajerial, (4) kompetensi supervisi, dan (3) kompetensi kewirausahaan. Lebih dari itu, para kepala sekolah juga telah dipompa motivasinya oleh Prof. Slamet dengan materi Manajemen Perubahan, yang telah disampaikan dengan penuh humor yang mendidik dan menyegarkan. Para kepala sekolah juga memperoleh materi tentang hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan dengan manajemen berbasis sekolah. Selain itu, para kepala sekolah juga memperoleh keterampilan teknis untuk menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja Tahunan Sekolah (Renja).

Materi Ikutan

Sudah barang tentu, selain materi pokok pelatihan yang diberikan, banyak materi ikutan lain yang mendapatkan penekanan diberikan kepada para peserta pelatihan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, kelas merupakan jantung kegiatan pembelajaran.  Semua nara sumber juga menegaskan bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan semua pihak harus menyadari bahwa proses pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas merupakan jantung kegiatan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu maka penggunaan strategi pembelajaran PAKEM, sebagai contoh, menjadi harus memperoleh perhatian, bukan hanya oleh para pendidik, tetapi harus dilakukan supervisi oleh kepala sekolahnya. Bahkan, pemajangan hasil karya siswa di dalam kelas harus dilakukan oleh para guru untuk memberikan penghargaan bagi kreativitas peserta didik. Diberikan contoh, para guru di Malaysia telah membentangkan tali rafia dari ujung ke ujung ruang kelas dan menggunakan jepitan untuk memajangkan hasil karya siswanya. Memang akan jauh lebih baik jika di setiap kelas disediakan papan pengumuman untuk memajangkan hasil karya siswa tersebut. Selain itu, penerapan proses pembelajaran yang ”ramah anak”, penerapan pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan, dan menghilangkan kebiasaan melakukan kekerasan kepada siswa, baik secara fisik maupun nonfisik, harus mendapatkan perhatian bagi para kepala sekolah. Ruang kelas adalah ruang aktivitas demokratis bagi peserta didik, dan sama sekali bukan ”penjara” bagi siswa.

Kedua, dari paradigma statusquo menjadi paradigma perubahan. Paradigma statusquo, atau paradigma berjalan di tempat, atau paradigm enggan berubah, merupakan musuh utama upaya peningkatan mutu pendidikan. Untuk menghilangkan paradigma statusquo ini, maka diberikanlah materi tentang manajemen perubahan, yang memberikan motivasi bahwa ”siapa yang tidak mau berubah sesungguhnya adalah mahluk yang mati”. Ciri perubahan hanya ada pada mahluk hidup. Bahkan agama mengajarkan bahwa kondisi hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, dan kondisi yang akan datang juga harus lebih baik dari kondisi hari ini. Itulah sebabnya, perubahan merupakan satu keniscayaan bagi siapa saja yang ingin maju, ingin meningkat mutunya. Demikian juga dengan satuan pendidikan yang dikenal dengan sekolah. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, tidak ada cara lain yang harus dilakukan, kecuali melakukan perubahan-perubahan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, melakukan inovasi untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Ketiga, perubahan itu harus diwadahi dalam proses yang disebut penyusunan rencana strategis (renstra). Perubahan-perubahan yang akan dilakukan harus diwadahi secara sistemik melalui proses yang disebut dengan perencanaan strategis. Who don’t make a plan, make a fail. Siapa yang tidak membuat rencana, membuat kegagalan. Ini harus menjadi keyakinan dan kesadaran bagi semua kepala sekolah. Upaya kreatif dan inovatif yang akan dilakukan oleh satuan pendidikan sekolah harus dirumuskan bersama oleh semua unsur pemangku kepentingan di sekolah. Untuk ini, sekolah harus menyusun rencana strategis (renstra) sekolah yang dikenal dengan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan RPS itu harus dijabarkan melalui tahapan perencanaan yang disebut dengan Rencana Kerja Tahunan (Renja).

CPD (Continuing Professional Development)

Usai pelatihan, ketika acara bincang-bincang selepas makan, beberapa peserta pelatihan berusaha untuk menyampaikan harapannya kepada narasumber. Beberapa di antaranya ada yang menyatakan keinginannya agar pelatihan seperti ini dapat dilakukan secara berlanjut setiap tahun. Nah, ada kecocokan antara keinginan para peserta pelatihan dengan konsep pengembangan kompetensi kepala sekolah. Sama dengan para dokter, jika ada penemuan baru tentang obat, atau tentang teknik pengobatan untuk penyakit tertentu, sudah pasti akan memperoleh pelatihan tentang hal-hal yang baru itu. Demikianlah seharusnya dengan pendidik dan tenaga kependidikan — sebagai sesama tenaga profesi —. Nah, inilah yang dikenal dengan upaya peningkatan kompetensi para kepala sekolah secara berkelanjutan, yang dikenal dengan istilah CPD (continuing professional development) atau yang dikenal dengan pengembangan profesional berkelanjutan.

Akhir Kata

Pelatihan seperti yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Siak ini sebenarnya memang merupakan kebutuhan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan. Para kepala sekolah peserta pelatihan seperti merasakan kehausan untuk memperoleh pelbagai materi pelatihan yang mereka butuhkan untuk menjadi bekal wawasan, pengetahuan, dan keterampilan untuk dapat melaksanakan fungsi dengan baik sebagai kepala sekolah. Mudah-mudahan kegiatan pelatihan yang jauh-jauh telah menghadirkan empat narasumber dari Jakarta ini dapat memotivasi para kepala sekolah untuk mampu meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya. Amin.

*) Website: www.suparlan.com; E-mail: me [at] suparlan [dot] com.

Siak, 15 Juli 2010.

Related Articles

Tak ditemukan hasil apapun.

1 Komentar. Leave new

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Popular Posts

Other Posts

Buku, Pendidikan

Alkisah

Buku? Adik ipar saya, Bayu Indrajati, menertawai saya karena punya banyak buku yang saya simpan rapi di rak…