Selamat Hari Ibu; Semoga Para Ibu Menjadi Ibu Bangsa yang Dapat Mendidik Anak-anak Bangsa Menjadi Generasi Bangsa yang Cerdas, Sebagaimana yang Diamanatkan Dalam Pembukaan UUD 1945
(Suparlan)
***
Tanggal kelahiran saya dan istri saya alhamdulillah memang bertepatan dengan peringatan hari besar nasional. Tanggal kelahiran saya adalah 20 Mei, sebagai ari Kebangkitan Nasional, dan tanggal kelahiran istri saya adalah 22 Desember, sebagai hari Ibu. Oleh karena itu, dalam peringatan kedua hari besar nasional tersebut, keluarga besar saya akan memperingati hari besar nasional sekaligus memperingati hari ulang tahun saya dan istri saya.
Dengan demikian, hari Sabtu, tanggal 22 Desember 2013 ini merupakan hari yang sangat mengesankan bagi diri, istri, dan keluarga besar saya, karena selain memperingati Hari Ibu bersamaan dengan seluruh warga negara juga memperingati Hari Ulang Tahun istri saya. Alhamdulillah.
Berkenaan dengan tanggal dan bulan kelahiran istri saya, yang tidak lain juga sebagai Hari Ibu itu, secara kebetulan nomor mobil Avanza yang saya beli delapan tahun lalu, ternyata juga sama dengan tanggal dan bulan kelahiran istri saya, yakni B 2212 UW. Sungguh hanya satu kebetulan saja, karena saya sama sekali tidak pernah memesan nomor itu kepada polisi. Bahkan, saya baru mengetahui jika nomor mobil itu sama dengan nomor tanggal dan bulan kelahiran istri saya setelah mobil itu saya gunakan beberapa kali.
Dering Telepon dan HP Ucapan Hari Ulang Tahun
Hari Ibu memang merupakan hari yang penting bagi segenap bangsa, khususnya bagi para ibu, karena keberadaannya sebagai ibu bangsa yang diharapkan dapat mendidik anak-anak bangsa, menjadi generasi muda bangsa yang cerdas, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945, yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh karena itu, maka anak perempuan dan menantu perempuan saya, dan sudah barang tentu para ibu guru teman profesi istri saya yang juga menjadi guru, sudah barang tentu akan mengingat Hari Ibu dan sekaligus hari ulang tahun istri saya.
Itulah sebabnya, sejak pagi hari pada Hari Sabtu, telepon dan HP tidak berhenti berdering dengan SMS yang mengucapkan Selamat Hari Ibu kepada istri saya dan tentu saja dengan mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun istri saya. Dering telepon pertama adalah dari menantu perempuan, dengan anak kecilnya yang mulai cerewet belajar berbicara. Secara kebetulan, tanggal dan bulan kelahirannya sang cucu ini sama dengan tanggal dan bulan kelahiran maminya, yakni 17 Desember 2012.
Acara berikutnya kelihatannya telah diatur oleh anak perempuan dan anak bungsu saya sejak semalam. Saya tidak mengetahuinya karena sejak sore saya telah terlelap tidur masih awal karena badan begitu lelah lantaran perjalanan jauh ke Jember Jawa Timur dan kemudian ke Medan Sumatera Utara. Jumat sore, anak lelaki saya yang bungsu ternyata telah “joint”membelikan roti ulang tahun. Nah, pada Hari Sabtu, sehabis shalat subuh di masjid, yang kebetulan cucu juga sudah bangun pagi, mereka turun ke lantai bawah. Sekejap menyiapkan ini itu, dan tidak seberapa lama dinyalakanlah lilin di dalam dos kotak roti ulang tahun itu, kemudian dari bawah dibawa ke lantai atas dengan mengucapkan “happy birthday to you” “selamat, selamat ulang tahun Ibu” bersama-sama oleh anak dan cucu saya. Dos kotak roti pun diterima istri saya, dan dalam acara singkat itu pun dilalui dengan peluk cium antara istri saya dengan anak dan cucu-cucu saya. Acara sederhana itu telah membuat mata ini berkaca-kaca. Insyaallah. Mudah-mudahan keluarga besar ini benar-benar menjadi keluarga yang sakinah, wawadah, warahmah.
Acara sederhana seperti itu pun insyaallah akan terjadi di sekolah tempat istri saya mengajar. Para guru, teman-teman istri saya yang sangat baik-baik itu akan mengucapkan hal yang sama, yakni Selamat Hari Ibu, sekaligus Selamat Ulang Tahun kepada istri saya. Amin, Amin, Amin, ya robbal alamin.
Refleksi
Itulah sepenggal cerita kehidupan keluarga saya pada acara peringatan Hari Ibu dan sekaligus Hari Ulang Tahun istri tercinta. Mudah-mudahan kisah ini tidak hanya berhenti di sini. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Lebih dari itu, mudah-mudahan episod cerita sederhana kehidupan ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi anak-anak dan cucu-cucu dalam mengarungi kehidupan di dunia dan menjadi bekal hidup kelak. Kita ingat bahwa ada tiga hal yang nanti akan kita bawa dalam kehidupan kelak, yakni amal jariyah, anak-anak yang saleh, dan ilmu yang bermanfaat. Insyaallah. Amin.
Depok, 22 Desember 2012.